Part 23

7.9K 328 2
                                    

1 Bulan pun berlalu dan kandungan Nafisah masih baik-baik saja, kini Nafisan dan Sakha telah menempati rumahnya dan keluarga Nafisah pun telah diberi tahu bahwa Nafisah mengandung dan mereka sangat bahagia bahkan tanpa disadari ternyata kaka iparnya 'Nadin' pun sedang mengandung dengan usia kandungan yang tak jauh berbeda dengan Nafisah, yakni 1 bulan 20 hari.

Nafisah sedang duduk di taman kecil rumahnya. Seraya menunggu Sakha pulang, Nafisah membaca novel di taman agar tak bosan, sesekali ia melihat jam ditangannya. Biasanya Sakha sudah pulang pukul 5 sore ini, namun, mungkin saja Sakha ada pekerjaan yang tak dapat ditinggalkan. Itulah fikir Nafisah.

•••

Di Kantor Nugraha Group...

Seorang pria yang usianya tak jauh berbeda dengan Sakha mengetuk ruangan Sakha.

"Masuk". Ucap Sakha datar, ia memang terkenal di kantor dengan sikap yang dingin, namun mampu membangun perusahaan ini dengan sangat baik. Para pegawai wanita tak jarang mencuri pandang menatap ketampanan Sakha, meski mereka tahu bahwa Sakha sudah menikah.

"Ada apa?". Tanya Sakha pada pria itu, yang tak lain Daniel. Daniel adalah sekretaris kepercayaan Sakha, dia juga termasuk sahabat Sakha saat SMP dulu, ia bekerja disini sebelum Sakha yang memegang jabatan Abinya Handaya.

"Ada seorang wanita yang ingin melamar kerja pak".

"Suruh dia masuk". Daniel menyuruh wanita itu masuk, sedangkan Sakha masih fokus pada berkas di depannya sehingga tak tahu kalau wanita itu sudah berdiri di depannya.

"Pak, ini orangnya". Sahut Daniel menyadarkan Sakha yang sedang fokus pada berkas di depannya.

"Sa-Sandra...". Sakha terkejut dengan kehadiran Sandra di hadapannya, bukan hanya Sakha yang terkejut tapi juga Sandra yang sama sekali tak tahu bahwa perusahaan ini adalah milik Sakha sendiri.

"Sa-Sa... Sakha". Ucapnya gugup.

"Duduklah". Sakha berusaha bersikap tenang dan sesekali melihat dokumen di depannya.

"Sakh... Ehh.. Maksudku pak, apa saya bisa bekerja disini?". Sandra bingung harus memanggil apa pada Sakha. Dan ia memutuskan untuk memanggilnya 'Pak' karna dia tahu Sakha mempunyai jabatan yang begitu tinggi disini.

"Tunggu sebentar". Sakha kembali memanggil Daniel lewat sambungan telepon kantor, dan memintanya untuk keruangan Sakha.

"Ada apa?". Ucap Daniel saat sudah berada di hadapan Sakha.

"Apa masih ada tempat untuk karyawan baru?". Daniel berfikir sejenak dan melihat catatan di kertas yang ia bawa.

"Ada pak, sebagai sekretaris bendahara". Setelah mendengar ucapan Daniel, Sakha berfikir sejenak mempertimbangkan keputusannya. Kali ini Sakha yakin sudah tidak ada perasan apapun pada Sandra yang menjadi prioritasnya saat ini hanyalah Nafisah dan calon buah hatinya.

"Baiklah terimakasih, dan sekarang tolong kamu hantarkan dia ke tempat kerjanya". Daniel menganggukinya.

"Saya di terima disini pak?". Ucap Sandra memastikan.

"Iya, berikan berkasmu". Ucap Sakha dengan nada dinginnya.

"Ba-Baiklah.. Terimakasih". Sakha hanya menanggapinya dengan anggukan setelah Sandra menyerahkan berkas lamaran kerjanya pada Sakha ia berlalu bersama Daniel keluar ruangan.

Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu lagi Sakha Abhiyu Nugraha. Batin Sandra.

Sakha pulang setelah melaksanakan sholat maghribnya di salah satu masjid dekat kantornya.

Sakha menekan bel rumahnya.

"Assalamualaikum sayang...". Ucap Sakha dengan senyum khasnya saat wanita yang sangat ia rindukan bila ia sedang kerja membukakan pintu dengan senyum yang mampu membuat Sakha makin mencintainya.

TULUSNYA CINTA SAKHA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang