Epilogue

245 15 6
                                    

Author Point Of View

"Kel. Kamu mau kemana, sayang?" Lily bergerak turun dari brangkar dan menghapiri anak sulungnya yang hendak keluar dari kamar ruang rawat si bingsu.

"Kel, temenin adikmu. Jangan kemana-mana." Dimas yang sedang mengelus rambut putri bungsunya yang sedang terlelap ikut membuka suara, mencegah si sulung pergi.

Kelsea berdecak. Gadis berusia sepuluh tahun dengan nama lengkap Kelsea Ardana Cloroza itu menatap tak suka kedua orangtuanya. "Memangnya mom and dad peduli aku mau ngapain? Bukannya selama ini anak kalian cuman Helena?"

Lily terkejut mendengar ucapan sinis dari putri sulungnya. Ibu berusia tigapuluh enam tahun itu menatap Kelsea nanar. Mereka sangat menyanyangi Kelsea. Tidak ada perbedaan antara si sulung dan si bungsu di matanya. Hanya saja, Helena si bungsu lahir dengan banyak kelemahan.

Saat mengandung Helena, Lily sering sakit, bahkan pernah mengalami pendarahan karna terlalu kelelahan. Helena lahir prematur saat itu. Anak manis itu memiliki sistem imun yang rendah sehingga mudah sekali sakit. Helena juga hidup dengan beberapa penyakit yang menempel pada tubuhnya. Anak itu menderita Anemia, Asam lambung dan juga Asma. Itulah mengapa perhatian Dimas dan Lily lebih banyak tercurah untuk si bungsu. Namun mereka sama sekali tidak memiliki niatan untuk membuat si sulung merasa tersisih. Kelsea dan Helena hanya berbeda satu tahun. Itu sebabnya Kelsea merasa dirinya tidak pernah merasakan kasih sayang yang utuh sejak bayi. Bocah itu selalu menjadi yang kedua setelah Helena. Anak itu merasa dicampakan. Dan Kelsea tidak suka itu.

"Kelsey. Kenapa bicara seperti itu, sayang?" Dimas berucap memperingati anaknya.

Perasaan emosioal Kelsea terlihat tidak stabil. Dada anak itu naik turun dengan nafas memburu. Lily mencoba merangkul putrinya namum Kelsea dengan terang-terangan menghindari Ibunya.

"Sayang, sayang, sayang. Sayangnya Dad hanya terucap di mulut! Kel tau kalau Dad dan mom tidak sayang sama Kelsey!" Kelsea lalu keluar dari ruang rawat adiknya. Lily mencoba mengejar Kelsea tapi gumaman yang keluar dari mulut Helena yang tertidur menahan langkahnya.

"Mom." Helena berucap gelisah di dalam tidurnya. Lily mendesah dan kembali melangkah menuju si bungsu.

*******

Kelsea berjalan keluar area rumah sakit. Gadis cantik dengan wajah tertekuk itu lalu terdiam di pinggir trotoar jalan. Ia bingung harus pergi kemana.

Tin Tin Tin.

Sebuah mobil berhenti di samping anak itu. Kelsea menyipitkan matanya saat kaca jendela di bagian kemudi terbuka dan terlihatlah wajah yang iya ketahui merupakan teman ayahnya.

"Oom Farhan?"

"Kel, kamu kenapa disini? Nanti kamu hilang gimana? Ayo masuk, kita balik ke rumah sakit. Kebetulan Oom mau jenguk Helena." Farhan berkata tak habis pikir, kemana Dimas dan juga Lily? Anak kecil seperti Kelsea dibiarkan pergi keluar area rumah sakit seorang diri. Bagaimana jika Kelsea diculik? Mengingat anak kecil itu begitu cantik meskipun terlihat galak.

"Nggak mau!" Kelsea berucap tegas membuat Farhan mendesah, pria itu tahu apa yang terjadi pada anak sulung sahabatnya.

"Kelsey sayang, ayo masuk. Tante maksa kamu kali ini." Kenzi yang berada si samping Farhan ikut bersuara.

"Ok, aku balik ke rumah sakit. Tapi aku jalan!" Kelsea hendak melangkah pergi tapi kaca di pintu belakang mobil ikut terbuka dan menampilkan seorang anak laki-laki yang seumuran dengannya.

"Kalau ada tumpangan kenapa harus jalan, Kel? Lagian bahaya kalau kamu nyebrang sendirian. Tujuan kita kan sama, ayo masuk." Noah, anak tunggal dari Farhan dan Kenzi membuka suara, anak lelaki itu menutup buku yang sedari tadi dibacanya dan menatap Kelsea dengan senyum.

Couple!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang