Kamu sederhana di balik kemewahannmu tetapi kamu juga luar bisa tengilnya di balik citra baikmu.
—Felicia Adzkya▪▪▪
Felicia terbelalak saat Devano memarkir mobilnya di parkiran sebuah rumah mewah di salah satu kawasan perumahan elit.
Padahal menurut isu yang beredar di kalangan mahasiswa Psikologi, Devano adalah most wanted kampus yang terkenal irit paketan karena kurang mampu membeli sehingga hobinya numpang wifian di mini cafe, ditambah stylenya yang sederhana dan barang-barangnya pun tidak bermerek sehingga semakin meyakinkan bahwa Ia adalah cogan kere.
"Ini rumah lo?" Tanya Felicia ragu.
"Bukan!" Jawab Devano santai sambil melepaskan seatbelt-nya. "Ini rumah bokap gue," imbuhnya.
Felicia ngeflat. "Arah jawabannya kan sama aja, pea."
"Lo yang pea. Jelas bedalah antara rumah gue dan rumah bokap gue!" Ledek Devano.
"Serah lo deh," ujar Felicia membuka pintu mobil untuk keluar dari sana.
"Woi, pintu mobil gue ditutup kembali kali cewek najis!" Teriak Devano ke arah Felicia yang berlalu tanpa menutup pintu mobilnya.
"Oh maaf, lupa," Felicia membalikkan badannya dan berjalan menuju mobil Devano.
Bukannya menutup pintu mobil bagian depan, Felicia malah membuka pintu mobil bagian belakang mobil Devano sehingga kedua pintu mobilnya terbuka lebar.
"Woi, cewek najis awas lo yah!" Teriak Devano kearah Felicia yang berjalan santai menuju pintu utama rumahnya tanpa menoleh sedikit pun ke arah dirinya yang seperti anjing menyalak memergoki maling.
Devano menghempaskan pintu mobilnya dengan perasaan kesal kemudian menyusul Felicia yang bergaya femes seperti nyonya besar di rumah itu sedangkan Devano tidak lebih dari seorang supir yang mengikuti tuannya masuk.
"Woi, cewek najis!" Teriak Devano berusaha mengejar langkah Felicia yang semakin cepat.
"Lo mau bikin gue mati muda, kelakuan lo bikin gue capek. Ngapain pintu mobil gue nggak ditutup?!" Bentak Devano menyambar tangan Felicia dan melototinya.
Felicia mengepalkan sebelah tangannya lagi dan berbalik badan ke arah Devano.
"Coba lo pikir kenapa gue begini, hah. Lo itu taunya cuma bertindak semau apa yang ada di dalam otak lo!" Gertak Felicia menepis tangan Devano.
"Gue begini demi kebaikan team teaching kita tau nggak. Udah deh nggak usah kekanakan kaya anak TK." Devano berdecak kesal.
"Ok fine, gue terima untuk simulasi hari ini dan gue rasa itu bisa menunjang presentasi materi kita minggu depan, jadi udah deh nggak usah lebay untuk simulasi setiap hari," Suara Felicia naik dua oktaf.
"Serah lo, pokoknya gue mau simulasi tiap hari!" Tegas Devano berlalu meninggalkan Felicia yang masing bergeming.
●●●
Devano menekan bel rumahnya, berselang lama kemudian seorang wanita paruh baya membuka pintu.
"Mama lambat ngebuka soalnya—" ujar Mona, Mama Devano melongo persis patung pancoran saat melihat kehadiran Felicia.
"Ma," panggil Devano melambaikan tangan di depan wajah Mona.
Mona berkedip beberapa kali sebelum kesadarannya pulih sepenuhnya.
"Dev, mama nggak mimpi kan?" tanya Mona.
"Mama apaan sih?" Kelit Devano tersipu malu dan bergegas memasuki rumahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/140040446-288-k309059.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TERNYATA CINTA [END]
ComédiePART LENGKAP/PROSES REVISI Felicia Adzkya Hendriawan si cewek pemberani dan jago karate. Dia tidak takut siapapun termasuk Devano Ranggata Andalas si senior tengil dan sok senioritas. Dipertemukan di berbagai kesempatan membuat mereka selalu adu mul...