Aku baru saja akan pulang dari rumah sakit ini. Dan satu-satunya hal masih aku khawatirkan adalah biayanya. Bodoh sekali aku tidak memikirkan ini dari awal. Bahkan aku tidak menyadarinya. Selama ini, aku hanya menikmati semua fasilitas disini dan makanan rumah sakit yang bahkan lebih mewah dari makananku sehari-hari yang hanya kimbap dan ramyeon.
Aku sudah bisa berjalan sekarang walaupun kadang nyeri di bekas kakiku masih terasa. Sedangkan tanganku masih harus menggunakan penahan. Menyedihkan sekali.
“noona, akan ku bantu” Guanlin mendekatiku yang sedang mengemasi bajuku di lemari.
“tidak apa, aku bisa” tolakku dengan halus. Aku merasa telah merepotkan semua orang disini termasuk semua member Wanna One.
“aku akan membantu pacarnya hyung” dia tersenyum manis kepadaku. Dia manis sekali.
“lebih baik kau mengemasi baju Daniel yang ada di sofa” aku menunjuk beberapa baju Daniel yang ada di sofa.
“tunggu sebentar, kenapa sweater hyung disini?”
“jangan berpikir aneh-aneh, Guanlin. Kau masih anak-anak yang tidak tau apapun” dia terlihat cemberut dan makin menggemaskan saja. Jika dia bisa kubawa pulang, mungkin aku akan membawanya pulang daripada harus membawa Daniel. Daniel hanya bisa menghabiskan isi kulkasku dan memberantakkan sofa depan tv ku.
“ani-ya noona”
“Daniel meminjamkan bajunya untukku. Karena dia tidak mau kusuruh untuk mengambil bajuku di apartemen”
“bukankah Sungwoon-hyung dan Jihoon-hyung sudah membelikanmu baju noona?”
“mereka membelikan baju terlalu mewah untuk kupakai sehari-hari. Bayangkan saja membelikanku dress, atasan dan rok ini” aku menunjuk benda yang kusebutkan tadi. Dan kami tertawa bersama. Maksudku, Jihoon-oppa dan Sungwoon-oppa membelikanku pakaian yang sangat pas untuk acara kencan bukan untuk keadaanku sekarang. Mungkin aku akan memakainya saat aku berkencan dengan Daniel. Jika dia mengajakku berkencan.
“Yaaa! Kalian sedang apa?”
“Daniel-ah?” bukankah dia bilang akan menjadi MC di salah satu acara musik di tv. Kenapa bisa ada disini?
“bukankah kau sedang syuting?”
“syuting?” –Guanlin
“tidak” Daniel tertawa dengan ekspresinya yang terkesan bodoh menurutku.
“sepertinya kau dibohongi oleh hyung, noona” Guanlin ikut tertawa namun terkesan manis. Berbeda dengan Daniel yang sedang berdiri di ambang pintu itu.
“YAA! Daniel-ah”
“aku ingin memberikan kejutan untukmu, chagi-ya” kebiasaan Daniel terlihat kembali. Dia berjalan mendekatiku dan mencupit kedua pipiku.
“ehem, kurasa kalian tidak seharusnya berpacaran di depan anak dibawah umur” –Guanlin
“mianhae Guanlin. Kau akan merasakannya jika kau sudah punya yeojachingu sepertiku ini” –Daniel
Kami merapikan barang-barang yang ada di kamar ini dan aku kembali menyadari bahwa aku tidak membawa dompetku. Ah, eotokke.
“Daniel-ah tunggu sebentar” mendengar kata-kataku Guanlin dan Daniel yang akan keluar dari kamar tempatku dirawat langsung menengok ke arahku dan berhenti mematung.
“mwo? Apa ada yang sakit? Dimana?” Daniel jutru malah terlihat panik dan itu membuatku bingung.
“noona apa kau baik-baik saja?” Guanlin ikut panik karena tingkah Daniel yang terlalu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend [✔]
FanfictionHighest rank: #101 with hastag Friend (11.05.2018) #946 in Short Story (14.05.2018) ° ° [PRIVATE] (n). follow dulu baru baca. Follbek? Ask aja. Memiliki namjachingu seorang idol(?) mustahil untuk dibayangkan. Apalagi untuk Aera yang statusnya hanya...