Epilog.

647 30 4
                                    



"Ya! Daniel. Tunggu sebentar” aku mengunci pintu penthouse-ku dan setengah berlari untuk menyusul Daniel. Beberapa minggu yang lalu aku pindah ke apartemenku yang baru. Daniel dan Seongwoo membantu acara pindah-pindahku menuju penthouse ini. Sampai akhirnya mereka memutuskan ikut tidur disini karena kelelahan.

Tidak jarang juga mereka mampir kesini hanya untuk numpang makan atau mengunjungiku. Karena penthouse-ku berada di pusat kota yang dekat berbagai stasiun penyiaran. Jika malam, aku bisa melihat kerlip cahaya dari seluruh kota. Sayangnya aku tinggal disini sendirian, hanya kadang Daniel ikut menginap disini jika ada waktu luang.

Aku sudah bekerja tetap di kantor pemerintahan bagian statistik. Singkatnya aku seorang pegawai negeri sekarang. Aku sudah punya pekerjaan tetap dan gaji yang lumayan jadi aku bisa membeli penthouse ini. Not bad.

Daniel kini sudah bukan lagi group Wanna One karena kalian tau Wanna One hanya memiliki kontrak yang singkat. Kami berjanji untuk bertemu di Busan setelah tour-nya selesai. Tepat di depan studio dance appa-ku. Tempat dimana aku pertama kali menyadari perasaanku.

Meskipun Wanna One sudah tidak ada, tidak bisa dipungkiri bahwa aku masih berhubungan dengan ex-membernya lewat line. Sekedar untuk berbincang atau mengajak meet up.

Mereka sudah memiliki profesi baru masing-masing, contohnya saja Daniel. dia sudah sukses menjadi bintang iklan, aktor dan MC di berbagai acara musik. Tidak jauh berbeda dengan biasku, Ong Seongwoo.

ppali” Daniel merapatkan maskernya dan masih saja lanjut berjalan.

“ini topimu” aku langsung memakaikan topinya sambil berjalan. Dan dia terlihat membenarkannya. Tiba-tiba dia berhenti dan itu membuatku ikut berhenti. Tangannya terulur dan langsung mencubit pipiku.

“Ya! Kang Daniel”

mwo?” dia kembali berjalan sambil menggandengku. Aku hanya bisa pasrah dan terlihat seperti dia menyeretku. Aku hanya bisa menurut.

Kami sampai di parkiran apartemen. Dan aku melihat mobil baru Daniel terparkir disana.

“Wah, Daniel-ssi kau mempunyai mobil yang benar-benar bagus” ucapku sambil menyentuh kaca mobil itu.

“tentu saja, ini mobil impor dan sangat mahal” aku menyipitkan mataku dan memandang Daniel, sikapnya yang sombong kembali lagi. Dia hanya membalas pandanganku dan tertawa. Bahkan menurutku mobilnya beberapa bulan yang lalu sudah termasuk mahal. Kenapa dia mudah sekali meghamburkan uang.

“ah, sudahlah. Cepat masuk” dia membukakan pintu mobil untukku. Dan aku langsung masuk.

“kita mau kemana?”

Jariku sibuk memilih lagu yang akan kudengarkan. Namun sayangnya tidak ada satu lagu pun. Ah, benar ini mobil baru pasti dia belum memasukkan satu lagu pun.

Akhirnya aku menghubungkan ponselku ke dashboardnya.

“ke Busan”

“mwo? Untuk apa?”

Tanganku berhenti memilih lagu. Aku sontak menoleh ke Daniel dengan mulut menganga. Bagaimana bisa dia ke Busan seenaknya?

gwiyeowo. kau akan tau sendiri.”

Dan lagi, sudah berapa kali dia mencubit pipiku selama kami berpacaran.

YOU – BEN (OST. HEALER PART 4)

--

04.00 PM KST
Aera’s Home

“ah, Daniel-ah. Ayo masuk” ibuku menyambut Daniel dengan hangat. Bahkan beliau tidak menyadari kalau aku ada bersama Daniel.

nee, eommoni” Daniel melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah.

Daniel dan ibuku duduk di ruang tamu berdua. Terlihat berbincang santai. Sementara aku, layaknya anak tiri. Di dapur menyiapkan teh untuk mereka dan tentu saja untukku.

Terakhir kali aku kembali ke rumah, 2 bulan lalu. Semua telah banyak berubah. Aku mengirim cukup uang untuk ibuku dan ternyata digunakan untuk merombak rumah kami.

Teh sudah siap. Aku hanya tinggal mencari nampan di rak.

jal saenggyeossguna¹” astaga bahkan ibuku menjadi fansnya.

kamsahamida eommoni” Daniel dalam mode menjaga pencitraannya dimulai.

Aku bersimpuh di depan meja untuk meletakkan teh dan reflek Daniel melihat ke arahku dengan tatapan apa-kau-pembantu-baru.

Ais jinjja namchin psiko.

“wah, Aera-ya ternyata kau sangat piawai dalam urusan mengurus tamu”

Aku menghembuskan nafas sebelum menjawab Daniel. kupaksakan sebuah senyum termanisku,“kau bukan tamuku Daniel-ah

Aku berdiri dan duduk disamping Daniel. entah kenapa tiba-tiba Daniel memegang tanganku. Dan tersenyum. Apa dia sehat?

“aku segera ingin melamar Aera, eommoni. Aku sudah membicarakan ini dengan ibuku”

Ige mwoya? Aku tidak tau apa-apa? Aku ikut ambil bagian disini kenapa tidak ada yang mengatakan apapun kepadaku.

jamkkanmanyo. Museunmariya²” aku terkejut setengah mati mendengar perkataan Daniel. Dan dia bilang sudah membicarakan dengan Kang-ahjumma. Kenapa aku tidak tau? Aku curiga jangan-jangan aku tidak dianggap calon menantu oleh Kang-ahjumma. Ah, tidak aku hanya bercanda.

“ah, itu ibumu juga sudah memberitahuku. Kalian sudah yakin?” bahkan ibuku sendiri mengabaikan pertanyaanku. Miris. Masa depanku dipertaruhkan di detik-detik ini.

mwo? Kang Daniel, kau menjelaskan semuanya. Modeun³” aku terkejut untuk kedua kalinya. Ibuku juga sudah tau dan beliau tidak memberitahu apapun tentang ini. Kecurigaanku bertambah, apa mungkin aku sudah tidak dianggap anak oleh ibuku karena jarang pulang. Ani-ya, tidak mungkin.

“Ya! biasa saja, kenapa kau terkejut?” Daniel malah menyalahkanku. Dengan muka cemberut aku menatapnya.

“ani-ya, lupakan saja” ibuku dan Daniel justru tertawa bersamaan.



















Sudah cukup. Aku sudah bahagia.

NB:
¹: kau semakin tampan saja
²: apa maksudmu?
³: semua




THE END










Hai readers makasih ya udah mau ngikutin sampe akhir ff gaje ini.
Aku rencana mau buat ff ke-3 castnya Lee Felix
Lagi rencana sih hehe.
See ya.

Chocovelv_

My Boyfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang