Cup Cake Cokelat
“What is this? Cup cake? For me?”
-
Gue melangkah mengelilingi area kampus untuk mencari Amora yang nggak tahu kemana. Pasalnya, pas tadi ngejar Brian, Amora sama sekali nggak kelihatan. Gue takutnya Amora diculik sama Brian. Tapi, kenapa gue selalu mikir yang kejauhan kayak gitu ya? Akh bodo amat. Padahal dikit lagi kelas udah mau dimulai, tapi Amora masih belum ketemu.
"Si anjir kemana sih" gue menghentikan langkah didepan kantin sambil berkacak pinggang, dan menoleh kesana kemari.
Gue putus asa. Yaudahlah bodo amat, akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke kelas duluan, dari pada nanti keburu Dosen yang masuk. Dan, sesampainya di kelas, gue agak terkejut saat melihat seseorang yang udah duduk dibangkunya sendiri. Lo tahu dia siapa?
Amora.
Jadi, Amora udah ada di kelas?
Kepet.
Gue menghela napas kasar sambil melangkah menuju tempat duduk gue yang berada disamping kanan Amora. Sedangkan dia, cuma cengengesan nggak tahu kenapa sambil menatap kearah gue. Gue mendaratkan bokong perlahan diatas bangku, pandangan gue tersorot tajam pada Amora, membuat cengiran Amora lenyap seketika.
"Najong, muka lo datar banget," katanya. Gue masih menatapnya dengan wajah yang datar. "Serem bege, Nath."
"Syaiton, kemana aja lo, gue cariin dari tadi" bisik gue penuh penekanan.
Amora kembali cengengesan. "Di kelas lah, emangnya lo pikir dimana?"
"Gue kita diculik sama kak Brian, terus lo dijadiin daging cincang sama dia," sahut gue.
Amora langsung memukul lengan kiri gue perlahan, "Naudzubillah." Sekarang, gantian gue yang cengengesan. "Gue dari tadi di kelas, nungguin lo. Tadinya pas gue abis ketemu dan ngobrol sama kak Brian sebentar, gue mau nyamperin lo lagi... Tapi tadi gue liat lo lagi asik ngobrol sama kak Jae, yaudah gue cus ke kelas duluan."
"Apa? Asik ngobrol sama dia? ASIK NGOBROL DARI MANA, MULAN JAMEELA... JELAS-JELAS GUE RIBUT SAMA DIA," sungut gue.
"Ribut mulu lo, gue doain jodoh nih" timpal Amora.
"Amit-amit, yaAllah. Lo aja sana gih sama Jae, gue sama kak Brian. Deal?"
"Kaga kaga."
***
Sekitar jam tiga sore gue dan Amora, bersama dengan yang lainnya keluar kelas untuk pulang. Tapi tiba-tiba aja langkahan kami berdua yang hendak mau keluar kampus, harus terhenti karena ada sesuatu yang menghalangi."Eits, mau kemana lau berdua" Jae tiba-tiba datang entah dari mana, dan dengan seenaknya menghalangi jalan gue yang bersama dengan Amora. Gue mendelik.
"Dih apaan lo tiba-tiba jegat gini? Pergi sana!" usir gue.
"Nath, yaelah jangan galak-galak apa" Amora nahan kedua tangan gue, takutnya nanti tiba-tiba gue lepas dan nyeruduk si titisan ayam bernama Jae ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Friends
Fanfiction"Teman sejati antara cewek dan cowok itu harusnya nggak boleh pacaran, tapi bolehnya langsung ***** aja." Copyright © 2018, mjoaxxi.