Entah mengapa aku hanya bisa mendapatkan ragamu saja tidak dengan hatimu.
Hatimu masih terpaut dengan yang lain dan aku tidak pernah merasakan hatimu adalah milikku.
Aku ingin memiliki hatimu karna kau adalah kekasih halalku yang telah Tuhan berikan padaku.~Nafisah~
ΔΔΔ
"Mas.. Kamu ko belum juga pulang". Nafisah sudah menunggu Sakha sangat lama sedari pagi hingga siang ini. Dan selama itu Nafisah sampai lupa untuk makan dan meminum obatnya.
Nafisah merasakan pening yang mulai menjalar di kepalanya.
"Assalamu'alaikum...". Ucap seseorang dari luar yang Nafisah yakini itu Sakha.
"Wa-wa'alaikumussalam..". Nafisah melangkah tertatih sambil memegang keningnya menahan rasa pusing.
"M-Mas... Kamu-". Nafisah barusaja mencium punggung tangan Sakha. Tapi rasa pusing itu tak dapat ia tahan, Nafisah pingsan dan beruntungnya Sakha menahan tubuhnya yang hampir jatuh.
"Nafisah... Ay... Bangun...". Sakha menepuk pipi Nafisah namun tak memberikan reaksi apapun. Akhirnya ia membawa Nafisah ke RS.
Sampainya di Rumah Sakit, Sakha mondar-mandir di depan ruangan rawat Nafisah. Ia begitu khawatir dan merasa begitu bersalah karna pergi terlalu lama.
Pintu ruangan terbuka dan Dokter menghampiri Sakha yang sedang duduk dengan wajah khawatirnya.
"Dok. Bagaimana kondisi istri saya?". Tanya Sakha dengan khawatir.
"Usia kandungan Nafisah baru berjalan 4 bulan dan sekarang dia kelelahan dan begitu banyak fikiran. Saya sarankan agar anda selalu menjaganya dan jangan sampai ia terlalu kelelahan. Dan bayi di kandungannya sama lemahnya jika Nafisah terlalu banyak pikiran". Ujar dokter itu. Ia lalu meninggalkan Sakha setelah ia mengangguki perkataanya itu.
Sakha menghampiri Nafisah yang masig memjamkan matanya. Rasa bersalah selalu menyelubungi benak Sakha, tak seharusnya ia menyianyiakan wanita yang sudah halal baginya dan selalu memberikannya kenyaman, bukan dengan wanita yang hanya sebatas masa lalunya itu.
"Ay.... Maafin mas ya... Mas tau kamu pasti kepikiran mas karna pergi terlalu lama". Sakha menggenggam tangan Nafisah dan mengelus pipinya yang lembut.
Nafisah mulai membuka matanya perlahan.
"M-Mas...". Ucapnya masih lirih.
"Kamu jangan bangun dulu ya ay... Istirahatlah". Sakha tidak mengizinkan Nafisah untuk bangkit terlebih dulu karna kondisinya yang masih lemah.
"Mas..., kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu pergi sampai siang ini". Nafisah menanyakan apa yang sedari tadi ia pikirkan dan membuatnya sekarang ada di Rumah Sakit.
"Maafin aku ay... Aku tadi ada pekerjaan di kantor dan ga sempat kasih tahu kamu". Bohongnya, ia sebenarnya tidak ingin membohongi Nafisah. Namun, Sakha masih belum siap untuk memberitahu Nafisah tentang masa lalunya bersama Sandra.
Maafin aku sayang... Aku masih belum siap memberitahu masa laluku. Sakha membatin.
"Kamu maafin aku kan ay?". Sakha menggenggam tangan Nafisah dan memandang wajah Nafisah yang masih terlihat pucat.
"Aku maafin kamu mas". Singkatnya, Nafisah mulai memejamkan matanya karna tak tahan akan rasa kantuknya setelah suster memberikannya obat beberapa menit lalu.
"Kamu istirahat ya, aku tidak akan kemana-mana". Sakha membelai pucuk kepala Nafisah. Nafisah hanya mengangguk dan tersenyum dan kemudian larut ke alam mimpinya.
"Aku akan berusaha melupakannya dan aku berjanji akan setia dan selalu menjagamu dan anak kita". Ucap Sakha pelan, ia tak mau jika Nafisah sampai mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)
Teen Fiction{✔} Rank : #1 Calonimam #8 Islami #11 Keluarga #2 Rohani #2 Ketulusan #1 Kekasih halal #3 Kehidupan #4 Kisah cinta # 1 Religi #22 Fiksi #33 Remaja Seorang Pria tampan bernama Sakha Abhiyu Nugraha. Lahir di keluarga yang menjunjung tinggi nilai agama...