PART 19

2.5K 420 39
                                    

Come




“I came to pick you up.”
- Jae Arkha






-






"YASH! AKHIRNYA KITA BERKUMPUL DISINI LAGI YA, SOBAT" ucap Nara penuh semangat seraya memeluk gue, Winar, beserta Azka secara bersamaan sampai kami merasa terhimpit.

"EEEEE SESEK WEY, ASTAGFIRULLAH" kata gue sembari mencoba melepaskan pelukannya.

"NARAAAAAAA, YA AMPUN" timpal Winar.

Azka cuma diam aja, tapi gue tau disisi lain dia benar-benar mencoba untuk menyelamatkan diri sendiri dari pelukan maut ini.

Tak lama kemudian, Nara pun melepaskan pelukannya, lantas cengengesan tanpa dosa. Sedangkan gue, Winar, juga Azka, langsung mengatur napas agar normal kembali. Wajah kami bertiga kompak memerah karena tadi kesusahan untuk bernapas.

"Hehe, payah ah, masa gitu doang nggak tahan" kata Nara.

Gue, Winar, dan Azka langsung menjatuhkan pandangan sinis padanya, membuat gadis itu langsung memudarkan senyumannya yang tampak bahagia itu, dan harus tergantikan oleh ekspresi wajah ketakutan.

"Badanmu imut-imut tapi tenaganya luar biasanya ya, Ra" kata Winar.

"Kalo mau meluk tuh satu-satu kek, jangan sekaligus kayak tadi. Pengap tau" ketus gue.

"Ya, maaf deh. Kalo satu-satu 'kan nggak mungkin, nanti sangkanya gimana gitu. Udah gitu bakal kelamaan juga, mending sekaligus biar cepet" jawab Nara enteng.

"Wtf..."

Beberapa menit kemudian, kita langsung ambil posisi dimana kita harus bekerja. Gue jaga kasir sama Winar, sedangkan Nara dan Azka di belakang untuk ngecek stok barang.


"Udah lama ya kita gak ketemu, Nath. Makin cantik aja kamu, heran deh saya" kata Winar sembari tersenyum manis kearah gue. Gue yang dipuji gitu otomatis salting dong, apalagi dipuji sama gebetan sendiri(?)

Ck, okay, entah mulai darimana gue harus cerita ke kalian, kalo sebenarnya gue ada sedikit rasa suka ke Winar. Masih sedikit loh ya, belum sepenuhnya, nggak tau kalo nanti.

Sikap dan sifat Winar yang ngebuat gue mulai rada-rada jatuh cinta ke dia. Winar ini makin lama makin jadi tipe idaman cowok gue banget, makanya gue kadang suka salting sendiri, kayak sekarang ini. Gue mesem-mesem gak jelas, sambil sesekali nunduk buat nutupin kedua pipi gue yang udah keliatan merah kayak tomat.

"Nanti pulang kayak biasa ya, aku anterin" kata Winar.

Gue refleks dongak, natap dia. "Dih, Kak, nggak usah repot-repot lah. Masa aku dianterin kakak mulu, lagian aku bisa pulang bareng Nara kok."

Dan gak tau kenapa, tiba-tiba Winar terkekeh pas ikut natap gue juga. Gue menaikkan sebelah alis karena bingung ngeliat Winar.

"Pipi kamu merah gitu, lucu banget ya ampun" kata Winar sambil ngunyelin kedua pipi gue pelan.






















OH MY .........















HELP ME :')
















True Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang