04

8.7K 662 1
                                    


Karena kebahagian ku tercipta dari tawa milikmu. -Mr.J

***

Suasana kantin yang tadinya ramai tiba-tiba hening akibat kedatangan Jeffrey dan Lalita. Lalita tampak mengerutkan keningnya heran semua mata tampak melihat kearahnya berada dengan tatapan yang berbeda-beda.

Sedangkan Jeffrey yang menggandeng tangan Lalita mengacuhkan keadaan kantin yang hening dirinya fokus berjalan kearah keberadaan Afgar yang sedang duduk bersama Tessa. Setelah tiba Jeffrey menarik kursi untuk mempersilahkan Lalita duduk.

"Terimakasih Jeje."

Jeffrey mengangguk lalu mendudukkan dirinya di samping Lalita.

"Anjay soswett."

"Aaa. Mau dong."

"Couple fenomenal."

"Ih ali nggak ngehargain maura banget."

Prangg

Disana Maura terlihat melemparkan piring yang dibawa oleh temannya dengan wajah yang memerah menatap Lalita tajam.

"Dibanting cuy."

"Ngamuk dah tuh."

"Kasian ya Maura udah tau Jeffrey punya Lalita seorang."

Maura berjalan kearah dimana keberadaan Jeffrey dan Lalita berada.

"Minggir lo." Maura menarik tangan Lalita kasar untuk berdiri agar tak berdekatan dengan Jeffrey.

"Sakit Maura." Ringis Lalita. Muka Jeffrey tampak memerah melihat perlakuan Maura kepada Lalita. Jeffrey berdiri lalu mendorong kursi yang ingin diduduki Maura dengan keras.

Brakk

"Lo masih belum kapok hah!." Bentak Jeffrey kasar kearah Maura yang sedang berdiri sedikit takut melihatnya. Maura mencoba untuk memberanikan diri agar tak terlihat takut dengan merubah mimik wajahnya dengan cepat.

"Honey aku kan cemburu tau." Maura bergelanyut manja di lengan Jeffrey yang dimana langsung dihempaskan oleh Lelaki itu dengan kasar.

"Lo semakin ngelunjak yaa, kalo di bilangin." Jeffrey menggeleng pelan lalu menarik Lalita mendekat padanya yang sedari tadi bengong melihat perseteruannya dengan Maura.

"Gue kasi tau sama lo. Gue mau putus dan satu hal lagi gue udah tunangan sama Lalita." Semua yang mendengar ucapan Jeffrey terdiam bahkan sudah ada yang menjerit karena pasangan mereka tunangan yang artinya Maura sudah terbuang. Ghotca!

"Nggak honey kamu pasti bohongin aku kan?"

"Kamu nggak boleh ginian aku, kamu nggak takut hah aku lapor sama orang tua aku." Maura menggeleng tanda tak terima dengan apa yang diucapkan oleh Jeffrey. Lalita hanya terdiam melihat Jeffrey dan Maura bertengkar.

Jeffrey mengabaikan ucapan maura lalu menarik Lalita untuk meninggalkan kantin diikuti oleh Afgar dan Tessa yang sedari tadi hanya diam menyaksikan pertengkaran Jeffrey dan Maura.

"JEFFREY. KAMU BAKAL AKU LAPORIN SAMA ORANG TUA AKU BIAR PAPA CABUT KERJA SAMANYA." Teriak Maura frustrasi.

Huuu!

Sorakan dari semua murid yang berada dikantin yang sedari tadi melihat apa yang dilakukan oleh Maura.

"DIAMM." Maura menatap tajam semua murid yang menyorakinya.

"Awas aja lo jalang gue bakal buat perhitungan sama lo." Guman Maura yang menatap Lalita yang sudah jauh dari pandangannya.

•••

"Gila Gila! beneran lo udah tunangan sama Lalita?"

Jeffrey hanya mengedikkan bahu acuh dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Afgar yang sedari tadi heboh dikelas.

"Jangan sampai deh Je, lo tunangan sama Lalita. Lo kan udah ada Maura jadi Lalita biar sama gue aja." Cerocos Afgar panjang lebar yang mana langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jeffrey yang membuat Afgar mengangkat kedua tangannya tanda berdamai.

Berbeda dengan kelas Lalita yang tidak bisa diam sedari tadi akibat pernyataan Jeffrey. Bahkan Lalita sendiri sudah pusing akibat pertanyaan- pertanyaan teman sekelasnya.

"Lalita beneran lo udah tunangan sama Jeffrey?"

"Lalita kok nggak ngundang sih."

"Lalita lo harus kasi pelajaran sama Maura karena udah genit sama tunangan lo." Itu petuah dari Rossa si cewek centil tapi baik hati kepada Lalita, Rossa juga yang sering melawan Maura kalau mau datang berbuat kepada Lalita.

"Nggak apa-apa Rossa biarin aja." Hanya itu yang bisa Lalita jawab ia sendiri pun bingung.

"Lah kok gitu sih lo nggak sakit hati?"

"Udah kali Ross biarin aja itu bukan urusan lo juga kan." Tessa menjawab dengan jutek kepada Rossa meski ia tahu bahwa pertanyaan itu bukan untuknya.

"Iyeiye." Rossa melenggang pergi dengan gaya centilnya yang mana membuat Tessa memutar bola matanya malas.

"Woy bubar deh kalian nggak usah ngerumunin gue sama Lalita panas tau!." Teriakan Tessa dibalas cibiran oleh beberapa orang yang masih ngerumunin Lalita. Lalita hanya menggeleng melihat kelakuan Tessa. Bar-bar sekali cocok sama Afgar.

•••

Bel pulang sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu tetapi Lalita dan Tessa masih betah berada dalam kelas.

"Ayo Tessa, Lita udah selesai nih."

"Sabar napa Lit, lagi dikit nih." Tessa mempercepat laju tangannya yang menyalin buku Lalita.

"Jeffrey udah nungguin Lita, Jeffrey udah sms, Tessa." Lalita menjawab dengan sabar yang mana membuat Tessa kaget karena Jeffrey ternyata sudah menunggu sedari tadi. Ck mati dah!

Tessa membereskan cepat buku yang berada diatas meja lalu menarik dengan cepat tangan Lalita melenggang pergi meninggalkan kelas.

"Bisa gawat nih Lit. Lo sih nggak kasitau gue kalau lo pulang bareng Jeffrey."  Seru Tessa.

Lalita terkekeh mendengar ucapan Tessa.

Sesampainya diparkiran Tessa dan Lalita berbeda haluan sebelum itu Lalita sempat melambaikan tangannya kepada tessa dan dibalas dengan lambaian juga oleh gadis itu.

"Kok lama?." Tanya Jeffrey saat Lalita berdiri di samping motor besar miliknya dan naik ke jok belakang.

"Tadi nemanin Tessa nyatet dulu." Jawab Lalita lembut lalu mengeratkan pelukannya kepada Jeffrey saat ia rasa ali menambah kecepatan motornya.

Jeffrey hanya berdehem lalu mengelus pelan tangan Lalita yang sedang memeluknya erat.

"Pelanin."

"Sorry." Jeffrey langsung memelankan laju motor mendengar ucapan Lalita.

•••

Lalita segera turun dari motor milik Jeffrey setibanya didepan rumah besarnya. Ketika ingin membuka helm nya Jeffrey terlebih dahulu menarik Lalita mendekat lalu membantu membukakan helm yang berada dikepala Lalita.

"Jeje datang ya ntar malam." Lalita berucap manja sambil memasang muka memelas miliknya. Sifat lain yang dimiliki Lalita yang hanya ia perlihatkan kepada Jeffrey dan keluarganya. Lalita jarang bermanja kepada orang.

"Jeje jawab."

Jeffrey terkekeh mendengar suara manja Lalita kepadanya.

"Iya. Aku pulang ya."

Lalita mengganguk sambil tersenyum manis.

Jeffrey lalu mengecup kening Lalita lembut setelah itu berlalu dari rumah besar itu menuju ke apartemennya.

***


JEFFLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang