Hari Yang Memalukan
"What do you think about embrrassing moment in your life?"
-
"Nath?" suara Winar tiba-tiba mengagetkan gue yang saat itu ditengah keadaan setengah tidur. Gue mengerjapkan mata berkali-kali, kemudian mendongak seraya menyampirkan poni gue yang hampir menutup wajah gue ke belakang telinga. Setelah itu, gue mendapati Winar yang saat ini tengah berdiri dihadapan gue sambil tersenyum tipis. Winar tertawa kecil, "Kamu ngantuk ya?" tanyanya.
"Enggak kok, kak. Aku nggak ngantuk, cuma agak berat aja matanya" jawab gue, yang diakhiri cengengesan.
"Haha, bisa aja nih ngelesnya. Tunggu satu jam lagi ya, tokonya bakal tutup kok" kata Winar.
"Ng, iya kak" ucap gue.
"Kalo kamu masih ngantuk, mending bikin kopi aja dibelakang. Siapa tau nanti ngantuknya hilang" senyuman Winar masih terus terpancar diwajahnya, daritadi Winar ngobrol sama gue nggak lepas dari senyumannya yang manis itu.
Gue mengangguk perlahan, kemudian Winar pun pergi kembali ke gudang untuk mengecek barang. Gue menghela napas kasar, kemudian melongok kearah luar toko lewat sebuah kaca besar yang menjadi jendela toko supermarket ini. Jalanan yang masih terlihat ramai, membuat gue yang tadinya masih sedikit mengantuk menjadi lebih semangat lagi. Mobil dan motor yang berlalu lalang, memecah keheningan disebuah jalan raya malam yang hampir sepi itu.
Sekarang adalah pukul sepuluh malam. Iya, gue masuk sore, dan akan segera pulang jam sebelas malam nanti. Sebenarnya gue nggak terlalu suka ngejaga toko pas malam, karna alasan pertama yaitu gue mudah ngantuk kalau sudah diatas jam sembilan malam. Seperti tadi itu, gue ketiduran di kasir. Masih untung belum ada pengunjung yang datang, dan tidak menyaksikan bagaimana gue yang mengantuk.
"Nath?" tiba-tiba Nara muncul dan menghampiri gue. Gue pun menoleh kearahnya. "Yaampun, mata lo parah banget deh" ujar Nara seraya menahan sedikit tawanya. Gue mengernyitkan dahi, dan bertanya-tanya apa maksud omongan Nara tadi tentang mata gue.
"Kenapa, Ra?" tanya gue.
"Lesu banget keliatannya. Gue bikinin kopi ya?" jawab Nara, dan akhirnya dia nawarin gue untuk dibikinin kopi.
Refleks gue geleng-geleng kepala. "Nggak usah, Ra, 'kan satu jam lagi toko tutup, jadinya gue bisa tahan kok. Lagian kalo nanti gue minum kopi, takutnya di apartemen gue nggak bisa tidur. Besok ada jam matkul pagi" kata gue.
"Ah gitu, yaudah deh. Semangat ya!" ujarnya. Gue tersenyum tipis kemudian mengangguk.
Kling!
"Selamat datang di toko kami, dan selamat berbelanja" gue dan Nara secara bersamaan membungkukkan badan sedikit saat mengetahui seorang pengunjung datang.
Pas kita sama-sama menegakkan tubuh kembali, gue dan Nara secara kompak sudah tidak melihat si pengunjung itu. Menurut gue sih, pengunjungnya sudah masuk kearea dalam untuk memilih barang-barang yang akan ia beli.
"Tadi yang dateng cewek atau cowok ya?" tanya Nara.
"Nggak tau juga. Emangnya kenapa?" jawab dan tanya gue balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Friends
Fanfiction"Teman sejati antara cewek dan cowok itu harusnya nggak boleh pacaran, tapi bolehnya langsung ***** aja." Copyright © 2018, mjoaxxi.