39.

524 25 2
                                    

Hehe mian ya kalo sering ngilang...




Few month later...

Hari ini aku bersama Daniel menemui sajangnim. Kami sepakat bertemu di sebuah kafe yang telah dipesan oleh sajangnim. Sebenarnya Jisung-oppa ingin ikut selaku leader group ini, tapi dia harus memenuhi panggilan untuk mengurus SIM-nya.

“kalian berdua tenang saja. Jalankan sesuai rencana”

Mendengar kata-kata Seongwoo, aku hanya bisa menghembuskan nafas berat.

“semua akan baik-baik saja” ucap Daniel sambil mengelus punggungku.

Dia tersenyum dan itu reflek membuatku membalas senyum manisnya.

Sekitar 10 menit kemudian, orang yang aku tebak sebagai sajangnim itu berjalan ke arah meja kami. Beliau menyapa kami dan tentu saja kami berdiri lalu membungkuk.

Berhadapan dengan orang penting sepertinya membuatku alergi. Nafasku tidak teratur dan detak jantungku meningkat layaknya orang jatuh cinta.

“ah, kau pasti kekasihnya Daniel?”

nee

“kau tidak salah memilihnya Daniel, kudengar dia berkuliah di Seoul National University. Dia pasti hebat”

Entah kenapa aku malah menjadi semakin ngeri mendengar perkataan sajangnim.

eo, Daniel. kau sudah membuat keputusan?”

“sebenarnya aku masih tidak bisa memutuskan salah satunya, sajangnim

“lalu?”

“kami kesini untuk membicarakan ini lebih lanjut”

Aku menatap Daniel karena baru kali ini dia berbicara seserius ini.

“jadi? Apa yang kau inginkan Daniel?”

“setidaknya beri kami satu kesempatan lagi sajangnim. Jebal

“Daniel-ah, aku sudah terlalu banyak memberimu kesempatan dan kau malah menyia-nyiakan kesempatan itu. ini tidak hanya menyangkut dirimu saja Daniel.”

Beliau benar. Bahkan aku sudah tidak sanggup berkata-kata. Aku meremas ujung dress peach-ku dibawah meja. Aku terlalu naif.

“Aera-ssi, aku yakin kau tidak ingin mengganggu karir Daniel bukan?”

Perkataan sajangnim mengagetkanku. Aku reflek langsung menatap beliau. Namun kudapati tanganku tiba-tiba sudah berada di genggaman Daniel.

“aku tau kalian sudah menjalin hubungan sejak dulu. dan aku rasa kalian tidak main-main dalam hal ini. Bolehkah aku menyarankan satu hal, Daniel-ah?”

“tentu saja”

“kalian tidak harus putus bukan? Untuk sementara, mungkin kalian harus lost contact satu sama lain”

“bukankah itu sama saja memisahkan kami secara perlahan?”

Aku menggenggam tangan Daniel. bagaimana jika dia lepas kendali dengan emosinya sendiri.

“dan kau harus ingat Daniel, kontrak Wanna One sebentar lagi akan habis. Tahanlah sampai itu berakhir”

“lagipula kalian akan mengadakan tour concert untuk comeback kalian bukan?”

My Boyfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang