I'm not believe

255 14 29
                                    

Author Point Of View

Kau tau, dunia ini penuh dengan rahasia, begitu juga dengan kehidupan mereka, aku akan mengungkap sebuah rahasia yang sudah lama tertutup rapat di antara orang-orang yang enggan mencari kebenaran, mungkin bukan enggan, hanya saja mereka tidak tahu bagaimana caranya menemukan kebenaran itu, ini sudah berlalu sangat lama, dan aku akan mempertemukan kembali orang-orang yang seharusnya bertemu.

Disini.

Di cerita ini.

Akan ku ungkap sebuah misteri.

*

"Kenapa sih lo lama banget pas tadi beli permen kapasnya?" Sara memasuki rumah Neneknya, ia merebahkan tubuhnya yang lelah setelah berjalan jalan seharian itu di sofa yang terletak di ruang keluarga.

Alexis duduk di sebelah Sara, ia menghadapkan tubuhnya pada Sara. "Tadi aku bertemu dengan seseorang, kau tau? Permen kapas yang kau makan itu seharusnya adalah miliknya"

Sara mengernyit mendengarnya, ia menoleh pada Alexis. "Lo nyuri permen kapas tadi?!" Sara menegakkan duduknya, ia menatap sepupunya tak percaya.

"Alexis!"

"Tidak, ah bukan begitu! Aku membelinya, dia berbaik hati memberikannya padaku walaupun seharusnya itu menjadi miliknya" Sara memincingkan mata untuk menatap wajah Alexis lebih intens.

"Aku serius Sara, aku tidak mungkin mencuri" Alexis mengangkat dua jarinya membentuk peace, Sara menghela nafas lalu bangkit dari duduknya.

"Yaudah, gue mau siapin keperluan buat kuliah besok" Sara berjalan menuju kamarnya dan juga Alexis, besok dirinya sudah mulai berkuliah dan itu artinya tidak ada lagi waktu untuk bermalas-malasan.

Alexis yang melihatnya hanya diam di tempat, ia kembali memikirkan kejadian dimana dirinya bertemu dengan Dimas.

"Aku seperti tidak asing berada di dekatnya"

《《《《《《《》》》》》》》

Tiwi berjalan keluar kamar dengan santai, ia sudah rapih menggunakan seragam sekolahnya, hari ini ia akan pergi ke sekolah, Ibunya sudah menyambutnya di meja makan.

"Makan dulu sayang" Tiwi tersenyum pada Irren, ia menarik sebuah kursi lalu mendudukinya dan mulai menyantap sarapannya dengan pelan.

"Kemarin Alessa telpon Mama, dia bilang belum bisa pulang karna dia baru mulai kuliah, dia titip salam buat kamu" Ucapan Irren membuat Tiwi menghentikan kunyahannya pada roti yang berada di mulutnya, gadis itu enggan melihat Ibunya, memang hubungannya dengan Alessa sedikit renggang akhir-akhir ini.

"Aku berangkat" Tiwi bangkit dari duduknya lalu menghampiri Irren dan mencium pipinya.

"Sayang, makanan kamu?"

"Udah selesai" Tiwi berjalan meninggalkan ruang makan, sedangkan Irren hanya dapat memandang sarapan putrinya yang masin tersisa itu dengan nanar.

*

Tiwi keluar dari rumah, matanya tak sengaja melihat supirnya yang sedang menglap mobil milik ibunya dan juga tukang kebun yang sedang menyirami bunga di pekarangan rumahnya, Tiwi melirik sekilas lalu berjalan hendak menuju garasi, tapi panggilan dari tukang kebun dirumahnya itu menghentikan langkahnya.

"Non Tiwi"

"Apa, Pak?" Tiwi berbalik menghadap tukang kebun rumahnya.

"Tadi ada kirimin bunga untuk Non Tiwi, sebentar Bapak ambil dulu"Pak Tono, Tukang kebun itu berlari menuju kursi yang tak jauh dari tempatnya menyiram tanaman tadi, ia mengambil se bucket bunga Lily lalu kembali menghampiri Tiwi.

Couple!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang