Me Vs Prom (29)

879 43 0
                                    

Kejar selagi masih banyak harapan,
Datangi selama masih ada,
dan
Cintai karna hanya dia yang bisa berlabuh dihati lo.

-Wira Ananda

•••

FLASHBACK

Petra berjalan disepanjang koridor dengan temang-teman segengnya, sungguh setelah kejadian yang menimpanya dengan Tere, Ia sangat tidak mood untuk melakukan hal lain bahkan bersekolah

Matanya melihat tajam ke arah kanan kirinya dengan kedua tangan yang dimasukkan ke kantong celananya dan berjalan dengan tegap dengan muka datar sedatar-datarnya. Bahkan siswi-siswi yang ada di lapang langsung melihat Petra dengan senyum-senyum ke arah Petra, Ia tak mengerti apakah begitu mempesona dirinya? Pikirnya

Tak memedulikan siswi-siswi tersebut Petra kembali berjalan dengan melihat ke arah depan. Sahabat-sahabatnya mencoba bertingkah konyol di hadapan Petra namun apa daya, Ia sedang tak ingin tertawa

Sahabat-sahabatnya hanya pasrah melihat keadaan Petra seperti ini, jika diganggu mungkin Petra sudah seperti kerasukan setan yang berani memukul dan menghancurkan barang-barang disekitarnya bahkan orang-orang terdekatnya

Petra hanya berjalan mengikuti arah kemana sahabat-sahabatnya itu pergi namun tiba-tiba sosok gadis yang Ia kenal ada di kantin dan Ia langsung pergi dari sana, Wira langsung mendapati sosok siapa yang Petra jauhi sekarang ini, ya itu Tere. Jika bisa Ia ingin pergi ke ujung dunia sana untuk tidak melihat Tere. Untung Tere tidak melihat Petra dan Ia lebih baik kembali ke dalam kelas, hanya bisa diam dan menahan semua emosi dalam dirinya sendiri

Hari-hari berikutnya pun sama seperti itu, tidak ada kantin lagi bagi Petra. Petra datang ke sekolah secepat mungkin dan pulang pun secepat mungkin, Ia sangat muak melihat Tere dan jika Ia lapar, Ia menitipkan makanan atau minuman pada teman-temannya atau pun Ia tidak makan dan minum sama sekali

Setiap melihat Tere hatinya sangat tersayat pedih terlebih jika Ia sedang melihat Tere yang nangis di halaman belakang sekolah. Ingin sekali dirinya memeluk dan mengelus puncak kepala Tere dan berkata "Sudahlah, jangan menangis seperti ini lagi" namun apa daya, Sakit hati Petra sangat-sangat sakit hingga dirinya tak ingin melihat Tere bahkan Petra menyesal telah mengenal Tere dalam hidupnya, Ia sangat menyesal karena ternyata Tere sama seperti mantan-mantan Petra yang hanya ada inginnya saja, mungkin lebih dari itu

Petra melajukan motor ninjanya dengan kecepatan tinggi dan berhenti pada salah satu club yang berisi wanita-wanita penggoda dengan kain yang seadanya dan bau asap rokok dan bau minuman keras yang menyengat, Ia mulai minum satu gelas hingga bergelas-gelas

Untung saja Wira menelpon Sri dan menanyakan Petra yang dijawab "Petra sedang keluar nak" dan benar saja dugaannya, Petra sedang berada disituasi yang gila sekarang ini. Entah mengapa saat Petra sedang berulah selalu saja Wira gelisah dan selalu langsung menelpon Sri, mamanya Petra

Setelah menutup telponan dengan Sri yang hanya tahu anaknya itu pergi keluar rumah tanpa tahu kemana. Ia buru-buru langsung pergi ke club. Ia tahu jika Petra sedang dalam posisi seperti ini, pasti Ia akan ke club

Dengan kecepatan tinggi pun Wira mengendarai motornya dan setibanya disana, dilihatnya Petra yang sudah ngawur dan terus meneguk minuman yang menyengat tersebut

Wira menghampiri Petra dan memegang tangan kanan Petra "Lo mau ngelakuin apa lagi Petra? Gak cukup lo nyakitin diri lo sendiri?"

Petra meneguk kembali minuman berakholnya itu dengan langsung dan tertawa "Gue gak tahu harus gimana lagi, WIRA!"

Petra ingin meneguk kembali namun Wira menjatuhkan gelas itu hingga pecah, kening Petra mengerut, Ia kesal karna Wira menganggunya

"BUKAN KAYA GINI LO BISA NGELUPAIN TERE, PETRA!" tegas Wira namun karna suara dentuman musik terlalu keras hingga mereka berdua tidak menjadi pusat perhatian, hanya beberapa orang yang melihat mereka sekilas

Mata Petra melotot sayu "Anjing lo Wir. Gausah lo sok-sokan care sama gue. Gue gak butuh" ucapnya sembari menunjuk-nunjuk Wira dengan sempoyongan

Wira langsung menarik tangan Petra dan menariknya hingga keluar dari club tersebut dan berhenti pada halaman belakang club. Tangan Wira yang sudah terkepal akhirnya melayangkan satu pukulan dipipi Petra dan membuat pipinya merah tapi Petra masih belum sadar lalu Wira kembali memukul bagian perut dengan tangannya dan terlihat Petra mengeluarkan darah dari mulutnya karena begitu keras pukulan tersebut. Petra mulai naik emosinya dan Petra pun membalas keras hingga terlihat disudut bibir Wira terdapat darah segar

"Gue gak pernah kenal cowok secemen lo Petra! Gue gak kenal" ucap Wira yang sudah jatuh ke tanah "Gue gak kenal sama cowok yang diginiin aja udah RAPUH!" lanjutnya

Lutut Petra mulai lemas hingga Ia pun ikut terjatuh "Gue gak tau harus gimana lagi Wira. Gue udah berbuat baik terhadap dia, tapi dia malah nyakitin gue" teriak Petra pada Wira

"Ya, waktu dia belum mencintai lo. Asal lo tahu, dia setiap hari ngehubungi gue cuman buat nanya kabar lo doang! Harusnya gue gak boleh kasih tau ini, tapi terpaksa harus gue ucapkan biar lo ngerti dia sayang sama lo!" Wira menghela nafasnya "Memang dia terlalu jahat ngebuat kaya gitu, awalnya dia hanya mau balas dendam tapi setelah mengenal lo lebih jauh, hatinya sudah berlabuh dengan lo Petra"

Petra tertawa walaupun lebam-lebam dimukanya sangat perih "Sama aja kaya cewek lain"

"Oh kalo sama aja terus kenapa lo sefrustasi dan sedepresi ini? Kenapa lo gak sans kaya cewek-cewek lain yang ngeginiin lo kayak yang lo bilang?" tanya Wira

Petra diam. Ucapan Wira memang benar adanya. Saat gadis lain melakukan hal buruk padanya, Ia hanya bisa menyesal lalu masalah itu pergi seolah ditelan bumi. Berbeda saat dengan Tere, Ia bagaikan candu hingga saat kehilangannya pun, Petra bisa dan sangat-sangat frustasi dan depresi seperti ini

"JAWAB!!!"

Lagi-lagi Petra masih diam tak berkutik

Wira tersenyum sinis "Fine, berarti lo masih cinta dan sayang sama Tere. Jangan lo jaim lagi, anggap semua masalah yang pernah terjadi seolah hilang diterpa angin"

"Gue cuman pengen liat lo bahagia, Pet. Lo sahabat terbaik gue, lo selalu bantuin gue saat gue susah dan kini gue mau bales perbuatan baik lo. Gue pengen lo balikan lagi sama Tere, dia penyemangat lo" lanjutnya

Kepala Petra menggeleng

"Lo gak bisa bohongi diri lo!"

Satu persatu air mata Petra mengalir, Ia benar-benar lemah

"See, sebesar inikah rasa sayang lo?" Wira mengangguk "Nothing is impossible Pet. Selagi masih ada waktu, datangi dia jangan sampai Tere pergi"

Kening Petra mengerut "Pergi?"

"Luar negeri kalo habis UN nanti"

"Tau dari mana lo?"

"Dia sendiri!"

Petra menunduk dan menghela nafasnya, kembali air matanya menetes. Wira langsung memegang kedua bahu Petra "Kejar selagi masih ada harapan, datangi selama masih ada, dan cintai pet karena hanya dia yang sudah berlabuh di hati lo"

"Gue ngelakuin ini karna gue sayang sebagai sahabat Pet, gue gak mau sahabat gue ngelakuin hal yang bodoh" lanjutnya

Petra langsung memeluk erat Wira dan tiba-tiba Dito, Raka, dan Bayu datang berlari dan ikut memeluk mereka. Ternyata mereka pun ikut mengkhawatirkan Petra dan lagi-lagi menelepon Sri hingga mereka langsung kesini, setelah mencari-cari akhirnya mereka menemukan kedua sahabatnya itu dan bersembunyi karena mereka tahu perkelahian itu adalah hal terbaik agar Petra sadar. Petra dan Wira pun kaget namun mereka hilangkan rasa kagetnya dan berpelukan

Petra tersenyum melihat semua sahabatnya, semuanya care, semuanya sayang sama dia. Betapa hancurnya Ia jika tidak ada sahabat-sahabatnya ini, Ia tidak bisa curhat, Ia tidak bisa meluapkan emosinya, bahkan Ia tidak bisa tersenyum. Ia sangat sangat bersyukur karena Tuhan memberikan sahabat-sahabatnya ini. Dan dia berdoa sampai kapanpun, persahabatan ini tak akan terputus walau maut memisahkan.

-MeVsProm-

Me Vs PromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang