Wedding Day

247 19 5
                                    

Author Pint Of View

Lily mengerjapkan matanya saat merasa panas pada kedua matanya. Ia lalu menoleh pada Sierra dan memberi kode pada gadis itu untuk segera pergi.

Sierra mengangguk lalu mereka melangkah melewati Alexis dan Dimas namun Dimas menahan lengannya.

"Don't go!" Lily berpura-pura terkejut lalu melepaskan tangannya dari Dimas.

"Excusme?" Tanyanya sembari menautkan alis.

Dimas tergagap, ia jadi ragu apakah gadis di hadapannya ini Lily atau bukan. Demi apapun, mereka sangat mirip, hanya warna rambutnya saja yang membedakan dan wajah ini lebih dewasa dibanding tujuh tahun yang lalu saat terakhir kali ia melihat wajah gadisnya.

"Sorry, um... What's your name, Ms?" Dimas menatap Lily penuh harap, Alexis memandang Dimas bingung. Siapa gadis yang tadi ditakbarknya itu? Tidak mungkin kekasih Dimas, mengingat Dimas yang pernah bercerita bahwa kekasihnya itu memiliki rambut berwarna pink yang imut.

Lily menggigit bibirnya mencoba menahan tangis, ia mencengkram lengan Sierra yang berada di sampingnya. Dimas mungkin tak mengenalinya sekarang dan Lily bingung, apa dia harus memberitahu Dimas?.

"Lily?" Suara Dimas terdengar parau dan Lily menegang di tempatnya. Sedetik kemudian ia berhasil mengendalikan dirinya, dia menggeleng pasti lalu tersenyum pada Dimas.

"Maaf, namaku Maddy. Kau mungkin salah orang." Lily tersenyum menatap Dimas yang mendesah kecewa, bahu lelaki itu merosot lalu tak lama dia pun tersenyum paksa.

"Maaf, kau mirip seseorang yang dekat denganku. Hanya berbeda warna rambut saja." Dimas menatap kedalam mata Lily. Hatinya yakin jika ini adalah gadisnya, tapi. Nama gadis ini Maddy bukan Lily. Lagi pula untuk apa Lily berada di London.

Lily membeku, ia menutup matanya sesaat lalu kembali tersenyum. Jantungnya berdetak cepat saat Dimas menyebutnya seseorang yang dekat dengannya.

"Oh, begitu ya. " Lily mengangguk lalu melirik ke arah Sierra.

"Kami harus pergi," lanjut gadis itu lalu menarik Sierra yang sedari tadi terdiam memperhatikan mereka untuk pergi meninggalkan Dimas dan juga Alexis.

Dimas berbalik menatap punggung Lily. Dia kembali mendesah, tepukan di bahunya membuatnya beralih menatap Alexis.

"Apa?"

"Kau mengenal gadis itu?" Tanya Alexis penasaran.

"Hm, dia mirip kekasihku." Dimas berjalan mendahului Alexis. Jika saja gadis bernama Maddy itu memiliki rambut berwarna pink. Sudah pasti ia akan memeluk dan menciumnya. Tak perduli jika itu di depan umum sekalipun.

Alexis terperangah, lalu menyamai langkahnya dengan Dimas. " Bernarkah?"

"Begitulah."

******///*******//////****/////*********

"Maddy, huh?" Sierra bertanya saat mereka dalam perjalanan pulang menuju appartmen nya.

"Maddy untuk Madison, Ra." Lily menjawab seadanya, gadis itu memandang keluar kaca jendela, memandang jalanan kota London dengan pikiran menerawang. Kenapa dia menjauhi Dimas? Ia juga tidak tahu kenapa, tapi ia bertemu Dimas saat lelaki itu bersama gadis lain. Gadis yang tadi menabraknya itu sangat cantik, dia pasti orang Inggris.

Lily tersenyum kecut. Sudah pasti, tidak mungkin selama tujuh tahun lelaki seperti Dimas mampu bertahan tanpa kekasih. Gadis itu pasti kekasih Dimas. Tapi, bagaimana jika itu istrinya?

Duuk.

"Kau kenapa?" Sierra menoleh panik saat Lily menghantamkan kepalanya pada kaca jendela mobil.

Couple!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang