Dia Lagi
“I don't believe in a word of true love.”
-
Gue meringis, beberapa kali menggigit bibir bawah kemudian mengacak-acak rambut sendiri dengan perasaan yang frustrasi. Mengingat kejadian tadi siang yang menjadi hal paling bodoh dan juga memalukan bagi gue. Bukan, gue bukan malu dengan semua orang disekitar, melainkan dengan cowok yang nggak gue tahu siapa namanya itu. Yang jelas-jelas, dia adalah cowok yang kemarin malam ke toko untuk belanja. Dan tadi siang, cowok itu ada di kampus gue.
Apa dia juga mahasiswa di kampus ya? Kok gue nggak pernah lihat. Dan kenapa kayaknya cowok itu dekat kemudian berteman baik dengan si cowok alay yang bergaya ala chicken little bernama Jae itu?
"Mikirin apa sih, Nath? Dari tadi siang pas aku jemput kamu, kamu kayak orang frustrasi gitu" Winar menghampiri gue.
Gue menghelus tengkuk leher. "Ah enggak kok, kak. Aku nggak mikirin apa-apa."
"Yakin?" Winar meyakinkan. Gue pun mengangguk sebagai balasan, kemudian Winar hanya tersenyum tipis.
Seperti biasa, hari ini gue sedang jaga toko hingga jam sebelas malam nanti bersama dengan Nara, Winar, dan satu teman cowok gue lagi bernama Azka. Nara sedang ada dibelakang, paling lagi bikin susu jahe. Jadi memang itu rutinitas yang Nara lakukan ketika ada waktu kerja dimalam hari. Kalau Azka, bisa gue pastiin bahwa saat ini dia lagi tidur digudang. Kayaknya lumayan capek, karna satu jam yang lalu Azka ngangkutin barang.
Dan sekarang baru jam sembilan malam.
"Nath, nanti kamu pulang aku anterin lagi ya?" tawar Winar.
Kenapa dia jadi suka nganterin gue pulang gini?
Gue tertawa hambar. "Duh kak, nggak usah deh, aku malah ngerepotin tau."
"Enggak tuh, aku malah seneng kalo bisa nganterin kamu. Mau aja ya? Kan kasian kalo kamu pulang sendirian" kata Winar.
Sejujurnya, dulu, gue dan Winar benar-benar nggak pernah sedekat ini. Ngobrol, bercanda, saling basa-basi satu sama lain, dan bahkan Winar sampai mau nganterin gue pulang kerja sampai ke rumah. Yang kemarin itu saat Winar mengantarkan gue pulang, adalah hal yang pertama kalinya dalam hidup gue. Sebenarnya sih waktu awal-awal gue kerja disini, dan langsung kedapetan jam kerja malam, Winar memang sempat nawarin pulang bareng juga.
Tapi gue tolak mentah-mentah. Hingga dia nggak pernah ngajakin gue pulang bareng lagi.
"Emangnya rumah kak Winar dimana sih? Emangnya nggak jauh tuh, dari jarak rumah kak Winar sama apartemen aku?" tanya gue.
"Malahan jarak rumah aku sama apartemen kamu itu agak deket, makanya aku mau ajak kamu pulang bareng" jawab Winar.
"Serius? Dimananya kak?" tanya gue lagi.
Winar tersenyum lebar. "Cie kepo, emangnya kenapa? Kamu mau main ke rumah aku?" tanyanya.
Lah kok jadi kepedean gini?
Gue langsung menggelengkan kepala dengan cepat.
"Ekhem ekhem, lagi PDKT nih ceritanya" tiba-tiba Nara datang seraya memegang sebuah gelas berisi susu jahe yang tinggal setengah. Gue dan Winar menoleh kearahnya secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Friends
Фанфик"Teman sejati antara cewek dan cowok itu harusnya nggak boleh pacaran, tapi bolehnya langsung ***** aja." Copyright © 2018, mjoaxxi.