20

6.6K 527 0
                                    

Lalita menatap orang-orang yang berlalu lalang di depannya. Sekarang ini mereka sudah berada di bandara sejak beberapa menit yang lalu untuk menjemput Jeffrey tetapi pria itu belum saja menunjukkan batang hidung nya hingga saat ini.

"Ck! Lama banget sih tu bocah." Gerutu Dangke sambil melirik jam yang melingkar di tangan nya, sudah lebih 10 menit mereka menunggu Jeffrey seperti orang bodoh melihat orang-orang berlalu lalang sibuk kesana kemari.

"Keknya kita masih sabar beberapa menit lagi deh." Ujar Afgar kepada Dangke setelah melirik Lalita singkat yang sedari tadi diam saja. Seseorang menepuk pundak Afgar pelan yang mana langsung membuat Afgar membalikkan badannya tanpa disadari oleh Dangke dan Prilly, karena mereka berdua sibuk menunduk dan memainkan kaki mereka dengan menggoyangkannya.

"Sstt." Jeffrey memberi peringatan kepada Afgar untuk diam. Setelah itu berjalan pelan kearah Lalita yang masih asik menunduk.

"Lalita i'm coming." Bisik Jeffrey lembut yang sudah berada di belakang Lalita. Lalita sedikit terkejut ditandai dengan badannya yang terlihat meneganh, Lalita membalikkan badan nya menunjukkan wajah terkejutnya setelah itu ia berdiri lalu melompat dipelukan pria itu untung saja dengan sigap Jeffrey dapat menguasai dirinya sehingga dirinya tak jatuh bersama gadisnya.

"Do you miss me my queen?" Tanya Jeffrey lembut yang mendapat anggukan kepala cepat dari Lalita. Jeffrey hanya terkekeh pelan sedangkan kedua sahabat Jeffrey hanya mendengus kesal seolah mereka tak dianggap ada.

"Kalian masih mau pelukan terus kek tokek disitu?" Ujar Dangke yang merasa kesal karena terabaikan. Jeffrey melototkan matanya ke arah Dangke sehingga pria itu meringis pelan.

"Jeje ayo pulang." Ajak Lalita manja yang masih berada di pelukan Jeffrey. Pria itu menggangguk dan melangkah keluar dari bandara dengan Lalita di gendongannya di ikuti oleh kedua sahabat gila nya menyusul di belakang.

Jeffrey menurunkan Lalita di depan mobil lalu membuka kan pintu untuk gadisnya. Seperti nya manja Lalita nya kumat lagi.

"Manja mode on." Goda Afgar kepada Lalita yang ditanggapi kekehan pelan. Jeffrey menarik kepala Lalita pelan agar bersandar di bahu nya.

"Jangan berisik gue mau tidur." Ujar Jeffrey datar. Afgar dan Dangke dengan cepat mengatupkan mulut nya. Lalita melirik kepada Jeffrey yang sepertinya sudah tertidur.

"Sstt Lita, lo nyanyi dong." Ujar Dangke pelan agar tak membangunkan Jeffrey.

"Jangan deh. Entar Jeje kebangun gara-gara suara Lita." Bisik Lalita pelan kepada kedua pria yang duduk di kursi depan.

"Etdah. Emm Lita mau nanya dong." Bisik Dangke lagi. Lalita menaikkan satu alis nya pelan.

"Lo kok cantik sih?" Setelah bertanya seperti itu Dangke terkekeh sendiri.

"Bisa-bisanya lo modus cewe pas depannya Dang, banyak ya nyawa lo?" Ujar Afgar ngeri kepada Dangke yang senyum senyum sendiri. Sedangkan Lalita menggelengkan kepala nya lalu terkekeh.

"Dangke lain kali kalo masih sayang sama wajah lo jangan goda punya gue." Jeffrey menyahut dingin yang rupa nya belum terlalep tetapi hanya menutup matanya. Afgar dan Lalita mengatupkan bibir nya rapat-rapat agar tawa nya tak menyembur melihat wajah pias Dangke.

•••

Pagi ini di SHS Antarpelago dihebohkan oleh pemandangan dimana disana terlihat Maura cs yang tampa takut menahan langkah Jeffrey dan Lalita.

"Baby Je, kok kamu baru hadir sih?" Tanya Maura manja sambil mengapit lengan Jeffrey dengan gaya centil nya sedangkan Lalita sedari tadi hanya diam melihat pemandangan dihadapan nya ini.

"Lepasin Maura." Sentak Jeffrey kasar yang membuat perempuan itu kaget. Maura menggelengkan kepala nya tanda tak setuju tak peduli dengan banyak pasang mata yang melihat kelakuan nya.

"Gue bilang lepas ya lepas lo jadi cewek gatal banget sih!" Jeffrey berucap dengan nada kasar nya lalu menghempaskan tangan Maura tak peduli perempuan itu terkejut atas tindakan yang dilakukan nya.

"Je! kamu itu kenapa sih? Kamu berubah tau nggak!." Pekik Maura tanpa tahu malu sedangkan Lalita masih setia dengan diamnya di belakang Jeffrey.

"Lo tuli atau gimana sih? Gue udah bilang kita itu udah putus."

"Gue nggak mau putus! Lo ngerti nggak sih Je!"

"Ini pasti gara-gara cewek murahan ini kan?" Tunjuk Maura kepada Lalita yang hanya terdiam tak tau akan berbuat apa. Lalita mengangkat alisnya sebelah menatap Maura yang menunjuknya.

"Jaga ucapan lo, Lita nggak ada hubungannya dengan ini!" Jeffrey menatap tajam kepada Maura. Seandainya Maura bukan perempuan entah mungkin perempuan itu sudah berada di rumah sakit.

"Kamu udah bilang cinta sama aku tapi ternyata semua hanya bullshit hah! Aku itu salah apa sama kamu?" Ujar Maura sambil menatap tajam kearah Jeffrey dan Lalita.

"Gila lo anjing! kapan gue bilang cinta sama lo! Dan lo tanya salah lo apa? Salah lo itu karna lo perusak, lo itu hama. Dan berani-beraninya lo sentuh punya gue!"

"Sana silahkan lo lapor lagi sama bokap gue, dasar jalang!" Jeffrey berkata dingin lalu menarik lembut tangan Lalita menjauh dari murid-murid yang berkerumuan melihat pertengkarannya dengan Maura.

"Sial. Berengsek lo Je. Gue benerin laporin kelakuam lo sama bokap lo biar tau rasa!" Pekik Maura.

Maura mengepalkan tangannya menatap Jeffrey dan Lalita yanh berlalu meninggalkan tempat parkir.

"Kasian banget ya Maura."

"Nggak tau diri banget deh."

"Rasain tuh Maura."

"Lo kali yang murahan bukan neng Lalita gue."

Ucapan-ucapan terlontat dari mulut murid SHS Antarpelago yang melihat kelakuan Maura dan menghujat gadis itu yang mana membuat Maura semakin meradang.

"APA LO!! BUBAR LO SEMUA BUBARRR." Teriak Olive sahabat Maura yang sedari tadi diam melihat apa yang dilakukan Maura.

"Huuu." Teriakan para murid yang menyoraki Maura dan Olive.

***

JEFFLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang