28.

443 44 1
                                    




“tunggu. Ada yang tidak kau tau Daniel. Aera mengatakan semuanya kepadaku”

Aku menengok ke arahnya dan Seongwoo terlihat tidak main-main tentang hal ini. Jadi aku rasa tidak ada salahnya mendengarkan perkataannya kali ini. Aku kembali duduk ke tempat dudukku.

“apa?”

“Aera memutuskan hubungan kalian karena demi kebaikanmu” apa maksudnya. Demi kebaikanku. Kebohongan macam apa ini. Aku baik-baik saja ketika kami bersama. Namun semenjak dia memutuskan hubungan, semuanya menjadi hancur. Belum sempat aku berkomentar, Seongwoo melanjutkan perkataannya.

“salah satu teman Aera ada yang tau tentang hubungan kalian. Dan Aera tidak ingin hubungan kalian sampai terdengar oleh publik. Tapi sampai sekarang kurasa, temannya itu tidak menyebarkan hal ini ke publik”

“kau tau darimana?” aku mendengarnya seakan tak percaya. Bagaimana bisa Seongwoo lebih tau tentang ini dibanding aku.

“aku dan Aera bercerita satu sama lain saat di apartemen kemarin. Dan aku jujur kepadanya kalau aku menyukainya. Dan kau Daniel, kau boleh marah”

“jadi Aera memutuskanku bukan karena kau?” tanyaku ke Seongwoo. Aku masih memahami perlahan semua hal yang dikatakan Seongwoo.

“tentu saja bodoh” Jisung-hyung tiba-tiba memukul kepalaku.

“yaa! Sakit hyung. Jangan tertawa, Park Woojin!”

“jadi kau ke apartemen Aera tidak macam-macam hyung?” –Woojin

“tentu saja tidak. Kenapa anak Busan sangat sulit memahami sesuatu” Woojin juga mendapatkan pukulan dari Jisung-hyung.

“Daniel-ah, jangan tertawa eo!” –Woojin

“aku ini hyung-mu, Park Woojin” kami tertawa bersama. Sudah lama aku tidak merasakan kehangatan seperti ini. Jadi aku hanya salah paham dengan Seongwoo.

“hyung, aku ingin minta maaf. Aku terlalu berpikiran buruk kepadamu” ucapku mendahului yang lain.

“aku juga. Mungkin kau tidak suka, jika aku terlalu dekat dengan Aera. Aku akan menjaga jarak darinya” Seongwoo tersenyum dan itu membuatku menjadi semakin merasa bersalah.

“ani-ya, bersikaplah biasa saja. Kau tau kan Aera menyukaimu sebagai bias. Jangan menjaga jarak dengannya”

“baiklah, aku juga masih ingin melihat senyumnya” Seongwoo tertawa dan aku hanya menatapnya dengan kesal. Dia mulai lagi. Tapi aku tau dia tidak akan mengkhianatiku.

“baiklah, karena kalian sudah berbaikan. Bagaimana kalau kita ke kamar Aera?” –Jisung

“kalian duluan saja. Masih ada yang harus aku lakukan hyung”

“nanti aku beri tau ruangan Aera” –Woojin

Mereka beranjak pergi dari tempat mereka. Dan aku mengeluarkan ponsel dari sakuku. Bukan ponselku. Tapi ponsel Aera. Aku membawanya karena aku yang bertanggung jawab atas kejadian tadi. Aku menekan beberapa tombol dan sebuah nada dering terdengar.

“Aera-ya, kenapa tadi namja yang mengangkat telfonmu?” tiba-tiba suara itu terdengar. Memang saat di ambulance tadi, dia menelfon Aera dan sesaat setelah aku menanyakan siapa dia. Aku langsung mematikannya.

“aku namjachingu-nya Aera. Bisakah besok pagi sekali kau datang ke SMC? Aera kecelakaan”

“mwo? Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?” dia terdengar panik. Dan karena itu, aku merasa dia teman dekat Aera.

My Boyfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang