6- Quarrels

841 25 2
                                    

"Sesalah salah nya perempuan tidak pantes untuk di bentak."

~Alexandra

***

"Udah dong udah mau pipis nih ga tahan ah, icis kamar mandi dulu ya."

"Yey icis nih hobby banget ke kamar mandi." mereka ber empat terkekeh, ricis memundurkan kursi dan pergi ke toilet.

"Lagian ada-ada aja kamu za masa kamu marahin orang yang gasalah sedangkan kamu nya yang salah."

"Lagian udah tau lagi badmood masih ada aja yang nyebelin di jalan, jadi aku kepikiran aja daripada aku yang keburu disalahin mendingan dia duluan yang aku marahin." Alexa terkekeh dengan kelakuan sahabat nya ini.

"Hmm ale udah ada yang nyamperin aja, balik yu za, duluan ya le" sahut bian sambil menarik tangan moza dan pergi keluar kelas.

Sekarang cuman ada dua ekor betina dan jantan di kelas , eh ralat ada dua orang perempuan dan laki-laki maksudnya. Tidak ada yang membuka mulut selama beberapa menit.

"Kenapa kamu batalin pas tadi mau aku jemput?". Sahut maxim yang memulai obrol an duluan.

Maxim adalah pria yang sama seperti zain ketampanan dan kekayaan nya juga, bahkan maxim akan menjadi penerus zain di kampus ini saat zain wisuda. Tapi setiap persamaan pasti ada perbedaan , zain yang sering ber gonta-ganti wanita sedangkan yang maxim pria dingin yang tidak pernah kelihatan dekat dengan wanita manapun terkecuali Alexa, ya dia adalah pacar alexa seminggu yang lalu , karena Alexa tidak mau mendapat karma jadi dia mencoba untuk menerima pria yang mendekatinya.

"Ma-af max bu....bukan nya aku mau batalin tapi tadi.." Ucap Alexa dengan gugup dan terpotong oleh pria tampan yang memasuki kelasnya.

"Tadi dia bareng saya jadi ya gitu deh." Sahut pria tampan yang tadi masuk kelas alexa dan berdiri di dekat pintu.

"Eh zain emang kau siapa nya alexa?".tanya maxim pada pria tampan itu. Ya, itu zain. Dia sudah kenal dengan zain dan berteman baik.

Sial kenapa cowo ini ada di saat yang tidak tepat sih. Oh please jangan bilang jangan bilang.

"Le dia nanya tuh kata nya kamu siapa nya aku?" Zain terkekeh melihat alexa yang sangat gugup.

Tiba-tiba ricis datang dari toilet dan masuk kelas.

"Moza sama bian kemana le? Eh iya sampai lupa ada pacar nya ale pantes aja mereka gaada , gue balik duluan deh le." Ricis mengambil tas dan berhenti di dekat pintu. "Eh tunggu ko ada senior ganteng juga sampai lupa, mau nganter maxim ya ketemu pacar nya". Ricis terkekeh sambil pergi keluar.

Icis lu kelewat polos Atau gimana sih , aduh gimana nih gue mana icis udah gaada. Harus Nya tadi alesan aja balik bareng icis.huh . Batin alexa.

"Jadi anda pacar nya alexa? Perkenalkan saya jodohnya."

"Ayo le kita balik mommy pengen ngajak makan malem dirumah."Zain tertawa sambil menarik lengan alexa.

Shit! Dia mengatakan Nya juga.

"Maksudnya gimana le? Zain siapa kamu? Dia bercanda kan le? Kamu masih tetap pacar ku kan?" Ucap maxim sambil menahan tangan Alexa .

"Tunggu." Alexa melepaskan pega ngan tangan zain.

"Max a...ku bisa jelasin nanti." Ucap alexa dengan gugup.

"Aku butuh penjelasan nya sekarang ALEXA!!". Ucap maxim dengan membentak dan mengcengkram tangan alexa.

"Eh bung kalau dia ingin menjelaskan Nya nanti ya Nanti kau terlihat seperti pengecut yang berani Nya sama cwe."

BUGG

Maxim membogem perut zain dan zain pun membalas nya hingga berkali-kali . Alexa terkejut melihat tingkah mereka yang sangat mengerikan. Akhirnya seorang penjaga kampus pun datang dan berhasil memisahkan mereka.

"ADA APA INI!!" . Ucap penjaga kampus.

"Hanya kesalah paham an pak maaf." Jawab zain.

"Heh kamu apa benar?" Tanya penjaga itu kepada maxim karna maxim yang paling banyak bonyok nya.

Maxim pun tidak menjawab dan malah pergi meninggalkan alexa dan zain.

Alexa menangis sambil berlari mengejar maxim. Tapi tangan nya di tarik dan di peluk dari belakang oleh zain. "Semuanya akan baik-baik aja le ada aku disini." Alexa tidak menolak karna ia memang sedang butuh pelukan saat ini.

***

Untung saja setelah kejadian tadi alexa pulang kerumah zain untuk malam. Tidak kerumah nya karna ibu dan oma nya bisa curiga melihat keadaanya.

"Kamu habis nangis ya sayang?". Tanya angela pada alexa yang sedang melihat mata sembab alexa.

Alexa terdiam.

"Kau apakan calon menantuku ini al!". Angela membentak zain di depan alexa sendiri.

Zain terdiam.

"Ale coba cerita sama tante Kenapa Sayang?".

"Aku ga kenapa-Kenapa ko tan,tadi cuman sedih aja abis baca novel."

"Yaudah tadi tante udah nelpon ibu kamu buat culik anak Nya dulu sebentar untuk makan malam." Angela terkekeh dan menggandeng tangan Alexa masuk ke dalam rumah.

"Sekarang kamu istirahat dulu ya sama zain Atau mau bantuin tante masak?".

Jelas bantuin masak lah daripada harus berduaan sama cowo gila. Batin alexa

"Bantuin tante masak aja deh tante."

"Ya sudah yuk Kita ke dapur."

Setelah mereka masak dan sudah jadi lalu mereka makan malam bersama meskipun cukup canggung karna sedari tadi alexa kelihatan tidak selera. Dan tidak mau di ganggu.

"Kamu Kenapa alexa ko Kaya ga selera gitu? Padahal makanan Nya enak sekali? Kamu yang masak kan?" Sahut Sam yang sedaritadi memperhatikan alexa.

"Eh, Aku ga Apa-Apa ko om, iya enak dong sebenernya tadi tante yang masak Aku cuman bantu." Alexa tersenyum memandang sam.

"Nanti kau yang antarkan Alexa pulang ya." Ucap angela

"Siap mommy."

Setelah selesai makan malam dan mengobrol panjang lebar pun zain hendak mengantar kan alexa pulang karna sudah larut malam tetapi tiba-tiba ibu Nya menelpon untuk menyarankan Alexa menginap saja karna sudah terlalu malam . Ia pun menurut saja apa kata ibu Nya.

"Zain kau antarkan alexa ke kamar tamu ya momy udah ngantuk banget nih , lagi pula kamar tamu kan bersebelahan dengan kamar mu." Angel menguap dan menepuk bahu alexa."Tidur yang nyenyak ya le."

Alexa tersenyum sambil menatap Angel,"Iya makasih tante.".

***

Because Of matchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang