part 18

1K 99 16
                                    

Acara pesta ulang tahun Milo berjalan dengan lancar walaupun saat pemberian kue terjadi perang dingin antara Milo dan Vero diatas panggung. Vero menemani Tiara sampai diatas panggung tanpa melepaskan genggaman tangannya. Milo yang melihat itu hanya acuh dan tetap memberikan potongan kue tadi kepada Tiara. Tiara merasa canggung dan bersalah karena dirinyalah penyebab perang dingin kakak beradik itu. Harusnya dari awal dia sudah bisa tegas agar Milo jangan mendekatinya lagi walaupun dia tidak yakin kalau kakak kelasnya ini tertarik padanya, sekarang dia menyesal.

"Ada apa ini?" tanya Daddy Ryan mengawali pembicaraan. Mereka sedang duduk di meja bar dekat kolam renang.

"Vero mau ngenalin seseorang ke Mommy dan Daddy. Kenalin ini Tiara pacar Vero," ucap Vero tegas tanpa melepas pandangannya dari wajah Milo. Kesalnya bertambah karena Milo tidak menunjukkan kalau dia terkejut dengan fakta yang barusan dia katakan.

"Cantik ya," ungkap Mommy setelah selesai terkejut dan tersenyum hangat kepada Tiara.

"Tiara memang cantik Mom," puji Vero yang tersenyum hangat kepada Tiara membuat Tiara salah tingkah. Milo melihat bagaimana Vero memperlakukan Tiara secara sekilas membuatnya merasa bersalah dengan adiknya sendiri. Tapi siapa yang ingin berada di posisinya.

"Tiara yuk ikut Tante ke dapur. Tante baru aja bikin biskuit coklat kamu harus nyoba!" ajak Mommy dan menarik Tiara menjauh dari para lelaki. Mommy tahu kalau mereka harus menyelesaikan masalahnya malam ini juga makanya Mommy membawa Tiara ke dapur biar masalah selesai. Mommy menyerahkan urusan seperti ini kepada Daddy karena suaminya pasti tahu jalan keluarnya, secara dulu Daddy pernah berada di posisi anaknya itu.

"Iya Tante," ucap Tiara masih canggung dengan Mommy Shinta.

"Mommy tinggal ya. Dad, Mommy percaya sama Daddy!"

Sepeninggalnya Mommy dan Tiara tidak ada yang ingin memulai pembicaraan membuat Daddy menghela napas panjang. Daddy melihat anaknya satu per satu kemudian mengacak rambutnya.

"Jadi ada yang mau mengklarifikasi ini?" ucap Daddy meminta penjelasan.

Vero diam sambil menatap Milo tajam. Dia jadi teringat dengan kejadian beberapa minggu yang lalu saat dia bertanya kenapa mereka terasa jauh, sekarang dia tahu jawabannya. Ternyata selama ini kakaknya ini tahu tentang hubungan mereka namun tetap saja mendekati Tiara. Milo yang merasa diperhatikan terlihat acuh seolah tidak merasa suhu disekitarnya meningkat.

"Bang, kok akhir-akhir ini gue merasa kita jauh? Apa perasaan gue aja?"

"Perasaan elo aja kali, emang apa yang buat kita jauh?"

"Enggak ada, iya kayaknya perasaan gue aja deh."

Setelah menjawab pertanyaan Vero tadi, Milo melewati Vero yang masih memikirkan kemungkinan yang membuat dia dengan Milo jauh tapi dia tetap tidak menemukan hal tersebut.

"Dia yang membuat kita sedikit jauh Ver, gue gak benci sama lo tapi gue benci sama perasaan gue yang masih aja memilih dia. Untuk sementara waktu kita seperti ini dulu sampai gue bisa menghilangkan perasaan gue ke dia," ucapnya pelan lalu masuk ke dalam kamarnya.

"Jadi selama ini lo tahu kalau gue dekat dengan Tiara tapi lo tetap dekatin dia!" ucap Vero yang tidak bisa lagi menahan emosinya sambil menggebrak meja. Daddy Ryan hanya diam mencoba mengerti apa yang sudah terjadi antara anaknya ini.

"Iya. Gue malahan sudah tahu kalau selama ini Tiara sudah jadi pacar lo," jelas Milo tenang yang menambah emosi Vero. Daddy Ryan tersenyum tipis karena sudah mengerti masalahnya.

"Asshole," umpat Vero keras.

"Vero jaga bicara kamu!" ucap Daddy marah.

"Vero enggak bisa sabar Dad! harusnya dia menjauhi Tiara bukan mendekatinya!"

"Jaga emosimu sayang," ucap Mommy dengan nada lembut yang berjalan menghampiri mereka dengan membawa nampan berisi teh hangat. Tiara jalan dibelakang Mommy Shinta dengan membawa biskuit coklat tadi.

"Ayo Ra biar gue anter lo pulang nanti kemalaman!" ucap Vero berdiri dan menghampiri Tiara.

"Biar Tiara gue yang anter!" cegah Milo yang ikut berdiri, Vero yang melihat itu menatap Milo dengan tatapan menusuk.

"Lo bakal nyesal kalau melakukannya."

"Gue pulang sama vero." Ucap Tiara final takut terjadi sesuatu antara Vero dan Milo karena dirinya. Lebih cepat dia pulang lebih cepat masalah selesai.

Setelah Vero mengantar pulang Tiara Mommy kembali masuk meninggalkan Milo dan suaminya. Daddy mencoba memberi pengertian kepada Milo.
"Perasaan tidak bisa dipaksa."

"Milo tau."

"Kalau dia sudah milih Vero, adik kamu sendiri kamu harus bisa melupakan dia."

"Milo sudah mencoba tapi Milo enggak bisa," jawab Milo gusar.

"Kenapa enggak? Daddy lihat cewe yang kecebur tadi menyukai kamu. Apa kamu tidak mau mencobanya?"

"Dira bukan sebuah percobaan."

"Dira ya namanya, nama yang sesuai sama orangnya, cantik. Kamu bilang tidak ingin menjadikannya percobaan tapi kamu sudah memberinya harapan palsu. Itu sama menyakitkannya dengan dijadikan percobaan."

"Milo enggak pernah memberi harapan palsu."

"Kamu salah. Saat kamu mencoba menggombal, cewe bakal terbawa perasaan dan menganggap kamu memberinya harapan," ucap Daddy yang terhenti karena meminum teh hangat. "Apa kamu tidak sadar? Sebelum memberi kue kamu tersenyum kepadanya bisa saja dia berpikir kalau dia spesial namun kenyataannya tidak. Bisa jadi alasanya tadi lari karena sakit hati," jelas daddy panjang lebar.

Milo seolah ditampar oleh tangan tak kasat mata. Dia jadi sadar dengan tingkah lakunya selama ini seolah dia menganggap Dira adalah seseorang yang sangat spesial. Tapi itu murni dari hatinya dan sekarang dia merasa... bersalah dan menyesal.

Apa gue keterlaluan?

Escape (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang