Author Point Of View
Arintika Nasution. Gadis cantik dengan rambut Dirty Blonde nya itu berkali-kali menyentuh kepalanya saat pandangannya terus mengabur seakan dunia ini tengah berputar, pikirannya benar-benar tak tentu arah, mencolok kesana kemari, berbagai spekulasi muncul di otaknya, membuatnya merasa bahwa kepalanya bisa saja meledak saat ini juga. Matanya kembali menatap kalung perak yang kini berada di tangannya, jantungnya berdebar tak menentu, perutnya seakan dipenuhi kupu-kupu yang siap menggelitikinya, ia tak mau terlalu berharap, tapi semua yang di katakan Ibunya membuatnya menggantungkan harapannya setinggi langit.
Arin menatap kalung yang berada di tangannya dengan lemas, ia benar-benar bingung sekarang, sekali lagi, matanya kembali menatap pintu kamarnya yang tertutup, entah mengapa ia merasa ada seseorang yang datang ke kamarnya? Bukankah memang seharusnya seperti itu? Jika tidak, tidak mungkin rasanya kalung ini berada di kamarnya. Karna dia tau.
Kalung ini bukan miliknya.
"Apa ini punya Mama?, atau Mama yang beliin ini buat gue?" Arin bangkit dari posisi berjongkoknya, ia menghela nafas panjang, memantapkan hatinya untuk melangkah keluar dari kamar dan bertanya pada Ibunya.
Kleeek.
Keadaan di lantai dua rumahnya sepi seperti biasa, juga tidak ada suara bising di lantai bawah dan itu menandakan bahwa tak ada tamu yang datang kerumahnya bukan?.
Arin sedikit berjalan mendekati tangga, kepalanya melongok ke bawah, mengintip keadaan lantai satu rumahnya yang langsung menunjukan Ruang keluarga. Dan sama saja, sepi, Jika bukan orang lain sudah pasti ini ulah Ibunya bukan?. Arin menghela nafas kecewa, jadi ini dari Ibunya?. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar utama di lantai Dua, kamar Ibu dan ayahnya, ia ingin mengucapkan terimakasih, karna jujur saja ia sangat suka dengan kalung pemberian Ibunya.
"Ma… Mama" Arin mengetuk pintu kayu berlapis cat putih gading seperti miliknya itu dengan dua kali ketukan, tak lama pintu itu terbuka dan menampilkan Ibunya yang masih menggunakan kimono putih, sepertinya baru selesai mandi.
"Kenapa Arin? Kamu kenapa sih belom tidur?" Karin bertanya heran, dan ia semakin heran saat putrinya itu menyerobot masuk kedalam kamarnya lalu dengan santai menjatuhkan dirinya di ranjang dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Arin tidur sama Mama ya" Arin berucap saat ingat jika Ayahnya masih berada di Paris dan ini kesempatannya untuk tidur bersama Ibunya.
Karin mengendikan bahunya lalu berjalan menuju Walk In Closet yang berada di kamarnya. "Kamu kenapa? Pasti lagi seneng banget kan? Makanya mau curhat sama Mama"
Arin tersenyum di dalam balutan selimutnya, Ibunya benar, ia memang senang dengan kalung pemberian Ibunya itu. Sangat Cantik meskipun tadi ia sempat kecewa.
"Terimaksih untuk kalungnya Ma, Arin suka" Karin menghentikan kegiatannya yang sedang memilih piyama tidurnya, ia tidak mengerti arah pembicaraan putrinya, kalung?
"Kalung apa sayang? Mama ga beliin kamu kalung apa-apa" Arin bangkit dari tidurnya lalu menatap Ibunya penasaran.
"Bukannya tadi Mama masuk kamar Arin?"
Karin terkekeh mendengarnya, ia membawa piyama pilihannya lalu meletakanya di ranjang, ia menatap putrinya menggoda. "Itu mungkin dari Renaldi, dia yang masuk kedalam kamar kamu, udah Mama izinin kok, soalnya dia dia sama temennya udah~"
Dan selebihnya omongan Karin tidak Arin dengar, kepalanya terfokus pada kalimat bahwa ternyata yang memasuki kamarnya dan memberikannya sebuah kalung adalah Renaldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple!
Teen FictionKisah para gadis yang berjuang untuk mendapatkan crush mereka dan menjadikannya Couple seumur hidup! Lily Madison Angela Pratiwi Aleanata Alexandra Arintika Nasution. Ini karya pertama ku yang selesai sampai ending, masih banyak kesalahan dalam penu...