Part 11

9.9K 366 4
                                    

Sandra belum juga berubah hingga saat ini ia bahkan berusaha keras untuk memperoleh kekayaan dari seorang pria walaupun itu akan mempertaruhkan harga dirinya.

^^^^^

Nafisah kini kembali bersama orangtua kandungnya yang kini 100% sudah berubah menjadi lebih baik dan perhatian padanya. Bahkan, Nissa dan Ramdan menyetujui Nafisah untuk menikah dengan Sakha. Sementara Sakha masih terus menggali informasi tentang kebenaran tentang Sandra. Walaupun kini ia mulai percaya bahwa Sandra memang bukan wanita yang tepat untuknya dan kini Nafisahlah yang harus ia terus perjuangkan cintanya.

"Umi... Abi... Sakha izin ke rumah Nafisah ya sebentar". Sakha meminta izin pada kedua orangtuanya yang sedang serius mendengarkan berita yang disiarkan di salah satu acara televisi. Sakha tersenyum manis mengisyaratkan semoga saja ia dizininkan karna selama seminggu terakhir setelah Nafisah keluar dari rumah sakit dan Sakha sibuk dengan jadwal penerbangannya.

"Ya... Boleh-boleh aja tapi inget ya, kalau dirumah Nafisah ga ada siapa-siapa jangan berani masuk ya. Dan kamu harus inget sebentar lagi juga kamu nikah sama Nafisahkan". Ucap Rasya PxL dan Sakha hanya dapat mengangguk pasti dengan saran sekaligus jawaban dari Rasya.

"Siiip... ". Sakha tersenyum semringah, kini sudah terlunasi semua kerinduannya pada Nafisah.

"Assalamu'alaikum, Abi, Umi, Sakha pergi dulunya". Katanya seraya mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

Dalam perjalanan Sakha selalu membayangkan awal pertemuannya dengan Nafisah. Cewe kaku, jutek, pendiam, tapi shalilah. Itulah yang Sakha nilai selama ini dan sifat itulah yang ia sukai dari Nafisah, dia tak menyangka bila sebentar lagi ia dan Nafisah akan segera menikah.

Nafisah... Tunggu aku dirumahmu ya. Batin Sakha dan dalam perjalanan senyuman terukir di bibirnya.

Sesampainya Sakha di sebuah rumah bergaya klasik minimalis yang terkesan begitu asri dengan beberapa taman di depannya. Sakha melangkah kakinya menuju kearah rumah Nafisah, saat Sakha hendak mengetuk pintu Sakha mendengar suara alunan merdu piano di dalam rumah Nafisah dan terdengar suara seorang wanita yang begitu merdu menyanyikan sebuah lagu yang tak asing ia dengar. Lagu yang dipopulerkan oleh Nissa Sabyan- Ya Habibal Qolbi, dapat ia dengar dengan jelas. Ia yakin bahwa suara itu adalah Nafisah.

Ya habibal qolbi ya khoirol baroyah

Ya liji'ta bil haqqi rosulal hidayah

Ya Rasulullah ya habiballah

Ya Rasulullah ya habiballah

Yaumal wiladah kalbidayah lilhidayah kalbidaya
yaumal wiladah kalbidayah lilhidyah... Kalbidayah....

Intajit ya toha... Binurii hidayah... Ya rosulullah... Ya rasulullah... 🎶🎹

Tokk... Tokk....

Sakha mengetuk pintu rumah Nafisah dan suara dari nada pianopun berhenti bersamaan dengan suara tersebut.

"Assalamu'alaikum". Sakha mengucap salam seraya terus mengetuk pintu pelan. "Wa'alaikumussalam". Suara yang tak asing lagi di dengar oleh Sakha, yang takm lain Nafisah. Nafisah membukakan pintu dan sedikit terkejut melihat kehadiran Sakha.

"Apa kabar bidadari surgaku". Goda Sakha yang berhasil membuat pipi Nafisah merona merah dan menundukan pandangannya.

"Alhamdulillah aku sudah membaik, emm.... Silahkan masuk, aku panggil Ibu dan Ayah dulu. Kamu duduk dulu aja ya". Kata Nafisah mempersilahkan Sakha untuk duduk di ruang tamu yang cukup lega.

Tak lama Sakha menunggu Nissa dan Ramdan menemui dirinya dan Sakha pun mencium punggung tangan keduanya.

"Aduh... Calon menantu ngerepotin banget sampe bawa buah segala". Ucap Nissa setelah Sakha memberikan sebuah parsel berisi buah padanya.

TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang