Part 19

8.9K 317 5
                                    

Cinta itu seperti angin
Kau tak bisa melihatnya
Tapi kau bisa merasakannya

'Nafisah Cantika Rahmadani'

•••

Acara sudah selesai dan Sakha memutuskan untuk tinggal selama beberapa hari di rumah Nafisah.

"Sakha, Umi dan Abi pulang dulu ya. Kamu jaga baik-baik Nafisah". Ucap Rasya memeluk sekilas putranya.

"Umi dan Abi hati-hati di jalan ya". Sakha mencium punggung tangan keduanya.

"Pak, Bu, saya pamit pulang". Handaya dan Rasya menghampiri kedua orangtua Nafisah yang masih berbicara dengan keluarga Nadin.

"Eehh.. Iya pak, Bu, hati-hati di jalan dan besok kunjungi kami lagi ya". Nissa menyatukan kedua tangannya di depan dada saat hendak bersalaman dengan Handaya.

Setelah semua tamu undangan dan Rasya serta Handaya berpamitan. Sakha dan Nafisah memutuskan untuk beristirahat di kamar Nafisah.

"Mas, kamu tadi ko tiba-tiba nyanyiin lagu itu". Nafisah masih sedikit kesal sekaligus senang dengan perlakuan Sakha pada dirinya. Keduanya kini berada di sebuah kamar full dengan warna pich khas kesukaan wanita.

"Kamu itu kalo ngambek pasti susah banget di bujuknya, dan aku nyanyi karna dengan nyanyian kamu bisa senyum lagi deh kaya sekarang". Sakha mencubit gemas pipi Nafisah sehingga membuat Nafisah kesakitan.

"Ihhh... Udah sana mandi dulu terus kita istirahat". Nafisah bangkit dan mengambilkan handuk untuk Sakha mandi.

"Iyadeh iya aku mandi, nanti kalo ga diturutin bidadarinya Sakha ngambek lagi". Goda Sakha dan sebelum Nafisah memukulnya Sakha langsung masuk ke kamar mandi. Sementara Nafisah menggeleng melihat kelakuan Sakha yang selama acara hingga saat ini masih terus menggodanya.

Beberapa menit kemudian Sakha selesai mandi dan mengusap rambutnya yang masih basah. Sementara Nafisah duduk di meja rias berusaha melepaskan jarum-jarum yang melekat di hijabnya, Sakha yang melihat Nafisah kesusahan melepaskan jarum di bagian belakang kerudungnya menghampiri Nafisah dan membantu melepaskan hijabnya. Nafisah yang melihat Sakha membantunya hanya bisa menatap suaminya itu di depan cermin, senyuman merekah di bibir manis Nafisah.

"Nah... Udah selesai". Ucap Sakha setelah melepas kerudung Nafisah.

"Makasih ya mas". Nafisah tersenyum manis ke arah Sakha dan dibalas oleh Sakha.

"Yaudah kamu mandi gih, ini udah hampir malam".

"Iya mas".

20 menit

35 menit

Nafisah mandi begitu lama sehingga Sakha perlahan memejamkan matanya karna tak kuat menahan rasa kantuk yang mendera.

Nafisah selesai mandi dan melihat Sakha yang sudah terpejam, Nafisah tau Sakha pasti sangat lelah begitupun dengannya. Nafisah menyisir rambut panjangnya dan mengeringkannya dengan hair dryer. Sakha terbangun karna mendengar suara hair dryer yang dipakai oleh Nafisah.

"M-Mas, maaf ya aku bikin kamu bangun". Nafisah melihat Sakha yang terbangun lewat cermin dan merasa bersalah karna membangunkannya dengan suara bising dari hair dryernya.

TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang