24.

464 51 11
                                    






“aku ingin hubungan kita berakhir disini”

Dia terlihat begitu mudah mengatakannya, apa dia sudah tidak memiliki perasaan sedikitpun untukku? Aku yang masih tidak percaya dengan kata-katanya terdiam di tempat, membeku. Dadaku sesak karena aku sudah lupa bagaimana cara untuk bernafas. Dia menutup pintu apartemennya tanpa mempedulikanu yang masih disini.

“Aera, kau ini kenapa?” aku berusaha mengatakan itu namun suaraku terdengar tidak jelas karena air mataku sudah keluar terlebih dahulu. Tidak ada jawaban dari dalam, air mataku masih saja mengalir. Aku meninggalkan bunga yang kubawa tadi di depan pintunya. Padahal aku sudah membawakan bunga kesukaannya, bunga Smeraldo.

Aku meninggalkan apartemennya dan berjalan menuju mobil Seongwoo. Sampai di mobil, aku langsung mengambil tissue yang ada di dashboard mobil.

“apa yang Aera katakan?”

“aku ingin hubungan kita berakhir disini. dia mengatakan itu”

“wae?” Seongwoo-hyung pun terlihat sama terkejutnya denganku tadi.

“jangan tanya karena aku juga tidak tau hyung. Aku ingin segera tidur”

“apa kau baik-baik saja?”

“kenapa kau masih bertanya seperti itu? Aku hancur” aku agak meninggikan nadaku, moodku benar-benar hancur saat ini. Aku memejamkan mataku dan sepertinya Seongwoo-hyung sudah memahami keadaanku sekarang. Dia hanya menyetir dan diam, mungkin karena tidak ingin menggangguku.

09.00 PM KST
Dorm

Sesampainya di dorm aku langsung mengunci diriku di kamar, aku kembali terpuruk seperti dulu. Tidak, bahkan lebih. Aku bingung apa yang menjadi kesalahanku disini, kenapa Aera bisa mengatakan hal seperti itu. Bahkan selama kami menjalin hubungan kami tidak pernah bertengkar parah. Ini pertama kalinya aku mengalami patah hati seberat ini. Dia terlalu berharga untuk kulepaskan.

“apa dia bertengkar lagi dengan Aera?” aku mendengar suara Jisung-hyung dari kamarku.

“Aera minta putus dengan Daniel” –Seongwoo

“mwo? Bagaimana bisa anak itu meminta putus?” –Jaehwan

“entahlah” –Seongwoo

“harusnya dia bersyukur memiliki namjachingu seperti Daniel” –Sungwoon

“sudahlah hyung, lebih baik jangan membahas ini dulu” –Daehwi

“maja yo” (kau benar) –Jisung

Aku menghembuskan nafasku, aku mulai berfikir apa yang akan aku lakukan tanpa Aera. apakah dia benar-benar ingin memutuskanku.

--

3 hari kemudian.

Aku dan Seongwoo-hyung masuk ke dorm dengan membawa 2 kantong plastic bahan makanan. Jisung-eomma berencana untuk membuat makan-makan. Aku hanya bisa menuruti kata-kata Jisung-hyung karena aku juga suka acara seperti ini.

“Daniel-ah, tolong ambilkan piring itu” –Minhyun

Aku pergi ke dapur untuk mengambil piring. Kami sudah seperti 11 saudara yang sangat dekat.

“biar aku bantu” namun yang paling dekat denganku, dia. Seongwoo-hyung. Dia yang selalu membantuku ketika aku sedang ada masalah. Apalagi jika ada masalah dengan Aera.

kami berkumpul di meja makan dengan semua makanan yang dimasak oleh chef kami, Minhyun-hyung.

“semoga kita bisa tetap seperti ini selamanya dan semoga kita menjadi lebih dekat” –Jisung

My Boyfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang