PART 14

2.8K 467 72
                                    

Jeffrey Azkaraditya











“Are you okay?











-











"Nath!" panggilan Jae, membuat seketika langkah gue menuju apartemen, tiba-tiba terhenti. Gue membalikkan badan kearahnya, mendapati Jae yang saat itu tengah berlari kecil menghampiri gue. Dan nggak lama kemudian, dia menghentikan langkah juga tepat dihadapan gue. "Nath.." panggilnya lagi.

Gue mengerutkan dahi. "Apaan sih, manggil-manggil mulu."

Jae tertawa kecil, sembari menghelus tengkuk lehernya. "Ke apartemennya bareng dong, lo mah tega sih ninggalin gue dari pas di halte."

"Lo lama geh, ngobrol dulu sama temen-temen lo itu. Ya gue langsung tinggalin lah."

"Yaudah sorry. Ayo deh kita masuk." Jae langsung ngegandeng telapak tangan gue. Dan itu, langsung ngebuat gue melebarkan mata dan menyorotkan pandangan kearah telapak tangan Jae yang dengan enaknya ngegandeng telapak tangan gue, tanpa izin dulu. Sejujurnya gue udah ngedumel dalam hati, pengin protes secara langsung, tapi Jae udah buru-buru narik tangan gue. Ngebawa gue masuk kedalam gedung apartemen dimana tempat kami tinggal.

Gue langsung melepaskan gandengannya tatkala kami sudah hampir dekat dengan apartemen masing-masing. Jae menoleh kearah gue.

"Kenapa dilepas?" tanyanya.

"Ya, elo ngapain gandeng-gandeng segala? Belum mukhrim tau!" cetus gue.

Jae terdiam, bibirnya terkatup rapat. Lalu, tak lama cowok berkacamata itupun bersuara, "Sorry, refleks aja tadi."

Gue memutar bola mata jengah. "Alasan."

Dan, sampailah kami didepan pintu apartemen masing-masing.

"Nath!" panggil Jae lagi, ketika gue hendak meraih kenop pintu untuk membuka pintunya dan segera masuk. Namun, gue mengurungkan niat tersebut, dan langsung menoleh lagi kearah Jae.

"Apaan?" tanya gue.

"Besok hari pertama puasa, mau gue spam buat sahur gak?" tanyanya.

Gue menaikkan sebelah alis. "Niat banget lo, nggak usahlah. Yang ada gue malah pusing kalo di spam sama lo. Dah ya, bye." Gue segera membuka pintu apartemen, dan masuk kedalam.

Aih, apa-apaan si chicken little itu. Tiba-tiba nawarin pengin di spam sahur.

***


Malamnya, gue memutuskan untuk pergi keluar dan mencari bahan makanan untuk sahur nanti. Stok makanan di apartemen gue selalu aja habis sebelum waktunya. Oke, gue akuin kalau akhir-akhir ini gue selalu makan banyak. Makanya gue nggak tahu, berat badan gue nambah berapa kilogram, hehe.

Dan pas baru aja gue buka pintu, gue agak terjengkang kebelakang karena kaget melihat Jae tiba-tiba udah ada didepan pintu dengan tangan kanan yang terkepal dan terangkat keudara, hendak ingin mengetuk pintu apartemen gue. Gue menghelus dada, lantas menghela napas kasar dan menatapnya dengan tajam. Sedangkan Jae sendiri, ia kembali menurunkan tangannya, diiringi dengan tatapan yang malu plus gugup.

True Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang