23

5.4K 458 23
                                    

Gadis itu menatap jendela kamar nya dengan pandangan kosong seolah pikiran nya melayang entah kemana. Terdengar bunyi decitan pintu kamar nya dan tak lama ia merasa elusan lembut di rambut nya tak membuat gadis itu mengalihkan pandangan nya dari jendela itu.


"Nak, maafin Mommy sama Daddy yah nak." Ujar Anna lirih tangan nya masih setia mengelus lembut rambut panjang putri nya.

"Mom plis, bilang sama Daddy untuk batalin perjodohan itu." Lalita menatap Mommy nya denga penampilan yang sudah terlihat aneh karena sedari tadi tak berhenti menangis, matanya sudah bengkak bahkan hidung dan wajah nya memerah karena menangis terus menerus.

"Mommy tadi udah hubungin kak Kelvi sebentar lagi kak Kelvi pulang sayang." Ujar Anna mengalihkan pembicaraan. Kelvi yang merupakan sepupu Lalita yang paling dekat bahkan Lalita sudah menganggap Kelvi kakak kandung nya sendiri, orang tua Kelvi sendiri sudah meninggal karena kecelakaan sejak Kelvi kecil dan Pria malang itu mengalami lupa ingatan permanen hingga ia tidak dapat mengingat orang tua kandung nya akibat kecelakaan yang di alaminya.

"Hiks Mom, please bilang kalau kalian cuma hanya bohongin Lita." Mohon Lalit yang mulai sesegukan saat mengetahui fakta bahwa ia akan di jodohkan dengan seorang anak teman  Daddy nya yang ternyata Lalita kenal.

"Mommy nggak bisa berbuat apa-apa sayang. Ini sudah perjanjian keluarga kita kalau kamu sudah besar kamu akan di jodohkan sama Afgar, Nak."

"Tapi Mom udah taukan kalau Lita itu cuma mau sama Jeje aja hiks, Lita nggak mau sama yang lain Mom. Pliss Mom beritahu Daddy lagi buat batalin perjodohan ini pliss." Mohon Lalita sambil bersujud di kaki Anna yang sudah terisak sedari tadi melihat keadaan putrinya yang terlihat sangat kacau.

"Bangun sayang kamu nggak boleh kayak gini." Anna membantu Lalita duduk kembali di ranjang nya sedangkan Lalita terdiam menatap kosong kearah lain. Gadis itu tersenyum kecut tak menyangka ternyata kepulangan cepat Daddy nya bermaksud lain.

"Nggak aku nggak mau di jodohin sama Afgar. Mom, Afgar itu sahabat Jeje hiks." Ujar Lalita sambil terisak menatap Mommy nya yang mengalihkan pandangan nya tak mau melihat keadaannya yang sedari tadi memohon.

"Kamu harus terima keputusan Daddy mu nak atau keluarga kita akan malu, istrahat yah Mommy keluar dulu." Ujar Anna sambil mengelus kepala Lalita lembut setelah itu berlalu meninggalkan Lalita yang meraung-raung di kamar nya agar perjodohan itu di batalkan, tetapi Anna seolah menulikan telinga nya mendengar teriakan Anaknya.

Anna menghambur kepelukan suami nya sambil terisak kencang saat masih mendengar tangisan dan barang barang yang di banting oleh putrinya.

"Dad, plis batalin Dad. Aku nggak tega hiks hiks." Mohon Anna kepada suaminya yang setia mengeluas kepala nya dengan lembut.

"Mom, Daddy nggak tau harus berbuat apa lagi Kakek Lalita sudah membuat perjanjian itu sejak lama." Ujar Demian lirih mengusap punggung istrinya. Anna menggeleng pelan sambil terisak di pelukan Demian.

***

"CUKUP JE! NYAWA AFGAR BISA HILANG." Bentak Dangke sambil menarik Jeffrey yang seperti kesetanan sedari tadi memukuli Afgar dengan membabi buta tanpa ada perlawanan dari Afgar yang seolah pasrah menerima kemurkaan Jeffrey.

"Lo jangan halangin gue ngehabisin brengsek satu ini Dangke." Gertak Jeffrey tajam menepis tangan Dangke yang berusaha mencegah nya menyerang Afgar lagi.

"Je ingat Je, dia sahabat kita." Peringatan Dangke hanya mendapat tawa miris dari Jeffrey.

"Oh Sahabat ya? SAHABAT MACAM APA YANG TEGA NGETIKUNG SAHABATNYA SENDIRI!" Bentak Jeffrey keras lalu menendang punggung Afgar sehingga pria itu terbatuk-batuk akibat tendangan itu.

"Jeffrey plis dengarin penjelasan gue dulu." Mohon Afgar mencoba duduk dengan di bantu oleh Dangke. Jeffrey berdecih lalu menaiki motor milik nya berlalu dengan kecepatan di atas rata-rata dari Cafe Vega yang sudah sangat ramai akibat tindakan Jeffrey tadi.

"Bangun Gar." Ujar Dangke membantu Afgar duduk di kursi yang sudah tersedia.

"Jeffrey pasti kecewa banget sama gue." Ujar Afgar lirih, ia mengusap kasar darah yang mengalir dari bibirnya. Dangke hanya menepuk pundak Afgar menenangkan. Dangke tidak tau ingin berbicara apa ia cukup terkejut mendengar bahwa Afgar dan Lalita di jodohkan.

***

Jeffrey meremas balkon apartemen nya dengan kuat, rahang pria itu terlihat mengeras ia mengacuhkan deringan handphone nya yang sedari tadi berbunyi.

"Nggak gue nggak akan biarin Afgat milikin Lalita." Tekad Jeffrey dalam hati nya. Pria itu menggeleng pelan lalu menghembuskan nafas nya dengan kasar.

"AHH SIALLL!" Teriak Jeffrey setelah itu berlalu masuk untuk melihat siapa yang menelfon nya sedari tadi.

***

"Lalita." Guman Jeffrey melihat tertera nama gadisnya yang menelponnya tak berpikir lama Jeffrey langsung mengangkat panggilan itu. Jeffrey memejamkan matanya mendengar isakan gadisnya di seberang sana yang pertama ia dengar ketika mengangkat telponnya.

"Susstt tenang sayang, jangan nangis lagi." Ujar Jeffrey lirih masih terdengar jelas isakan Lalita yang bertambah kencang.

"Jeje sakit hiks, Lita nggak mau dengan perjodohan ini hiks hiks." Isakan Lalita dalam telfon terdengar menyedihkan setelah Jeffrey melouspeaker panggilan telfon, Jeffrey memejamkan matanya meredam emosi nya mendengar suara tangis gadisnya yang menyayat hati.

"Tenang sayang nggak bakal ada yang berubah kamu tenang yah." Suara Jeffrey terdengar bergetar saat menenangkan gadisnya.

"Ka-kamu nggak akan ninggalin aku kan?"

Jeffrey menggeleng cepat mendengar ucapan gadisnya meski itu tak akan terlihat oleh Lalita.

"Nggak sayang nggak. Everything will be fine." Ujar Jeffrey menenangkan. Suara nya terdengar bergetar yah setidak nya ia juga harus tenang.

"Aku matiin dulu yah telfon nya kamu harus istrahat jangan nangis terus, aku bakalan pantau kamu dari sini." Pesan Jeffrey sebelum menutup telfon nya, ia memejamkan matanya, Lalita hanya terus menerus menangis dan tak ada pilihan lain ia harus mengakhiri telponnya agar gadisnya bisa istrahat.

"BERENGSEK!!" Teriak Jeffrey lalu menendang kursi dihadapannya setelah itu berlalu keluar dari apartemen nya. Apa ia harus membunuh sahabatnya sendiri agar perjodohan sialan itu di batalkan?

***


JEFFLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang