10.

658 67 9
                                    


“lebih baik kau jauhi Felix sekarang”

“sireo. Kenapa aku harus menjauhi temanku?” aku melawannya walaupun air mataku terus mengalir.

Aku melihat dia mengangkat tangannya sebelah, mungkin ia akan menamparku. Aku memejamkan mataku, tidak sanggup melihat apa yang akan terjadi.

“HENTIKAAN”

Sebuah teriakan membuatku kembali membuka mata. Dia….






















LEE FELIX








Aku melihat Felix berdiri di depan pintu rooftop. Dia terlihat terengah-engah, tangannya masih memegang pintu itu. Seragamnya berantakan mungkin akibat dia lari. Dia mendekati Sohye dan langsung memegang tangan Sohye yang sebelumnya terangkat hendak menamparku. Teman Sohye yang sebelumnya memegangi tanganku langsung meringsuk di belakang Sohye. Sedangkan aku.. kini berada dalam keadaan yang paling menyedihkan, rambut dan seragamku berantakan. Mataku sembab, hidungku merah akibat menangis tadi. Aku langsung terduduk diam ditempat menyaksikan perdebatan Felix dan Sohye.

“apa kau gila?” –Felix

“kau yang membuatku seperti ini” –Sohye

“ha?” –Felix

“kau menolakku karena gadis tengil itu kan?” –Sohye

“ini tidak ada hubungannya dengan dia. Dan memang dari awal aku tidak mempunyai perasaan denganmu. Jadi jangan mengganggu Aera lagi” –Felix

Ternyata dugaan Namjoo memang benar. Sohye mengira aku merebut Felix.

“kenapa bisa? Apa aku kurang baik untukmu Felix?” –Sohye. Tanya Sohye sambil memegang sebelah tangan Felix dengan muka memelas.

“ani, kau cantik, populer dan semua namja di sekolah ini mungkin menginginkanmu. Namun sekarang aku sadar bahwa kau ini hanya cantik diluar. Sikapmu tidak cocok dengan wajahmu” –Felix. Felix melepaskan tangan Sohye dengan tak peduli. Raut wajahnya menunjukkan dia memang tidak memiliki rasa pada Sohye, justru mungkin dia malah membencinya.

“wae yo? Kau menyukai gadis itu?” –Sohye. Ucap Sohye sambil menunjukku. Aku hanya terdiam

“kalau iya memang kenapa? Bukan urusanmu” –Felix. Jawab Felix dingin.

Aku hanya bisa terduduk diam, tidak cukup memiliki keberanian seperti Felix. Aku menunduk, dan menyadari bahwa aku terus menetaskan air mata. Sebuah tangan terulur di depanku, aku mendongak.

“ayo pergi dari sini” –Felix. Ucap pemilik tangan itu. Aku menerima tawaran itu. Aku berdiri dengan dibantu Felix. Jari tangan kananku masih dalam genggamannya. Sampai saat ini, aku hanya menunduk ke bawah. Masih memikirkan apa yang terjadi sekarang.

“YAA! KALIAN. AWAS SAJA…” –Sohye

“tidak perlu berteriak, pendengaranku masih baik-baik saja, noona” –Felix. Dalam batinku, aku merasa kadang Felix terlalu berani.

“o ya dan satu lagi. Jangan pernah ganggu kami. Jika kau berani mengganggu kami, aku pastikan kau akan mendapatkan balasan yang lebih menyakitkan. Semoga harimu menyenangkan” –Felix.

Aku mengikuti Felix yang masih menggenggam tanganku. Kami menuruni tangga rooftop. Dan melewati koridor sekolah. Aku tau ini akan menuju ke taman belakang sekolah.

--

Aku duduk di bangku taman itu. Felix ada disampingku. Tiba-tiba dia mengusap pipiku, menyeka air mata yang menetes. Aku langsung menangkis tangannya dan membersihkan sendiri. Ingat Aera, kau ini miliknya Kang Daniel.

My Boyfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang