Sorry for typo!
***
London heathrow international airport
Lalita menghembuskan napas lelah mereka sudah tiba di London, Inggris. Total waktu yang di tempuh dari jakarta-london adalah 17 jam 10 menit, dan Lalita merasa tubuh nya sangat lelah.
"Yuk langsung ke apartemen aja biar cepat istrahat." Ajak Kelvi.
"Iya." Balas Lalita, ia menarik kopernya.
"Lita udah daftar di universitas oxfor?" Tanya Shana sambil berjalan keluar dari bandara.
"Sudah, kamu istirahat dulu di mobil nantinya, perjalanan ke apartemen kita lumayan jauh."
***
Indonesia.
Jeffrey tidak suka dengan suasana berisik dan ramai, tapi ia tidak mungkin bisa menahan laparnya. Jadi mau tidak mau, Jeffrey pergi ke kantin kampus bersama Afgar dan Dangke untuk membuat cacing-cacing di perutnya berhenti unjuk rasa.
Suasana kantin yang berisik sempat hening saat Jeffrey dan sahabatnya baru muncul di kantin, namun sekarang suasana kembali berisik dan keramaian di kantin bukan sesuatu yang bisa di kendalikan. Untuk menghindari suara-suara itu Jeffrey memasang headset di telinga nya menyetel volume paling keras agar dia tidak mendengar suara-suara yang sangat tidak penting. Lalu melahap makanan di depan nya. Tapi Dangke entah kenapa mengganggu nya, melepas paksa headset di telinga nya.
"Lebih berisik lagi musik lo daripada suasana disini." Ujar Dangke lalu melahap nasi goreng nya.
"Tai ganggu banget sih lo." Sentak Jeffrey pada Dangke. Dangke hanya mendengkus.
"Santai ae Je, sensitiv banget lo kayak cewek." Gerutu Dangke. Jeffrey hanya memutar bola matanya malas lalu memasang headset nya kembali dan sibuk dengan hanphone nya.
"Eh Ke, tadi ada senior cantik kan?" Tanya Afgat yang dia angguki semangat oleh Dangke.
"Hooh body bueihh mirip gitar spanyol." Balas Dangke semangat.
"Lo tau nama nya?" Afgar penasaran.
"Tau. Kalo nggak salah sih namanya Afika anggraini deh." Ujar Dangke kurang yakin.
"Afika? Afika? Oh yang di iklan itu yang ngomong gini Afika." Ujar Afgar konyol menirukan suara iklan oreo itu.
"Iya."
"Ada yang baru nih."
"Apa." Tanya Dangke.
"Gue lupa Ke mau ngomong apa." Ujar Afgat nyengir.
"Anjir tai. Kakek-kakek lo." Cibir Dangke. Jeffrey hanya melirik malas kepada kedua sahabat gila nya.
"Kemana lo?" Tanya Afgar saat melihat Jeffrey beranjak dari duduk nya.
"Taman belakang." Ujar Jeffrey dingin kemudian berlalu dari kantin.
Jeffrey berjalan santai di koridor kampus nya, pria itu mengabaikan perempuan-perempuan yang terang-terangan menggoda nya. Cih dimana harga diri mereka?
"Hay Jeffrey tampannya akuhh."
"Kating kok ganteng banget sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEFFLA [END]
Teen FictionBagi seorang Jeffrey Deneo Alexanel tidak ada yang paling penting selain membuat seorang Lalita Anameli Sanders bahagia, Jeffrey tidak akan berpikir dua kali jika ada yang menyakiti Lalita. Tapi mengapa justru dirinya yang menjadi alasan Lalita men...