Semoga perpisahan ini menjadi jalan terbaik sehingga saat kita bertemu nanti kita tidak akan saling menyesali tindakan kita.
—Felicia Adzkya▪▪▪
Setelah dosen mata kuliah meninggalkan ruangan kelas. Semua mahasiswa di kelas Felicia pun berhamburan keluar, kecuali Syena. Ia masih sibuk berdandan seperti biasanya.
"Na, gue duluan," sahut Felicia bangkit dari kursinya.
"Nggak mau ikut sama gue?" Tanya Syena menghentikan tangannya untuk memolesi bibirnya dengan lipstik.
"Kemana?"
"Gue mau ke pantai bareng Roy, mau mendinginkan otak sehabis final," jawab Syena.
"Lo jangan bunting abis kesana. Awas yah gue patahin leher lo menjadi sembilan puluh sembilan bagian kalau bakalan terjadi," Felicia menyipitkan matanya.
"Ya ampun Fel, gue masih jaga kehormatan kok. Lagian Roy itu anak indigo eh maksud gue Roy itu baik kok." Syena berdecak beberapa kali.
"Pegang tuh kata-kata lo," ujar Felicia melipat tangannya di depan dada.
"Yakin lo nggak mau ikut, nggak nginap kok?" tanya Syena menatap Felicia.
"Gue mau jadi obat nyamuk atau tukang kipas-kipas kalian kalau ikut. Ya elah, ngapain juga gue gabung sama orang taken?" Felicia memutar bola matanya malas.
Syena terkekeh. Seandainya Felicia sedang tidak berkabung maka ia akan meledeknya sebagai jomblowati terhakiki.
"Nggak mau ikut jagain gue. Kali aja gue khilaf disana dan pulang ngebawain lo keponakan kembar," Syena ngakak so hard.
"Hus, jangan ngomong sembarangan," Felicia memeloti Syena.
"Becanda ayang pel," balas Syena sambil memegang perutnya yang sakit akibat tertawa berlebihan.
"Gue duluan, jaga diri lo baik-baik," ujar Felicia melangkah pergi.
"Iya-iya. Lo juga hati-hati kalau bawa mobil!" Teriak Syena.
Sesampai di parkiran, Felicia mematung dihadapan mobilnya. Matanya terbakar oleh api amarah. Rahangnya mengetat disertai gigi yang gemertuk. Tinjunya pun mengepal sempurna. Asap putih telah keluar dari kedua telinga dan tanduk hitamnya pun telah menembus kulit kepalanya.
"Sialan!" umpat Felicia naik pitam.
Ingin rasanya Felicia membakar ribuan kendaraan di parkiran serta merobohkan gedung kampus dan melemparnya di rawa-rawa saat melihat kaca mobilnya dipenuhi ampas permen karet dan juga sampah berupa daun-daun dan kantong plastik.
Beberapa cewek yang tidak jauh dari arahnya menertawai Felicia. Namun bukan hanya mereka, bahkan semua mahasiswa yang berada di tempat itu menatapnya sambil tertawa. Rasa kemanusiawian mereka benar-benar telah hilang.
"Kurang ajar, siapa yang ngelakuin ini ke gue?" bentak Felicia menatap satu persatu mahasiswa disekitarnya.
"Ngaku nggak?" bentak Felicia lagi.
"Dasar cewek sok suci!" teriak Fara, si gajah bengkak sambil melemparkan Felicia dengan sebuah botol kosong.
"Ini nih akibatnya kalau lo ngerebut Devano dari kami!" teriak Anna maju dan menyiram air mineral wajah Felicia.
Felicia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia masih menahan emosinya yang kini telah mendidih.
"Nih pembalasan dari gue yang udah ngatain muka gue putih tapi leher gue hitam. Hello, mata lo yang katarak dan harus dibersihin pake terigu!" greget Misel menyiram Felicia menggunakan sebungkus terigu.
![](https://img.wattpad.com/cover/140040446-288-k309059.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TERNYATA CINTA [END]
فكاهةPART LENGKAP/PROSES REVISI Felicia Adzkya Hendriawan si cewek pemberani dan jago karate. Dia tidak takut siapapun termasuk Devano Ranggata Andalas si senior tengil dan sok senioritas. Dipertemukan di berbagai kesempatan membuat mereka selalu adu mul...