Di ruangan sholat Umi, Abi, Sakha, dan Nafisah berkumpul untuk menjalankan ibadah sholat isya berjama'ah di rumah yang cukup megah itu.
"Naf... Apa kamu sudah menghafal juz ke 5?". Tanya Rasya setelah mereka selesai melaksanakan sholat.
"Alhamdulillah.. Sudah Umi". Jawab Nafisah yakin. Nafisahpun mulai menghafal juz ke 5 yaitu surat an-Nisa.
وَّالْمُحْصَنٰتُ مِنَ النِّسَآءِ اِلَّا مَا مَلَـكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۚ كِتٰبَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ ۚ وَاُحِلَّ لَـكُمْ مَّا وَرَآءَ ذٰ لِكُمْ اَنْ تَبْتَـغُوْا بِاَمْوَالِكُمْ مُّحْصِنِيْنَ غَيْرَ مُسَافِحِيْنَ ۗ فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهٖ مِنْهُنَّ فَاٰ تُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ فَرِيْضَةً ۗ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيْمَا تَرٰضَيْـتُمْ بِهٖ مِنْۢ بَعْدِ الْـفَرِيْضَةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
wal-muhshonaatu minan-nisaaa'i illaa maa malakat aimaanukum, kitaaballohi 'alaikum, wa uhilla lakum maa warooo'a zaalikum an tabtaghuu bi'amwaalikum muhshiniina ghoiro musaafihiin, fa mastamta'tum bihii min-hunna fa aatuuhunna ujuurohunna fariidhoh, wa laa junaaha 'alaikum fiimaa taroodhoitum bihii mim ba'dil-fariidhoh, innalloha kaana 'aliiman hakiimaa"Dan (diharamkan juga kamu menikahi) perempuan yang bersuami, kecuali hamba sahaya perempuan (tawanan perang) yang kamu miliki sebagai ketetapan Allah atas kamu. Dan dihalalkan bagimu selain (perempuan-perempuan) yang demikian itu jika kamu berusaha dengan hartamu untuk menikahinya, bukan untuk berzina. Maka karena kenikmatan yang telah kamu dapatkan dari mereka, berikanlah maskawinnya kepada mereka sebagai suatu kewajiban. Tetapi tidak mengapa jika ternyata di antara kamu telah saling merelakannya, setelah ditetapkan. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 24).Indah... Itulah yang dapat di dengar oleh Rasya, Handaya, dan Sakha. Lantunan surah An-Nisa yang dihafalkan Nafisah begitu merdu dan menenangkan hati.
"Subhanallah... Alhamdulillah nak, Umi rasa muroja'ahmu sudah sangat bagus. Kamu terus hafalkan saja juz dan ayat-ayat berikutnya". Ucap Rasya dengan nada lembut khasnya.
"Alhamdulillah Umi, Nafisah bersyukur bisa menemukan keluarga yang begitu ramah seperti kalian". Ucap Nafisah seraya tersenyum. Sakha yang melihat Nafisah tersenyum lagi lagi terpesona akan wajah manis Nafisah.
"Siapa dulu yang membawamu kesini". Ucap Sakha datar.
"Hah... Sudah sudah sekarang giliran kamu yang menyetor hafalan ke Abi". Kata Handaya mencoba mengingatkan Sakha.
"Iya Bi". Kata Sakha singkat dan mulai melantunkan juz ke-10 yang sedang ia hafalkan saat ini. Nafisah yang mengetahui hafalan juz Sakha lebih banyak dibanding dirinya membuat Nafisah merasa heran, karna selama yang dia tahu Sakha adalah cowo paling dingin, datar, dan udah paket komplit kalau soal ketampanan. Hehew.
Q.S At-Taubah :
اَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَاُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوْحٍ وَّعَادٍ وَّثَمُوْدَ ۙ وَقَوْمِ اِبْرٰهِيْمَ وَاَصْحٰبِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكٰتِ ۗ اَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ ۚ فَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰـكِنْ كَانُوْۤا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
a lam ya'tihim naba'ullaziina ming qoblihim qoumi nuuhiw wa 'aadiw wa samuuda wa qoumi ibroohiima wa ash-haabi madyana wal-mu'tafikaat, atat-hum rusuluhum bil-bayyinaat, fa maa kaanallohu liyazhlimahum wa laaking kaanuuu anfusahum yazhlimuun"Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Samud, kaum lbrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 70)Indah... Itu jugalah yang dirasakan dan di dengar oleh Nafisah dari lantunan merdu dari Sakha.
"Ok... Hafalanmu juga sudah pasti bagus Sakha, jadi karna kalian berdua udah nyetor hafalannya ke Umi dan Abi sekarang kita tidur karna udah malam". Kata Handaya.
"Iya Bi". Ucap Sakha dan Nafisah bersamaan.
"Apaan sih kamu selalu aja bicaranya barengan sama aku". Lelar Nafisah
"Ada juga lo yang ngikutin kata-kata gua". Ucap Sakha dingin dan tak mau kalah.
"Sakha.... Umi bilang apa kemarin sama kamu". Ucap Rasya tidak setuju dengan ucapannya.
"I-Iya Umi.. Sakha ga boleh pake kata Gua-Lo". Ucap Sakha menunduk, setelah ingat bahwa Uminya itu tak menyukainya bila sering menggunakan kata itu.
"Nah... Jadi belajar untuk ga ngomong pake kata-kata itu". Kata Rasya mengingatkan.
Mereka pun pergi ke kamarnya masing-masing dan menyibukan dirinya masing-masing pula.
Dalam Kamar Sakha...
Kenapa ya... Saat aku tak sengaja melihat wajah Nafisah, aku selalu teringat dengan wanita yang sedari kecil bersamaku. Wajahnya begitu mirip dengannya. Aku sudah menganggap dia seperti adikku sendiri namun, entah mengapa aku merasa nyaman di dekatnya. Sandra... Aku rindu denganmu... Maafkan aku karna aku harus meninggalkanmu untuk mengejar cita-citaku. Batin Sakha.
Flashback on (Sakha)
Seorang gadis yang usianya baru saja menginjak 14 tahun dan baru saja lulus SMP. Sedang bersama seorang pria yang usianya tak jauh berbeda dengannya, siapa lagi kalau bukan Sakha, usianya saat itu baru menginjak usia 16 tahun . Dan gadis itu bernama Sandra.
Saat itu mereka tengah duduk di sebuah taman kecil di kediaman Sandra.
Ya... Sandra Gemilang, itulah namanya. Nama yang cocok untuk gadis cantik berambut lurus sebahu dengan bulu mata yang lentik dan alis yang tidak terlalu tebal, juga hidung yang mancung dan bibir yang tipis, sosok yang hampir sempurna bila dilihat dari fisiknya. Namun, sayangnya Sandra tidak mau menutup auratnya dan bahkan ia jarang sekali menjalankan sholat bila bukan Sakha yang menyuruhnya.
"Sakha... Ayo pulang besok kita harus pindah ke Jakarta". Ucap Rasya dari kejauhan.
"Iya Umi". Jawabku.
"Kaka yakin mau ninggalin aku di Bandung sendirian. Kaka tega.. Aku ga bisa jauh dari kaka". Ucap Sandra dengan air mata yang berusaha ia bendung.
Aku memang tak ingin meninggalkan Sandra. Namun, mau bagaimana lagi karna semua itu menyangkut pekerjaan Abinya dan menyangkut cita-citanya.
"Maafkan aku San.. Aku ga bisa. Walaupun jujur akupun ga mau ninggalin kamu". Ucapku sedikit gemetar saat melihat cairan bening turun begitu saja di pipi gadis cantik itu. Aku berniat menghapus air matanya itu namun, Umiku sudah melihatku dengan tatapan tak suka.
Ya... Rasya memang kurang menyukai Sandra karna tingkahnya yang seperti perempuan yang tidak baik, walau dia baru saja lulus dari SMP tapi dia sudah berani berjalan bersama pria-pria diluaran selain Sakha. Sakhapun tau akan hal itu namun entah mengapa Sandra selalu saja membuat alasan yang selalu membuatku luluh dengan kata-katanya itu.
Flashback off..
Dikit ya... Partnya. Hehe... Lagi ga mood banget nih, siapasih Sandra itu beraninya deketin abang Sakha yang super ganteng itu...
Ok tunggu kelanjutan ya... Stay terus ya, karna konflik udah mulai muncul karna Sakha inget sama masa lalunya.
Vote and Coment gaes....
Ig : @reiza0712
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)
Novela Juvenil{✔} Rank : #1 Calonimam #8 Islami #11 Keluarga #2 Rohani #2 Ketulusan #1 Kekasih halal #3 Kehidupan #4 Kisah cinta # 1 Religi #22 Fiksi #33 Remaja Seorang Pria tampan bernama Sakha Abhiyu Nugraha. Lahir di keluarga yang menjunjung tinggi nilai agama...