Nafisah menatap indah langit malam bersama Sakha. Mereka memutuskan untuk menginap di hotel ini karna Sakha masih ada beberapa urusan lagi disini besok.
Nafisah mendekati beberapa hiasan lampu tumbler dan beberapa bunga yang begitu bercahaya, senyumannya seakan tak ingin lepas darinya. Sakha yang melihat Nafisah begitu senang, menghampiri tempat yang menyediakan beberapa bunga disana. Ia menghampiri Nafisah dan memberikan bunga itu padanya. Nafisaha sangat bahagia malam ini, Sakha begitu romantis padanya. Beberapa orang bahkan melihat interaksi diantara keduanya termasuk kedua orangtua Sakha.
Sakha mengecup lama kening Nafisah. Nafisah merasakan kehangatan di malam yang dingin ini. Sakha memeluk Nafisah erat begitupun Nafisah yang membalas pelukan hangat Sakha.
"Aku menyayangimu...". Bisik Sakha
"Aku juga...". Balas Nafisah, mereka seakan tak memperdulikan orang-orang disana. Tak lama mereka melepas pelukannya.
"Mas... Aku mengantuk". Nafisah mulai mengucek matanya karna menahan kantuknya. Sakha merangkul Nafisah dan membawanya ke kamar hotel yang telah ia pesan.
Setelah mengganti pakaiannya Nafisah membaringkan tubuhnya begitupun Sakha.
Sakha mematikan lampu utama dan hanya menggunakan 2 lampu tidur disisi ranjang.
Sakha merengkuh tubuh Nafisah kedalam dekapannya, posisi itu sudah menjadi kebiasaannya dan membuat mereka lebih cepat tidur dalam kehangatan.
"Tidurlah..". Bisik Sakha. Nafisahpun memejamkan matanya setelah berdoa.
^^^^
"Ay.. Kita sarapan di restaurant hotel saja ya". Ucap Sakha sambil memainkan laptopnya.
"Emm.. Mas.. Tadi... Panggil aku apa?". Tanya Nafisah keheranan setelah mendengar sebutan baru baginya dari Sakha. Sakha yang biasanya memanggilnya 'Sayang' ataupun 'Nafisah' kini memanggilnya dengan sebutan 'AY'.
"Hmm... Aku rasa itu lebih singkat dan memiliki arti yang sama, dan aku suka. Apa kamu suka aku panggil 'AY'?". Sakha berbalik tanya dan kini ia mendekati Nafisah yang masih merangkai hijabnya.
"Aku suka ko mas". Sakha membalikkan tubuhnya menghadap Sakha yang sudah berada tepat di belakangnya tadi.
"Yasudah, ayo kita keluar untuk sarapan". Nafisah mengangguk dan bangkit dari duduknya setelah selesai merangkai hijabnya dengan rapih.
Mereka berdua memasuki lift dan menuju ke lantai paling atas karna restaurant yang dekat dengan kamarnya ada disana. Beberapa pasang mata melihat ke arah Nafisah dan Sakha, masing-masing dari mereka iri melihat keduanya. Contohnya seorang pria yang tak jauh dari berdirinya Sakha sekarang menatap penuh harapan bisa memiliki gadis secantik Nafisah, sementara beberapa wanita yang berdiri tak jauh dari pria itu justru berteriak histeris dalam hatinya membayangkan dirinya berjalan bersama pria setampan Sakha. Tak lama mereka sampai di lantai atas dan memasuki restaurant tersebut, Sakha dan Nafisah duduk dekat jendela agar bisa menikmati indahnya kota jakarta dari ketinggian.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)
Teen Fiction{✔} Rank : #1 Calonimam #8 Islami #11 Keluarga #2 Rohani #2 Ketulusan #1 Kekasih halal #3 Kehidupan #4 Kisah cinta # 1 Religi #22 Fiksi #33 Remaja Seorang Pria tampan bernama Sakha Abhiyu Nugraha. Lahir di keluarga yang menjunjung tinggi nilai agama...