Empat orang remaja baru saja menginjakkan kakinya di depan gerbang sekolah abu-abu. Semilir angin menerpa wajah keempat remaja tersebut dengan lembut hingga menerbangkan rambut-rambut halus yang menghalangi penglihatan matanya.
"Yaelah ... kita telat lagi," keluh salah satu remaja tadi.
"Telat satu menit masih bisa dimaafkan kali."
"Iya dimaafkan, tapi tetap aja dihukum berdiri di depan bendera selama satu jam."
"Daripada berdebat mending kita bolos aja."
"Ide bagus."
Setelah mendapat usulan dari salah satu remaja tadi, di sinilah mereka, duduk sambil menikmati nasi goreng spesial bikinan pemilik warung.
Mereka tidak mau susah-susah manjat tembok sekolah hanya untuk mengikuti pelajaran pertama yang teramat tidak disukai mereka. Siapa yang suka dengan pelajaran kimia? Hanya membuat rambut putih sebelum waktunya hanya untuk memikirkannya, dia aja gak mikirin kita masa kita repot-repot mikirin dia. Enggak, makasih...
"Bolos lagi?!" tanya pemilik warung yang sudah sangat akrab dengan mereka berempat.
"Biasa mpok."
"Lain kali bangun di pagiin biar enggak telat lagi," nasehat pemilik warung lalu berlalu kembali ke dapur.
"Siapp mpok," sahut mereka bersamaan sambil menghabiskan nasi goreng yang terkenal enak di sekolah tersebut.
Jangan dikira mereka bakal bolos ketempat yang jauh dari sekolah karena nyatanya mereka bolos ke salah satu warung yang ada di sekolah tersebut lewat jalan rahasia yang tidak sengaja mereka temukan saat berlari menghindari kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape (Completed)
Teen FictionSakit ... Sakit itu kalau kita di sia-siakan oleh orang terdekat kita yang paling kita sayangi padahal kita sudah terlalu percaya dengan mereka tapi mereka malah menjadikan kita sebuah pelarian.