Menjauh
"Are you angry with me?"
-
Bruk!
"Eeekaget eeekaget..." Amora auto latah karena terkejut dengan kedatangan gue yang tiba-tiba di kelas, dan langsung membanting tas diatas meja. Gue menghela napas kasar, lantas menghempaskan tubuh diatas tempat duduk. Gadis itu melongokkan kepalanya kearah gue. "Pagi-pagi mukanya udah murung aja, mbaknya."
Gue ikut menoleh kearah Amora, menatap gadis itu dengan tatapan malas.
"Lo tau gak" kata gue.
"Kagak" jawabnya.
"Diem dulu anjir, gue belum selesai ngomong" desis gue. Amora langsung menganggukan kepalanya. "Masa si chicken little itu kayak ngejauh dari gue."
"Hah? Chicken little? Saha tuh?" Tanya Amora dengan ekspresi kebingungan.
"JAE LAH, SIAPA LAGI ORANG YANG MIRIP CHICKEN LITTLE DI KAMPUS INI" jawab gue dengan nada sewot.
"Eh kalem dong kalem. Ya terus kenapa kalo dia ngejauh dari lo? Emangnya lo ada salah apa sama dia? Coba inget-inget" ucapnya. Gue menatap keatas sembari menjentikkan jari didagu, tanda berpikir.
"Apa ya, nggak ada deh perasaan" jawab gue.
"Ya terus kalo gak ada penyebabnya, kenapa bisa dia jauh-jauh dari lo?" Tanya Amora. Gue terdiam, Amora menghela napas panjang. "Lagian ya, Nath. Gue curiga deh sama lo. Tumbenan banget lo mikirin masalah Kak Jae, biasanya gak peduli. Jangan-jangan, lo suka sama Kak Jae ya?" Tukas Amora.
Gue mendelik, dan menggelengkan kepala cepat. "Idih, amit-amit banget kalo gue suka sama Jae! Gue cuma aneh aja gitu, gue gak ada salah apa-apa, masa dia ngejauh kek orang gak kenal sama gue. Ah yaudahlah, males gue bahasnya," gue mengalihkan pandangan.
"Kok lo jadi pundung?" Ucapnya.
Dan ya, percaya atau enggak, bahwa yang gue omongin sama Amora tadi itu tentang Jae yang kayak menjauh dari gue itu adalah benar. Gue benar-benar merasa bahwa Jae sedang menjauhi gue. Buktinya, setiap kali kita pas-pas'an ketemu, Jae pasti langsung ngalihin pandangan ke segala arah, lalu mempercepat laju langkahnya. Atau setiap kali dia nongkrong didepan pintu ruang apartemennya, dan setelah ngeliat gue, dia langsung buru-buru masuk kedalam, kemudian menutup pintunya rapat-rapat hingga menguncinya.
Gue gak tahu apa masalah Jae sama gue sampai dia seperti itu sama gue, tapi... ini aneh. Disisi lain, gue terpikir ini ada sangkutannya sama masalah Azka beberapa hari lalu. Ah, serius?
Hati gue ngerasa agak risih dan mengganjal jika dikeadaan seperti ini. Dimana gue harus jauh-jauhan dengan teman gue sendiri. Tolong jangan pada mikir yang aneh-aneh karena gue udah anggap Jae benar-benar jadi teman gue. Meskipun sikap annoying, rusuh, laknat, dan yang lain-lain, yang masih menempel pada dirinya, juga sampai membuat gue dongkol bukan main sama cowok titisan ayam itu, tapi apa salahnya?
Sebagai bentuk terima kasih juga sih, karena selama ini dia juga bisa sedikit ngebantu gue.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
True Friends
Fanfiction"Teman sejati antara cewek dan cowok itu harusnya nggak boleh pacaran, tapi bolehnya langsung ***** aja." Copyright © 2018, mjoaxxi.