Pagi ini Lalita di buat pusing oleh tingkah Jeffrey. Kemarin sudah tak pernah menghubungi nya tetapi pagi ini Pria itu datang membuat ulah yang mana harus Lalita sendiri yang harus turun tangan mengurusi nya karena dia sebagai wakil ketua Osis. Sedangkan Ketua osis mereka sudah menyerah dan angkat tangan mengurusi Jeffrey dan memutuskan memberikan tanggung jawab nya kepada Lalita saja.
Jeffrey itu sekalinya dingin sudah mengalahi gunung everest saja tetapi jika sudah bertingkah bahkan bisa membuat Lalita bisa mati muda dengan cepat. Contohnya pagi ini.Lalita berjalan cepat menyusuri koridor sekolah bersama Tessa yang sedari tadi menggerutu akibat Lalita yang melangkah terlalu cepat.
Tibalah Lalita dan Tessa di depan pintu kelas XII Sains yaitu kelas Lelaki nakal itu siapa lagi kalau bukan Jeffrey Deneo Alexanel bahkan guru-guru menyerah melihat kelakuan Jeffrey, mau di beri hukuman berat apapun Jeffrey bahkan hanya tinggal kabur, guru-guru bahkan sudah mencoba meminta kepada Kepala Sekolah untuk memberitahu orangtua Jeffrey yang hanya di tanggap oleh orangtuanya katanya namanya anak muda, oleh karena itu mereka meminta langsung kepada Ketua osis untuk menyuruh Lalita saja karena hanya pada Lalita, Lelaki itu akan menurut.
"Lit, kayaknya kelasnya lagi belajar deh." Tessa mengintip jendela yang tertutupi horden tipis.
"Nggak Tessa ini pasti akal-akalan mereka aja buat ngelabui kita." Ujar Lalita pelan.
Saat ingin memutar knop pintu sang ketua osis tiba bersama anggota osis lainnya yang mana membuat Lalita mengurung niat nya membuka pintu.
"Gimana Lita?."
Rival melirik pintu kelas XII Sains yang tertutup rapat. Sepertinya mereka belajar.
Ceklek
Semua murid kelas XII Sains langsung mengalihkan perhatian mereka cepat dari laptop Jeffrey yang di atas meja ketika mereka melihat anggota osis datang.
"Apa yang kalian tonton?" Tanya Rival, ia berusaha melihat laptop tetapi di halangi oleh para siswa laki-laki.
"Nonton Darbie."
"Barbie kelesss. Typo lo."
"Nonton Doraemon."
"Eh- kagak nonton Baby Shark."
Semua murid dalam kelas itu mengjawab dengan jawaban yang berbeda-berbeda membuat Rival mendengus kesal.
"Siapa yang ngebawa laptop ini?." Tanya Lalita lembut lalu meneliti satu persatu wajah dalam kelas ini.
"Si Jejef neng cantik." Sahut Toyib sambil menunjuk kearah Jeffrey yang terlihat pura-pura sibuk dengan buku catatan nya. Sedangkan kedua sahabat Lelaki itu sudah pura-pura tidur seakan tak ikut menonton.
Lalita langsung menghampiri Jeffrey tanpa basa basi langsung menarik sebelah telinga Lelaki itu kesal.
"Adow- sayang sakit." Ringis Jeffrey sambil memegang tangan Lalita agar gadis itu melepaskan tarikan dari tangan gadis itu di telinga nya.
"Jeje kamu itu apa-apaansih. Kamu mau ngerusak pikiran suci mereka?" Dumel Lalita setelah itu melepaskan tangannya dari telinga Jeffrey yang terlihat memerah. Murid dalam kelas Jeffrey menumpu dagu pada tangan mereka lalu memperhatikan pasangan yang terlihat sangat cocok dihadapan mereka dengan gemas.
"Nggak kok. Dangke sama si Afgar yang bawa laptop nya tau."
"Tapi-."
"Itu laptop kamu kan. Jangan ngerusak pikiran mereka dengan pikiran kotor kamu dengan sahabat kamu."
Dangke dan Afgar kompak mendengus mendengar ucapan Prilly.
"Sekarang siniin laptop kamu?" Kata Lalita mulai melembut.
"Buat apa?."
"Lita mau hapus video itu biar kamu nggak nonton lagi, siniin cepat." Lalita lalu melangkah kearah laptop milik Jeffrey.
"Eh- jangan dong."
"Jeffrey! siniin atau Lita nggak bakal mau ngomong lagi sama Jeje."
Jeffrey langsung mengatup bibirnya rapat saat melihat wajah Lalita yang mulai terlihat kesal, dengan amat sangat terpaksa Lelaki itu menyerahkan laptop bergambar apel di belakangnya.
"Ini kalian hapus video di laptop itu nanti serahin aja sama Lita kalo udah selesai." Ujar Lalita lalu memberikan laptop milik Jeffrey kepada anggota osis yang sedari tadi hanya diam menyaksikan apa yang Lalita dan Jeffrey lakukan.
Lalita lalu kembali berdiri di depan kelas dengan di sampingnya ada Rival yang sedari tadi hanya diam.
"Baiklah. Kami harap kelas ini tidak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya." Ujar Rival tegas lalu berlalu bersama anggota osis lainnya kecuali Lalita yang masih diam sambil melirik kearah Jeffrey.
"Ikut aku." Lalita langsung menarik tangan Pria itu untuk mengikutinya.
Tessa yang juga sedari tadi diam lebih memilih ke kantin karena lapar.
Setelah kepergian Jeffrey dan Lalita kelas yang semula hening langsung berubah riuh. Dangke dan Afgar langsung menghampiri Toyib dibangku nya.
Pletak
"Gara-gara mulut lo tuh Yib." Dumel Dangke setelah mengdaratkan jitakan di kepala Toyib.
"Lah gue jujur." Toyib memasang wajah heran nya sambil mengusap kepala miliknya yang terasa panas akibat jitakan dari Dangke.
"Anjir. Kejujuran lo buat kita sengsara." Ujar Afgar yang di setujui murid lainnya.
"Yeee. Jujur itu baik tau, gue anak sholeh kagak boleh bohong."
"Huuuuuuu."
"Pala lu monyet. Sholeh dari mananya lo aja nonton tadi." Afgar kesal.
"Gue khilaf tadi." Ujar Toyib santai.
"Huuuuuuuuu."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
JEFFLA [END]
Teen FictionBagi seorang Jeffrey Deneo Alexanel tidak ada yang paling penting selain membuat seorang Lalita Anameli Sanders bahagia, Jeffrey tidak akan berpikir dua kali jika ada yang menyakiti Lalita. Tapi mengapa justru dirinya yang menjadi alasan Lalita men...