Sebuah perkataan yang sudah terucap kadang mampu membebani terlebih dengan
kata-kata 'Janji'-Teresia Rikanta
•••
Bangunnn!!!" teriak Dea pada Tere yang masih tidur
Tere menepis tangan Dea yang memukul pipinya "Apaan sih lo?! Sans aja kali" ucapnya dengan mengucek-ngucek matanya
"Yaelah, lo bego atau gimana sih?! Liat tuh jam, udah jam berapa mba?"
Mata Tere menyipit melihat jam dindingnya "Jam 6 pagi" ucapnya santai "Ya trus gue harus ngapain?" lanjutnya
"Bego anjirr, SE-KO-LAH TE-RE-KU SA-YANG"
Mata Tere terbelalak mendengar hal itu, Ia langsung beranjak dari tempat tidurnya "Bego banget gue" kutuknya pada dirinya sendiri
Dea yang telah siap untuk sekolah, memakai tas ranselnya dan pergi dari kerusuhan Tere "Re, gue dibawah ya, gue tunggu 10 menit kalo mau bareng sama gue. Kalo gaada dalam 10 menit, gue cabut duluan"
"Iya, iya" jawab Tere yang tengah menggosok gigi
Tere langsung memakai seragamnya, Ia berfikir tak ada waktu lagi untuk mandi sehingga Ia hanya menggosok gigi dan mencuci muka, tak lupa Ia membawa tas yang telah terisi buku pelajaran dan handphone bersama earphone yang selalu Ia bawa.
Dalam waktu 7 menit Tere telah selesai melakukan semua tugasnya, Ia langsung pergi ke bawah untuk menemui Dea
"De ayo pergi" Tere langsung membuka pintu rumah dan pergi berangkat ke sekolah
Kebetulan saat itu orangtua Tere tengah pergi ke luar kota menghadiri acara keluarga sehingga diminta bantuan oleh kedua orangtua Tere untuk menemani di rumah"Lo mandi gak Re? Cepet banget" teriak Dea yang masih di dalam rumah
"Enggak, ayo cepet. Kalo dalam 10 detik gak keluar rumah, gue tinggalin lo" teriak Tere yang langsung menyembur keluar
"Anjir, dia ngebalikin kata-kata gue. Najisss lo Re. Lo tuh cewek, harus bersih, wangi Tere" ucap Dea
"Iya bawel"
"Tere, tere" ucap Dea pasrah
Mereka berdua pun pergi menuju sekolah, karena sekolah mereka tak terlalu jauh dari rumah Tere, akhirnya Dea dan Tere pun memutuskan untuk jalan kaki.
Selama perjalanan mereka saling bertukar cerita hingga sampai di kelas mereka, lebih tepatnya hal seputar cowok karena Dea sangat sangat menganggumi banyak sekali laki-laki dan Tere menjadi salah satu dan bahkan satu-satunya yang mau mendengarkan curhatan Dea
"Gatau kenapa, gue tiba-tiba suka sama Wira, dia ganteng banget anjirrr. Cool lagi bikin hati gue meleleh" ucap Dea dengan tatapan masih kedepan
Dahi Tere mengeryit "Apa lo bilang? Meleleh tapi Cool? Cool kan dingin ya, berarti membekukan hati lo lah"
"Ish lo mah gak bisa diajak ngobrol, iyuh"
Tere tertawa "Bercanda. Lagian si Wira itu bad boy, lo mau sama bad boy gitu?"
"Ya gue maulah, nanti gue yang ubah kelakuannya kok, tenang aja"
"Bego ya lo Dea suka sama bad boy gitu"
"Terserah gue" ucap Dea tenang
"Btw Re, lo tuh harus punyalah kecengan kaya gue. Ya lo tuh udah SMA, perbaiki diri lo gitu jadi tambah kaya cewe" lanjut Dea
Tere melirik Dea "Ada waktunya gue berubah Deaku" Ia tertawa
"Gila ni anak tiba-tiba ketawa padahal gaada yang lucu" tunjuknya pada Tere
"Denger ya Dea, gue tuh punya kecengan sayangnya kecengan gue nya yang gatau kemana"
Dea langsung menjitak kepala Tere "Itumah sama aja lo gak punya kecengan bego"
Tere memegang kepalanya "Sakit anjis, lagian kalo kecengan doang buat apa coba, kecuali ada cowok yang langsung ngajak pacaran, ya gue-"
"Gue apa? Gue terima? Atau Gue nolak?"
"Ya salah ngomong gue" batin Tere
"Gue terima lah, gue janji" ucap Tere dengan hati dan pikiran yang tidak searah
Telunjuk Dea terangkat dan mengenai hidung Tere "Lo udah janji, awas aje lo sampe bohong, Tuhan yang jadi saksinya"
"Iye, iye ah ribet amat"
Sebenernya Tere merasa takut, bukan takut karena tantangan tersebut tapi Ia takut pacaran karena Ia telah berjanji selama SMA ini Ia takkan pacaran karena Ia harus fokus pada impiannya untuk masuk salah satu universitas negeri yang ternama di Kota Bandung
Tak tahu kenapa, kata-kata itu tiba-tiba keluar tanpa Ia pikirkan. Bahkan saat selesai mengucapkan janjinya dan kata-katanya, Ia merasakan hal buruk yang akan menimpa dia
Apa yang harus gue lakukan? Kata-kata itu selalu terngiang pada pikiran Tere, terlebih Tere merupakan sosok yang selalu akan menepati janjinya
-MeVsProm-
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Prom
أدب المراهقينKetika perempuan SMA yang tomboy bertemu dengan laki-laki famous yang menjadi dambaan siswi-siswi di sekolah dan ketika perempuan itu dihadapi dengan sebuah acara PROM yang mengharuskannya untuk berubah 360 derajat. Apakah Ia mau melakukannya? Atau...