"Oppa..."
Mataku tebuka lebar, senyumku yang tanpa kusadari menembang. Hatiku berdegup ketika melihatnya, sudah lama aku bersamnya namun tetap saja aku masih merasa seperti baru bertemunya. Menyenangkan sekali.
"Aku membawa tteobokki kesukaanmu, ayo makan didalam"
"Kau mendengarkan aku tidak?"Aku melihat tangannya melambai-lambai di depan mataka. Ah, bodohnya aku..
"Eo?"
Aku mencari kunci apartemenku di tas, lalu dengan cepat aku membukanya. Aku melihat Daniel duduk di sofa depan televise. Aku langsung menuju dapur untuk mengambil piring.
"sini biar kubantu"
"kau duduk saja, oppa. Kau kan tamuku" aku tertawa sambil menggodanya.
Aku memberika piring yang kubawa kepada Daniel.
"ah, bawakan gelas juga. Aku membeli cola tadi sewaktu kemari"
"ini"
Aku meletakkan dua gelas di samping piring yang dibawanya. Satu-satunya yang membuatku terkejut adalah kenapa dia bisa ada disini. Bukankah dia seharusnya sedang syuting MV atau berada di studio untuk rekaman atau berlatih koreo untuk album pertamanya. Kenapa dia sampai menyempatkan datang kesni. Aku mungkin berpikir berlebihan, tapi jika kau dekat dengan Daniel kau akan merasa ini adalah salah satu pengorbanan yang lumayan berharga. Bayangkan saja kau menjadi seorang idol dan kau sedang sibuk-sibuknya mepersiapkan album pertamamu, apakah kau juga bisa menyempatkan waktumu seperti Daniel lakukan.
"kenapa kau diam saja?"
"kau jahat"
"wae yo?"
Dia tertawa setiap aku menggodanya, "Kau bahkan tidak mengabariku"
"aku sengaja tidak mengabarimu. Ini kan kejutan. Apa kau merindukanku?"
"tidak. Aku tidak merindukan, Kang Daniel. Jadi kau jangan terlalu percaya diri"
"aku tau kau bohong. Kau harusnya lebih menyukaiku karena aku sekarang idol"
Tidak, kau salah. Aku selalu menyukaimu dari dulu. Tidak peduli kau seorang idol atau bukan.
"apa tadi kau diantar minhyun-oppa?"
"tidak, tadi dia sedang sibuk syuting iklan. Aku kesini diantar seongwoo-hyung"
"eo?jjinjja?daebak!"
"YAA! AERA! Kau ini kenapa?"
"ani, aku hanya mengidolakannya"
"kurasa matamu bermasalah"
"mworago?"
"maksudku, tentu saja lebih tampan aku"
"Kang Daniel-ssi lebih baik kau jangan terlalu percya diri. Baiklah untuk kali ini aku akan mengatakan bahwa kau lebih tampan dari siapapun karena kau sudah dengan baik hati membawakan makanan kesukaanku"
Aku menyukai seperti ini. Kami tertawa bersama. Andai dia tidak menjadi Idol. Andai dia tetap menjadi Daniel-ku seperti yang dulu. Hanya pasangan biasa yang bebas melakukan apapun. Namun sekarang, hubungan kami seperti tidak benar-benar ada. Publik tidak boleh tau tentang statusku dan Daniel sebagai sepasang kekasih. Bagaimana jika Fans Daniel tau tentang ini. Maka dari itu aku dan Daniel telah sepakat untuk merahasiakan hal ini. Hanya kami dan keluarga kami yang tau. Eoh, aku lupa. Ada orang lain yang tau.
--
"aera-ya"
"eo?"
"aku mau kembali ke dorm"
"apa kau sudah menghubungi seongwoo-oppa?"
"sudah, paling lima menit lagi dia sampai"
"jangan lupa masker dan topimu"
"nee, sajangnim"
Aku tertawa mendengarnya seperti itu. Ditambah lagi mukanya yang lucu saat mengatakan itu. Aku bersyukur memiliki kekasih sepertinya.
Tung..ting..tung...
Pls anggep aja itu nada dering telfonnya Daniel :)))
"yoboseo"
"nee, aku akan turun hyung"
"aera-ya, aku kembali dulu eo."hati-hati dijalan, jaga kesahatanmu. Jangan lupa makan oppa"
"nee, gomawo yo chagi"
"YAAA APPO!" aku mengelus pipi kananku yang tadi dicubitnya.
"aku pergi dulu. Saranghae"
"eo, nado saranghae"
--
"Aera-ya"
"eo?"
"apa kau tau kemarin Sohye-eonni menyatakan perasaan ke Felix?"
"MWO?!"
"aku tidak menyangka hal ini terjadi. Kau tau sendiri Sohye-eonni itu terkenal sebagai primadona sekolah ini. Dan dia tiba-tiba menembak dongsaeng-nya yang baru saja pindah kesini. Tapi ku akui Felix itu lumayan tampan"
"lalu? Apa Felix menerimanya?"
"wae wae wae?"
"kenapa kau tanya seperti itu? Dan kenapa mukamu menjadi seperti itu?"
"YAAA, KIM AERA. APA KAU MENYUKAI FE..."
Aku langsung membungkam mulutnya dengan tanganku. Bisa gawat bila Felix ataupun teman sekelasku mendengarnya. Kami sedang dikelas menunggu jam pelajaran selanjutnya. Dan Felix, dia tepat berada di belakangku.
"jagalah mulutmu itu Namjoo"
"ah, mian mian" masih bisa-bisanya dia tertawa.
"Aera, apa kau tidak ke perpustakaan lagi?" -Felix
"eoh?"
"Nana-ssi tunggu aku. Aku juga mau ke kantin. Kalian berdua bicaralah. Sampai jumpa" -Namjoo
Ya, jjinjja anak itu. Ia selalu saja berusaha mendekatkanku dengan Felix akhir-akhir ini. Bahkan dia kadang,oh ani justru sering bertindak konyol. Aku kadang malu mengakui bahwa dia sahabat terdekatku selama 3 tahun. Tapi jujur saja dia sangat mengenalku, setiap ada masalah ia tidak memaksaku untuk bercerita. Ia akan menungguku sampai aku siap mengatakan kepadanya.
"aku akan ke perpustakaan. mau ikut?" ajakku
"tentu, kau berhutang mengajariku bahasa Korea Aera-ssi"
--
"Felix-ah, kenapa kau pindah ke Korea?"
"Um, itu karena ayahku pindah tugas disini dan mau tidak mau aku harus ikut"
"Apa kau sudah punya pacar"tbc.
ini mungkin ada yang penasaran kenapa tiap chapter pendek-pendek. oke, jadi gini gue ga mau readers ku tersayang muachh *alay* bosen ngebaca dan sekalian bikin penasaran aja sih wkwkw. btw maaf telat update. o ya gue pernah janji kan kalau votenya 100+ gue bakal dobel update. jangan lupa vommentnya kalau mau sekalian follow dah hehehe :))))
nih, sekalian gue kasih bonus fotonya pacar gue. LEE FELIX mwahahaha :v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend [✔]
FanfictionHighest rank: #101 with hastag Friend (11.05.2018) #946 in Short Story (14.05.2018) ° ° [PRIVATE] (n). follow dulu baru baca. Follbek? Ask aja. Memiliki namjachingu seorang idol(?) mustahil untuk dibayangkan. Apalagi untuk Aera yang statusnya hanya...