part 21

8.9K 345 3
                                    

Nafisah terbangun ketika alarm di hpnya berdering menandakan adzan subuh akan berkumandang. Nafisah masih merasakan lengan Sakha yang melingkar di perutnya.

"Mas.... Ayo bangun, sebentar lagi adzan subuh". Nafisah membangunkan sakha dengan menepuk pipi sakha lembut. Tapi sakha tak kunjung membuka kedua matanya ia justru semakin mengeratkan pelukannya pada nafisah.

"Mas... Ayo bangun dong, nanti kita terlambat untuk sholat subuh".

"Berapa menit lagi?". Ucapnya tanpa membuka kedua matanya. Nafisah gemas akan tingkah sakha. Ia masih berusaha membangunkannya.

"Mas.... Ayo bangun...". Nafisah berusaha melepaskan tangan Sakha yang melingkar di perutnya, namun gagal karna cengkraman Sakha lebih kuat darinya.

"Mas, jangan manja gini dong, ayo bangun".

"Hmm..." lagi lagi Sakha hanya berdehem dan membuat Nafisah mulai kesal. Akhirnya, Nafisah membalikkan badannya memunggungi Sakha. Sakha membuka matanya ketika merasa pergerakn Nafisah yang berubah, Sakha tersenyum senang melihat kekesalan Nafisah yang menurutnya sangat lucu.

Sakha bangkit dan melangkah ke posisi Nafisah.

"Jangan ngambek dong...". Sakha membenarkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Nafisah. Namun, Nafisah memajukan bibirnya menahan kesal pada Sakha.

"Kalo kamu manyun seperti itu, nanti aku cium". Mendengar perkataan Sakha barusan membuat Nafisah bangkit dan duduk. Sakha tertawa melihat tingkah Nafisah yang semakin menggemaskan.

"Mas, sih... Suruh siapa dibangunin tapi malah seperti itu". Kesalnya.

"Iyaiya, ini aku juga mau mandi". Sakha berdiri dan melangkah ke kamar mandi. Namun, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya dan justru menggendong Nafisah secara tiba-tiba dan membuat Nafisah sangat terkejut.

"Mas, kamu ngapain? Turunin aku sekarang". Nafisah memberontak namun, sakha tak kujung menurunkannya.

"Kamu dulu yang mandi, baru setelahnya aku". Sakha baru menurunkan Nafisah saat langkahnya terhenti di depan kamar mandi.

"Ihh.. Mas ko aku dulu". Tanya nafisah setelah dirinya telah diturunkan oleh sakha.

"Kamu kalau mandi lama".

"Aku ga lama, kata siapa?".

"Kata aku barusan hehe..."

"Ishhh....".

"Udah ayo cepet mandi sayangku.... Mau kalo aku cium dulu sebelum mandi?". Tanpa fikir panjang dan menjawab Sakha, Nafisah langsung masuk dan menutup pintu kamar mandi. Sakha yang melihat Nafisah salah tingkah langsung tertawa sedangkan Nafisah menyahutinya untuk diam.

Setelah beberapa menit Nafisah telah selesai mandi, kini giliran Sakha yang mandi dab mengambil wudhu.

Setelah keduanya siap, mereka melaksanakan sholat dengan khusyu dan membaca ayat suci Al-Qur'an dengan merdu.

"Mas, aku bantu umi di dapur dulu ya". Kata Nafisah setelah menaruh alat sholat keduanya di sebuah lemari kecil di kamarnya.

"Hmm.... Oh iya hari ini aku akan ke tempat penerbangan dulu, aku akan mengundurkan diri dari sana dan memutuskan untuk meneruskan perusahaan abi". Nafisah yang mendengarnya sedikit terkejut karna Sakha memberitahunya mendadak. Sakha memang tidak sempat untuk memberitahu Nafisah dan Uminya dab hanya Handayalah yang mengetahuinya kemarin setelah dirinya memutuskan untuk meneruskan pekerjaan Handaya sebagai seorang CEO.

"Tapi mas, kenapa mas mendadak banget? Dan kenapa mas ga bilang sama aku?". Sakha tau Nafisah pasti banyak mengajukan pertanyaan.

"Mas kemarin sangat pusing memikirkan semua ini dan baru kemarin sore mas mendapatkan jawabannya. Mas tidak mau jauh dari kamu sayang, mas juga tidak tega jika suatu saat nanti setelah kita menempati rumah dan mempunyai seorang anak, mas akan meninggalkan kalian cukup jauh". Sakha menangkupkan kedua tangannya dipipi Nafisah.

TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang