Part 15

9.1K 373 10
                                    

Tiba juga hari wisuda Sakha. Sakha membenarkan dasinya yang masih sedikit tak beraturan. Pagi ini Sakha bersiap serapih mungkin untuk acara wisudanya, beberapa kali ia melirik jam ditangannya dan selalu menatap cermin untuk melihat dirinya sudah rapih atau belum, dengan mengenakan kemeja putih dan balutan jas dan celana bahan berwarna hitam.

Sakha mengambil handphonenya yang berada diatas nakas, ia mencari nama Nafisah Cantik yang ia simpan di Handphonenya. Sakha tersenyum senang saat Nafisah langsung mengangkat telponnya.

"Assalamualaikum Naf, kamu udah siap?". Tanya Sakha pada Nafisah.

"Wa'alaikumussalam, iya aku udah siap. Nanti aku langsung ke tempat wisuda kamu". Jawab Nafisah dari seberang sana.

"Ehhh.... Ga usah kita kesana bareng, aku jemput kamu, tunggu di rumah dan dandan yang cantik ok. Aku kesana sekarang, Wassalamu'alaikum:". Tanpa menunggu jawaban dari Nafisah, Sakha memutuskan sambungan telponnya dengan senyuman khasnya Sakha langsung mengambil kunci mobilnya. Dan keluar dari kamarnya untuk menemui kedua orangtuanya.

"Abi, Umi, sudah siapkah?". Tanya Sakha pada Rasya dan Handaya yang terlihat sudah rapih pula dengan baju batik couple- nya.

"Iya abi dan umi udah siap. Kamu bawa mobil sendirikan". Ucap Handaya seraya mengancingkan bagian lengan yang masih terbuka.

"Iya Bi, aku mau jemput Nafisah dulu". Ucap Sakha seraya tersenyum senang. Di hari wisudanya Nafisah menemaninya.

"Hati-Hati Nak, kamu harus tetap jaga jarak sama Nafisah. Bagaimanapun kalian belum muhrim". Ucap Rasya megingatkan dengan lembut dengan senyuman di balik cadarnya.

"Siiiap... Umilku". Sakha memberi hormat layaknya sedang upacara. Rasya dan Handaya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah putranya yang terlihat sangat bahagia hari ini.

"Bi, semoga Sakha bisa melupakan Sandra". Ucap Rasya ketika Sakha sudah melangkah jauh dari mereka.

"Semoga saja ya Umi". Jawab Handaya.

_____

Sakha memilih mobil sportnya yang berwarna biru yang bagian atap mobil yang terbuka, Sakha mengenakan kaca mata hitamnya yang membuat dirinya semakin terlihat sangat tampan. Sementara orangtuanya memakai mobil biasanya. Hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai di rumah Nafisah. Sakha turun dari mobilnya dan melangkah kearah Nafisah yang sedang duduk di kursi teras rumahnya. Nafisah terlihat sangat cantik dengan gamis berwarna putih yang dipadukan beberapa corak yang tak terlalu banyak sehingga terlihat begitu pas untuk acara kali ini. Nafisah tak menyadari akan kehadiran Sakha, karna ia sedang fokus dengan telpon genggamnya. Sakha tersenyum melihat Nafisah yang bahkan belum sadar akan kehadirannya yang kini sudah berada tepat di sampingnya.

"Assalamu'alaikum... Cantik". Sakha menyadarkan Nafisah dengan sedikit membungkukan tubuhnya mendekat ke telinga Nafisah. Nafisah yang sangat terkejut langsung bangkit dari posisi duduknya.

"Wa-wa'alaikumussalam, ka-kamu ka-kapan datang". Nafisah gugup saat melihat Sakha sudah berdiri di sampingnya. Nafisah menatap penampilan Sakha sesaat, Sakha terlihat begitu tampan dimata Nafisah. Namun, pandangan itu ia singkirnya ia tau masih ada batasan antara dia dan Sakha saat ini.

"Yuk....". Ajak Sakha setelah melirik jam tangannya.

"Pamit dulu sama Ibu dan Ayah". Nafisah melirik ke arah pintu dan belum mendapatkan Ayah dan Ibunya keluar. Beberapa saat mobil Handaya baru tiba di kediaman Nafisah.

"Asssalamu'alaikum". Ucap Handaya dan Rasya bersamaan dan di jawab oleh Sakha dan Nafisah bersamaan pula.

"Loh.. Abi kira udah langsung ke kampus, ayah dan ibumu mana Naf?". Handaya melihat kesekeliling namun tak ada siapapu disana.

TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang