Part 12

8.7K 415 7
                                    

"Ya ampun.. Cocok banget mba sama masnya". Ucap pegawai itu setelah melihat keduanya sejajar di sebuah cermin besar.

Nafisah hanya dapat menundukan pandangannya menyembunyikan rona merah di pipinya sedangkan Sakha tersenyum manis menatap dirinya dan juga Nafisah di cermin itu.

"Sakha, aku.... Mau ganti baju lagi ya".

"Kamu harus terbiasa memanggilku dengan sebutan yang spesial dong Sah".

"Sebutan apa?".

"Yaa... Apa aja yang bagus".

"Emm... Apa dong? Udah ah.. Aku mau ganti dulu ya, kamu juga ganti. Nanti kita omongin lagi ok".

"Hmmm, kamu lagi kebingungan tetep cantik ekspresinya, apalagi kalau kamu tersenyum. Makin cantik calon istriku ini". Sakha tersenyum menatap Nafisah yang mulai melangkah menjauh darinya.

Kedua telah mengganti pakaiannya. Dan kini Sakha sedang membayar semua hasil belanjanya sementara Nafisah menunggu Sakha di depan toko yang sudah sediakan sebuah kursi kecil disana.

"Sudah".

"Iya udah, ayo".

Sakha melangkah lebih dulu dan diikuti oleh Nafisah di belakangnya. Baru saja beberapa langkah Nafisah berjalan mengikuti Sakha, seseorang memanggil namanya.

"Nafisah". Teriak orang tersebut dan membuat Nafisah menoleh ke sumber suara, disusul oleh Sakha yang ikut menoleh juga ke sumber suara tersebut. Nampak seorang pria dengan kaos hitam lengkap dengan jaket berwarna merah yang ia biarkan terbuka dan celana jens hitam yang dikenakannya. Wajahnya seperti orang luar negeri, tampan, tinggi dan putih jika dibandingkan dengan Sakha memang tak jauh beda kriteria wajahnya sama tampan dengan Sakha.

"Siapa ya?". Tanya Nafisah bingung, sementara Sakha langsung mendekati Nafisah dengan cepat.

"Siapa lo". Tanya Sakha dingin.

"Ohhh... Tenang dulu bro.. Gue ini temennya Nafisah dulu pas SMA. Masa kamu lupa sih Sah". Ucapnya dengan meluruskan kedua tangannya ke arah Sakha yang ia lihat Sakha seperti tak suka padanya.

"Emmm... Kamu... Ohhh... Kamu Adnan, cowo yang super nyebelin banget kalo aku suruh ngafalin bahasa arab kamu ga mau terus". Ucap Nafisah mengingatnya.

"Kamu kenal dia?". Tanya Sakha memastikan.

"Iya, dia itu cowo paling bandel banget di kelas. Aku suka susah kalo nasehatin dia". Terusnya.

"Yaelahh.. Sah.. Lo ko inget sama gue di perilaku buruk gue sih". Ucap Adnan mengacak rambutnya kasar.

"Habisnya kamu tingkahnya begitu". Ucap Nafisah seraya tersenyum sekilas.

"Ya udah kita pulang udah sore". Ucap Sakha kemudian, ia mulai merasa tak senang karna kedekatan antara Nafisah dan Adnan.

"Ehhh.. Tunggu". Ucap Adnan menghentikan langkah Sakha dan Nafisah yang hampir menjauh darinya.

"Maaf bro... Gue boleh ga ngobrol sebentar sama cewe lo". Adnan meminta izin pada Sakha yang melihatnya dengan tatapan tak suka, namun Adnan memasang wajah memelas pada Sakha yang membuat Sakha menarik napasnya kasar.

"Kalo lo mau ngomong sama cewe gue, lo harus ngomong di depan gue juga". Jawab Sakha dengan nada dingin.

"Ok ok"

"Mau ngomong apasih Nan".

"Gue cuma mau tanya sama lo, lo masih ingetkan sama Sandra?". Ucap Adnan kemudian membuat Sakha mengernyitkan matanya dan mengira lebih jelas yang disebutkan Adnan tadi.

TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang