***
Lalita melirik handphone miliknya yang berkedip tanda ada pesan masuk yang tertulis nama Jeje disana, cepat-cepat Lalita menyimpan buku novel yang sedari tadi ia baca dan meraih handphone nya untuk membalas pesan dari Jeffrey, ia tidak mau membuat lelaki itu menunggu.
Jeje🗿
Aku ada didepan.Jeje🗿
Lita?Iya.
Tak lama setelah itu Lalita beranjak dari ranjang besar milik nya untuk turun menemui tamu yang tak tau diri itu, sudah jam 11 lewat berani berani nya dia bertamu tengah malam begini. Lalita menyambar switer pink miliknya yang tergantung di belakang pintu.
•••
Jeffrey duduk diatas kap mobil milik nya sembari menunggu Lalita keluar tak lama gadis yang ditunggu nya sudah berada di hadapannya dengan wajah masam, pasti ia kesal sekali karena ia datang sudah tengah malam begini, mau bagaimana lagi ia merindukan gadis tercantik di hadapannya ini.
"Udah tengah malam loh Je, parah banget tamu kayak kamu nih." Ujar Lalita.
"Apaan masih jam 11 juga ini masih pagi Lita." Kata Jeffrey santai.
Lalita menggelengkan kepalanya heran jam 11 malam begini di bilang pagi? Ngigo kayaknya nih anak.
"Pagi ndasmu. Jadi maksud kedatangan kamu kesini apa?"
"Kangen lah sama kamu apalagi?" Ujar Jeffrey sambil mengacak rambut Lalita.
Jeffrey menarik tangan Lalita mendekat lalu membalikkan badan Lalita dan memeluknya dari belakang.
"Kangen nggak ngenal waktu ya?"
"Hooh. Nyiksa! Dilan bilang jangan rindu katanya berat dan aku emang nggak kuat nahan rindu." Ujar Jeffrey sambil tersenyum tipis pada Lalita yang ditanggapi Lalita dengan meraup wajah Jeffrey.
"Lebay banget. Sejak kapan sih kamu lebay kayak gini? Aku cewek nggak gitu-gitu amat?"
"Yee yaudah sih. Lebay ke kamu doang ini." Sahut Jeffrey lalu menjepit kedua pipi chubby milik Lalita dengan tangannya.
"Pacar sih bukan terus siapa yah?" Tanya Lalita entah pada siapa.
Jeffrey mendengus mendengar perkataan Lalita.
"Emang lo bukan pacar yee." Sewot Jeffrey sedangkan Lalita hanya tersenyum.
"Eh sini naik."
Jeffrey lalu menarik tangan Lalita untuk duduk disamping nya.
"Lita." Panggil Jeffrey pelan.
"Iya?" Lalita menoleh kearah Jeffrey yang sedang melihat kearah nya juga jadilah mereka tatap-tatapan.
"Besok aku nggak ada kabar jangan nyariin yaa." Pesan Jeffrey dengan suaran pelan yang menimbulkan kernyitan heran pada Lalita.
"Kamu mau kemana?"
"Tugas!" Ujar Jeffrey singkat yang mendapat anggukan tanda mengerti dari Lalita.
"Hati-hati yaa Je. Jangan kenapa-kenapa." Ujar Lalita lembut.
Jeffrey lalu membawa Lalita kedalam pelukan nya, memeluk gadis itu erat seolah itu akan menjadi penyemangat nya nanti.
Keduanya terdiam cukup lama dengan posisi yang saling memeluk, Lalita menatap Jeffrey yang sibuk menatap bintang di langit.
"Jeje."
Jeffrey berdehem menjawab panggilan Lalita.
"Gimana sama Maura?" Tanya Lalita pelan.
Jeffrey menunduk menatap Lalita yang sedang menatapnya.
"Lupain, jangan bahas yang lain dulu malam ini, soal cewek itu serahin sama aku."
Lalita menghembuskan nafasnya lalu mengganguk sebagai jawaban.
Satu jam kemudian Jeffrey sudah berlalu setelah mengecup kening Lalita sebagai ucapan selamat malam.
Lalita tersenyum miris, mau bagaimana pun selalu ada bayangan Maura dalam hubungan mereka. Lalita selalu menolak ketika Jeffrey menembaknya karena masih akan selalu ada bayangan gadis lain dalam hubungan ini, Lalita terlalu egois ia tidak mau berbagi kepada siapapun ketika sudah memiliki.
Lalita menghembuskan nafas kasar, kemudian berlalu masuk kedalam rumah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
JEFFLA [END]
Teen FictionBagi seorang Jeffrey Deneo Alexanel tidak ada yang paling penting selain membuat seorang Lalita Anameli Sanders bahagia, Jeffrey tidak akan berpikir dua kali jika ada yang menyakiti Lalita. Tapi mengapa justru dirinya yang menjadi alasan Lalita men...