Part 2

15.1K 593 6
                                    

Sepanjang perjalanan entah mengapa Sakha selalu terbayang wajah Nafisah yang begitu meneduhkan.

"Astaghfirullah... Kenapa sih aku ini kenapa juga aku membayangkan wanita yang sudah menyusahkanku hari ini. Arghhh....". Ucapku seraya mengacak rambutku kasar, hari ini ia hampir terlambat ke kampusnya karna Nafisah.

*****

Sakha menarik nafas panjang saat ia telah sampai di kampusnya.

"Woyy... Tumben nih soulmet gue datangnya sedikit telatnih". Ucap Fendy sahabat Sakha yang sama seperti Sakha dia pun mendapatkan beasiswa untuk langsung Kuliah di tempat yang sama sepertiku.

"Arghhh.. Tuh gara-gara tuh cewe bikin gue telat hari ini. Belum dimulaikan pelajarannya?". Ucapku seraya mengacak rambut kasar dan kemudian langsung menanyakan pelajaran pada Fendy. Setelah beberapa saat mereka telah berada di dalam ruang kelas.

"Wihh.. Habis ketemuan ternyata. Setau gue lo tipe cowo yang dingin banget sama cewe". Goda Fendy. Sontak membuat Sakha menatap sinis Fendy, Fendy yang ditatap sinis oleh Sakha hanya nyengir tidak jelas.

"Udahlah diem lo". Ucapku dingin pada Fendy.

"Iya iya gue diem hehe...". Ucap Fendy menunjukan giginya.

****

2 hari pun telah berlalu. Dan selama dua hari itu Sakha mengikuti pelatihannya untuk menjadi seorang pilot profesional.

"Good bro... Lo hebat banget kali ini". Ucap Fendy seraya menepuk bahu Sakha. Sakha yang merasa bahunya di tepuk oleh Fendy hanya tersenyum.

"Thanks. Gue juga kagum sama lo, lo juga ga kalah hebatnya sama gue". Ucapku pada Fendy.

"Ya udah gue balik dululah udah sore". Ucapku seraya melambaikan tangan pada Fendy dan melaju dengan mobil Sport nya.

Dalam perjalanan ia baru teringat dengan Nafisah selama dua hari Sakha dalam pelatihan dia hanya menyisakan uang pada Nafisah 200 ribu.

"Apa yang gadis itu lakukan selama dua hari ini?". Ucapku kemudian memutar stir mobilnya ke arah kost-an yang ditempati Nafisah.

Sesampainya di tempat kost-an Nafisah. Sakha tak mendapati gadis itu.

Apa dia ada di dalam, atau mungkin dia kabur. Batin Sakha

"Assalamu'alaikum". Ucapku seraya mengetuk pintu tempat Nafisah.

"Wa'alaikumsalam... Siapa ya?". Jawab orang di dalam yang tak lain Nafisah.

"Sakha". Jawabku singkat saat mengetahui orang yang menjawab salamnya adalah Nafisah. Nafisah membukakan pintu perlahan saat tau bahwa pria itu adalah Sakha.

"A-ada apa kamu kesini?". Tanya Nafisah gugup.

"Ya... Mau ngecek kalo lo ga bakalan kabur atau apalah itu". Ucapku dingin pada Nafisah.

"Bagaimana bisa aku pergi kalaupun aku kembali aku pasti akan dinikahi oleh pria tua itu". Ucap Nafisah ada raut wajah sedih sekaligus takut. Sakha yang melihat wajah sedih Nafisah entah mengapa tiba-tiba hatinya tersentuh.

"Emmm... Ja-jangan nangis ma-maaf kalo aku buat kamu sedih". Ucap Sakha tiba-tiba dengan nada lembut. Nafisah yang mendengar ucapan lembut Sakha pun tersenyum. Sementara Sakha yang melihat senyuman Nafisahpun ikut membalas senyuman itu. Kedua mata mereka terkunci selama beberapa detik.

"Astaghfirullah... Kamu kenapa liatin aku". Ucap mereka berbarengan.

"Emm...ka-kamu harus ikut sama saya dan kalau memang kamu ga bisa pulang kerumah orangtuamu setidaknya kamu aman bersama ibuku di rumahku". Ucap Sakha sedikit gugup.

TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang