02

11.2K 796 2
                                    

Ketergantungan padamu membawaku egois agar kau tak meninggalkanku. -Jeffrey.


***


Suasana kelas XII Sains tampak hening meskipun guru mata pelajaran tak masuk itu dikarena kan adanya Jeffrey yang tumben sekali betah berada didalam pagi ini kelas.

"Lalita dibully dilapangan." Ucapan pemberitahuan itu seakan membuat semua mata murid didalam kelas menoleh kearah dimana seorang pria berdiri dengan raut wajah cemasnya.

Bangsat!

Jeffrey yang sedari tadi tertidur nyenyak dengan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya sontak terlonjak bangun setelah mendengar ucapan Afgar sahabatnya, Lelaki itu berlari meninggalkan kelas diikuti Afgar di belakang menyusul nya, kelas yang tadi hening langsung heboh para murid berbondong-bondong menuju ketempat kejadian.

"JAUHIN JEFFREY BICTH." teriakan dari Maura terdengar keras sehingga membuat Lalita terlonjak kaget. Lalita mengusap dadanya kaget.

"Kenapa salah aku apa Maura?" Lalita menatap Maura heran sedangkan Tessa yang berada disamping Lalita sudah terpancing emosi menatap Maura.

"HEH KUNTI MAK LAMPIR, JEFFREY ITU PACAR LALITA NGAPAIN LO NYURUH DIA NGEJAHUIN COWOK NYA HAH, WARAS LO?" Tessa balik berteriak tak terima sahabat tercintanya di bully seperti itu.

"Diam lo. Lo nggak tau apa-apa. Gue nggak ada urusan sama ko." Sembur Maura.

"Lo tanya salah lo apa? Nggak usah pura-pura bego Jeffrey itu pacar gue, dan tau itu Lalita." Maura menatap Lalita tajam, Maura lalu melangkah mendekat dan menarik tangan Lalita dengan kasar tanpa memikirkan Lalita yang terlihat kesakitan.

Tessa yang melihat itu tak tinggal diam, ia menarik tangan Lalita agar terlepas dari cengkraman Maura tetapi tetap saja kalah jika dirinya hanya sendiri sedangkan Maura dibantu oleh teman gilanya.

"Lepasin Maura sakit."

"Sakit? Gue udah bilangkan jauhin pacar gue."

Semua murid yang sedari tadi menonton dibuat kaget oleh Jeffrey yang sudah berada di samping prilly dan melayangkan tamparan kepada maura dan sahabatnya.

"Jeje apa yang kamu lakukan?".

Lalita menatap Jeffrey kaget sama seperti yang lainnya. Jeffrey mengecek pergelangan tangan Lalita yang memerah akibat cengkeraman kuat Maura.

Jeffrey berbalik mendorong Maura hingga terjatuh, tangannya mengepal kuat.

"Je. Aku itu pacar kamu."

Maura mengepalkan tangannya.

"Lo. Bukan. Pacar. gue." Tekan Jeffrey.

"Gue nggak pandang cewek atau cowok gue bakal habisan lo, jadi jangan pernah lo berani nyakitin Lalita lagi." Kata Jeffrey, ia mengepalkan tangannya sambil menatap tajam kearah maura yang terlihat gemetar takut.

"LO DENGAR APA YANG GUE BILANG MAURA." Suara Jeffrey terdengar menggelegar membuat siapapun merinding mendengarnya. Lalita memejamkan matanya mendengar suara Jeffrey yang terdengar keras disampingnya.

Tessa yang sudah terlepas dari antek-antek Maura sudah tertawa dalam hati menatap wajah takut Maura. Rasain lo!

Maura berdiri dari jatuhnya akibat dorongan Jeffrey, Maura lalu berlalu meninggalkan lapangan bersama sahabatnya sebelum itu ia sempat menatap tajam kearah Lalita. "Awas lo Lalita, gue nggak akan nyerah gitu aja."

Lalita menatap Jeffrey setelah mendudukkan dirinya di UKS. Para anggota PMR kemudian berbondong-bondong masuk ke uks akibat panggilan Jeffrey yang terdengar menyeramkan. Siapa yang berani kepada Jeffrey selain hanya seorang Lalita itu sendiri yang dapat menenangkan amarah Jeffrey.

Usai tangannya diperban oleh PMR tadi padahal tangan Lalita tidak terluka walaupun hanya memerah tapi terlalu lebay jika di perban, ini semua atas suruhan Jeffrey yang berlebihan.

Lalita melangkah keluar menyusul Jeffrey yang menunggunya di depan UKS.

Mendengar pintu uks dibuka Jeffrey menoleh matanya langsung menatap Lalita dengan khawatir. Lelaki itu lalu mendekati Lalita dan langsung menarik Lalita kedalam pelukannya.


"Bagaimana tangan kamu masih sakit? Kamu pusing? Maafin aku, aku terlambat datang."

"Tangan Lita nggak apa-apa Jeje, jangan khawatir."

"Lihat aja aku bakal bikin perhitungan sama dia." Lalita menggeleng lalu menarik tangan Jeffrey menuju kelas. jeffrey terlalu berlebihan jika menyangkut dirinya.


•••

"Dasar bego."

"Hey. enak aja gue nggak bego."

"Buruan serang Gar jangan cuman lari bisa lo!."

"Sabar kali Je, gue lagi berusaha maju nih. Jangan curang woy."

"Yah yah gue kalah. Elah."

Afgar menghempaskan handphone miliknya keatas meja kantin dengan wajah masam sedangkan Jeffrey tertawa puas menatap kekalahan Afgar melawannya bermain game Mobile Legend.

"Anjrtt tawanya merdu cuy."

"Jeffrey gantengnya nambah pas ketawa ey."

"Unyu deh."

"Jeffrey gue ngepens."

Afgar mendengus lalu melangkah pergi untuk memesan makanan untuk mereka. Tak lama kepergian Afgar, terlihat Lalita dan Tessa memasuki kantin, berjalan beriringan kearah meja Jeffrey berada, setibanya Lalita mulai mendudukkan dirinya didekat Jeffrey sedangkan Tessa memilih duduk didekat Afgar.

"Masih sakit tangannya?".

Lalita menggeleng sambil tersenyum manis kearah Jeffrey.

"Ampyun baru juga tiba udah ditanyaan aja."

"Sos weet banget."

"Jeffrey perhatian banget."

"Potek hati neng nih abang."

"Kasian banget si maura diselingkuhin."

Lalita tersenyum saja mendengar apa yang diucapkan oleh para murid perempuan yang berada dikantin. Sedangkan Tessa menatap tajam kepada adik kelas yang terang-terangan ada yang menatap tak suka kearah Lalita.

Jeffrey mendekatkan diri keaarah Lalita dan mulai menyandarkan kepalanya dengan nyaman dibahu Lalita sambil memejamkan matanya, membuat para murid perempuan yang menatap pasangan tersebut gigit jari akibat kelakuan manis Jeffrey.

Afgar yang melihat itu semua hanya menggelengkan kepalanya.

Lalita itu terlalu polos.

***

JEFFLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang