Part 17

8.2K 412 2
                                    

Andai aku bisa memutar waktu. Aku ingin bersamamu seperti saat aku kecil dulu.

~Sandra Gemilang~

•••

"Nah gitu dong itu baru Nafisahnya Sakha". Sakha tersenyum lebar mendengar penuturan Nafisah yang polos namun terlihat begitu tulus.

"Maafin aku juga karna aku terlalu berharap kamu untuk datang ke acara wisudaku". Sakha melanjutkan bicaranya dan Nafisah masih setia mendengarkan penuturan Sakha.

"Kamu ga salah apa-apa ko, lagian juga aku salah juga karna lupa bawa obat tadi". Jelas Nafisah. Sakha tersenyum melihat wanita di hadapannya itu, betapa tulus dan lembutnya gadis di hadapannya saat ini. Betapa beruntungnya ia bisa mendapatkan gadis seperti Nafisah, walau dalam hati kecilnya ia masih menyimpan rindu untuk Sandra.

_______

"Mas, apa kamu yakin mau berpisah sama aku. Mas, aku mohon kamu pikirin lebih panjang lagi untuk perceraian kita ini mas, aku mohon". Sandra menangis tersedu di hadapan Revan sementara Ibu Revan sudah membawa Vandra ke dalam.

"Aku udah sangat yakin menceraikan kamu Sandra. Dan aku mohon datanglah besok ke pengadilan karna aku akan menikah dengan wanita yang lebih baik dari kamu SANDRA GEMILANG". Ucap Revan dengan nada tinggi di kalimat terakhirnya.

"Ohhh... Jadi kamu lebih memilih wanita berhijab itu di banding aku. Inget ya Mas bagaimanapun dulu kamu pernah mencintaiku, dan aku yakin kamu akan sulit buat melupakannya". Ucap Sandra dengan nada tak kalah tingginya.

"Dengar dan ingat juga bahwa kamupun pernah mencintaiku dan kamu sudah merampas seluruh hartaku dan rasa cinta itu ga tulus sama sekali. Seharusnya kamu malu sebagai wanita kamu hanya mementingkan harta di bandingkan keluargamu sendiri, dan satu lagi aku mau bilang jangan pernah kamu dekati Sakha karna sekarang dia udah punya istri". Revan tak tahan dengan amarahnya saat ini. Raut wajah Sandra seketika berubah sendu setelah mendengar penuturan di kalimat terakhir yang Revan ucapkan.
Revan tak mempedulikan Sandra yang menangis karnanya, Revan meninggalkan Sandra yang masih berdiri kaku di halaman rumahnya.

"Ga mungkin.... GA MUNGKIN......". Sandra berteriak kencang dan terduduk lemas setelah mendengar penuturan Revan tadi. Sandra kembali bangkit dengan lemah dan berjalan tanpa arah, di pikirannya hanya mengingat sosok almarhumah ibundanya.

Aku harus kemana Bun, aku ga mau bertemu dengan Ayah lagi. Ayah udah sangat jahat dengan menikahi wanita itu. Batin Sandra.

Sandra mengambil telpon di saku celananya tertera 10 panggilan tak terjawab dari Ayahnya. Sandra menggigit bibirnya, ada rasa penyesalan dan kesal tercampur menjadi satu di hatinya. Sandra ingin menghubungi nomor itu lagi setelah sekian lama tak pernah ia lihat lagi.

Apa Ayah masih sayang sama Sandra. Sandra membatin kembali, ingin rasanya ia hubungi nomor itu namun, karna egonya terlalu besar ia hilangkan rasa inginnya itu. Namun, belum sempat ia menaruh kembali telpon genggamnya, Ayahnya menelpon kembali. Sandra berpikir berulang-ulang, dan dengan ragu Sandra pun mengangkat telponnya.

"Alhamdulillah... Sandra, Ayah kangen sama kamu nak, pulanglah nak, Ayah rindu sama kamu. Kamu tau Ayah dan Ibumu sekarang sedang merayakan ulang tahun kamu yang ke 20 tahun. Sandra maafin Ayah yang selalu buat kamu kecewa, Ayah memang berbeda dengan almarhumah Bunda. Tapi Ayah yakin kamu pasti tetap menganggap Ayah sebagai orangtuamu kan nak. Sandra Ayah kangen sama kamu Ayah berharap di hari terakhir Ayah nanti Ayah bisa bertemu kamu lagi dan Ayah berharap kamu bisa menerima ibumu saat ini seperti ibu kandungmu sendiri". Syahri terus berbicara panjang di seberang sana sementara Sandra terus menangis tersedu. Sudah lama sekali ia tidak mendengar suara Ayahnya setelah sepeninggalan Ibunya Alisia.

TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang