Saking asyiknya menjilat es krim miliknya, Dira sampai tidak melihat ada seseorang di depannya. Dira menjerit saat es krim miliknya mengenai baju seseorang yang dia tabrak.
"Maaf mas."
Dengan cepat Dira mengeluarkan tisu yang berada di dalam tas selempangnya dan mengelap baju cowo tersebut. Setelah selesai dengan aksi mengelapnya Dira mengangkat wajahnya hingga pandangan mereka bertemu.
"Elo!"
"Dira!"
"Ngapain elo di sini? Ngikutin gue ya?!"
"Enak aja, terserah guelah mau kemana enggak ada yang ngelarang gue juga buat jalan ke sini."
"Terus ngapain elo di sini?"
"Elo kesini ngapain?"
"Di tanya malah balik nanya, jalan-jalan lah ngapain lagi coba."
"Nah sama dong, jalan-jalan lah ngapain lagi coba," ucap Milo mengikutin nada bicara Dira tadi.
"Sama siapa elo kesini? Sendirian? Ciahh jomblo sih."
"Kenapa elo mau nemenin gue? Atau mau jadi pacar gue biar gue enggak jomblo lagi?" Milo menatap Dira sambil menaik turunkan alisnya.
"Sembarangan... ogah banget."
Dira jalan menjauh dari Milo, entahlah mau kemana yang penting menjauh dari Milo. Enak banget ngomong gitu coba kalau Dira orangnya baperan ternyata omongannya tadi cuma pura-pura kan sakit hati entar, syukur hatinya kebal dari rayuan setan berkedok malaikat macam Milo.
Melihat Dira yang berjalan menjauh darinya, Milo segera menyusul Dira lumayan kan ada yang bisa diganggu jadikan enggak kelihatan jonesnya jalan sendiri. Jadi, kalau orang lain melihat mereka pasti mikirnya Milo sedang membujuk pacarnya yang sedang ngambek haha...
Setelah sampai tepat disamping Dira, Milo langsung merangkul Dira dengan erat membuat Dira kaget karena tiba-tiba ada tangan yang melingkarinya. Setelah tahu siapa yang merangkulnya ada rasa lega dan kesal yang keluar bersamaan, lega karena yang merangkulnya adalah orang yang dia kenal, kesal karena Milo yang seenaknya merangkulnya.
"Milo! Lepasin enggak tanganlo!" Perintah Dira yang sedari tadi mencoba menjauhkan tangan Milo, tapi Milo malah semakin erat merangkulnya.
"Enggak mau, enakkan juga gini"
"Lepas atau rasain cubitan gue!" Ancam Dira yang tidak di dengarkan Milo. Dengan tidak perasaan Dira mencubit tangan Milo dengan sangat keras, membuat Milo menjerit. Kata ketiga sahabatnya cubitan Dira adalah cubitan maut, sangat sakit seperti di jepit puluhan kepiting.
"Awww... gila sakit banget," jerit Milo lalu mengusap tangannya yang sudah memerah karena cubitan mautnya.
"Rasain lo."
"Itu tangan atau capit kepiting?! Sakit parah."
"Silumannya," balas Dira asal
"Enggak papa dicubit yang penting bisa ngerangkul elo haha" ucap Milo sambil tertawa. Seolah tidak jera Milo kembali menggenggam tangan Dira membuat Dira melotot melihatnya.
"Apa mau cubit lagi? Enggak papa sih asal cubit manja."
"Geli sumpah."
"Biarin, ini elo enggak ada niatan buat ngelepasin tangan gue? Berarti elo suka dong gue ngenggam?"
"Enggak lah, gila aja."
Dira kembali mencoba melepaskan genggamannya tapi usahanya sudah sia-sia. Mau dicubit lagi kasian yang tadi aja bisa dipastikan biru tangannya. Dira lalu mengeluarkan napasnya dengan kasar, dia menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape (Completed)
Teen FictionSakit ... Sakit itu kalau kita di sia-siakan oleh orang terdekat kita yang paling kita sayangi padahal kita sudah terlalu percaya dengan mereka tapi mereka malah menjadikan kita sebuah pelarian.