Bagian 9

4.7K 225 19
                                    

Terkadang mencari masalah adalah jalan utama agar kita bisa lebih dekat.
—Devano Ranggata Andalas

▪▪▪

"Na, masih lama nggak sih?" Tanya Felicia BT dan mengusir kebosanan dengan mengutak atik iphone-nya, menggulir feedback instagram yang tidak menarik perhatiannya sama sekali.

Syena tetap fokus meratakan bedak ke seluruh permukaan wajahnya menggunakan spons tanpa merespon perkataan Felicia.

"Na, gue laper tau nggak, dandannya udahan dong," Felicia mencebikkan bibir.

Syena berdecak beberapa kali. "Manusia setengah-setengah emang parah yah, ikut dandan sama gue gih biar lo cantik. Lo harus tau dandan adalah salah satu kebutuhan penting dari wanita dan hak semua wanita." Jelas Syena panjang lebar kemudian mengoleskan liptint pada permukaan bibirnya.

"Manusia setengah-setengah?" tanya Felicia penasaran.

"Iya setengah-setengah, dibilang feminim enggak, dibilang tomboy juga enggak," jawab Syena terkikik.

"Kampret lo!" Umpat Felicia melempar selembar tissue yang tergeletak di hadapannya ke wajah Syena.

"Apaan sih. Entar rusak nih dandanan gue," protes Syena menyingkirkan tissue yang nangkring di hidung bangirnya.

"Kalau gitu gue pulang duluan yah, lo kalau mau nginep, nginep aja. Gue ogah!" Imbuh Felicia meraih tasnya yang berada di atas meja.

"Yah, jangan gitu dong, bentar lagi kelar nih." Syena menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan berpuppy eyes.

"Ya udah cepat selesain." pasrah Felicia.

"Felicia!" Teriak Tari seperti toa masjid yang muncul di balik pintu ruangan.

"Ada apa sih?" Tanya Felicia menautkan alis memandangi Tari, teman sekelasnya yang berlari tergopoh-gopoh menuju ke arahnya.

Tari yang seperti habis dikejar macan lapar langsung menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan.

"Lo kenapa sih?" Tanya Felicia lagi semakin penasaran.

"Ituloh—" Tari menelan liur untuk membasahi tenggorokannya yang kering. "Kak Devano nunggunin lo di depan pintu kelasnya." Pekik Tari histeris.

"Kata siapa dia nugguin gue?"

"Dia nitip pesan ke gue."

"Terus?"

"Datanginlah. Lo harusnya bersyukur ditungguin sama cogan. Lagian langka loh Fel, ini langka. Mana ada sejarah kak Devano menunggu cewek." Imbuh Tari Frustasi. Ia merasa Felicia yang berotak cerdas, namun oonnya sekuadrat dalam hal percintaan dan tingkat kepekaannya juga sangat minim.

"Alah biasa aja kali," Felicia memutar bola matanya malas.

"Lo nggak bahagia ditungguin sama cogan kaya Dia, nggak merasa di spesialkan gitu?" Tari berdecak beberapa kali.

"Udah deh, Dia nungguin gue karena kami punya kepentingan." Jelas Felicia kesal dengan sikap berlebihan Tari.

"Dasar gak peka." Umpat Tari.

"Serah deh," ujar Felicia berjalan menuju pintu kelas.

"Pel, mau kemana?" Teriak Syena panik dan buru buru merapikan alat make up-nya.

"Bentaran, lo tungguin gue disitu!" Balas Felicia tanpa menoleh sedikit pun.

●●●

TERNYATA CINTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang