part 9

1.2K 170 57
                                    

Nyanyian burung terdengar bersahut-sahutan, sangatlah merdu dan menenangkan pikiran. Dira menikmati saat-saat telinganya dimanja dengan suara burung yang terus berkicau. Hembusan angin menerpa wajahnya, mata yang sebelumnya tertutup kini terbuka saat suara burung tersebut berubah menjadi suara yang sangat tidak asing lagi ditelinga para murid, apalagi kalau bukan suara bel sekolah.

"Kenapa cepat banget masuknya," gerutu Dira lalu memasuki kelas dan duduk di sebelah Vita.

"Kenapa muka lo di tekuk gitu?"

"Gue lagi asyik dengar suara burung eh malah masukkan."

"Hahaha sabar ya."

Suara sepatu yang bergesekkan dengan lantai mengeluarkan suara yang khas. Pintu yang sebelumnya di tutup terbuka menampilkan guru cantik yang masih muda, Ibu Mely disini mengajar sebagai guru pkn.

"Berdiri beri salam!" Instruksi Alex, si ketua kelas setelah Ibu Mely berada tepat di depan meja guru.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap murid secara serempak.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, silahkan duduk!"

Setelah dipersilahkan duduk, semua murid segera duduk kemudian mengeluarkan buku dan alat tulisnya masing-masing.

"Hari ini kita memasukki bab baru, coba buka bukunya halaman 83 kemudian baca sampai hal 90!"

Setelah memberi perintah kepada muridnya agar membaca materi baru, Ibu Mely memainkan handphone. Menunggu muridnya membaca membuatnya bosan. Sesekali diliriknya satu persatu muridnya kali saja ada yang tidak mengerjakan perintahnya. Setelah hampir sepuluh menit, Ibu Mely mulai menjelaskan materi yang akan dipelajari muridnya itu.

"Materi kita di bab ini tentang menjaga keutuhan NKRI, apa yang kalian dapat setelah membaca bab ini?"

"Ancaman yang dapat menghancurkan keutuhan NKRI," sahut Sabrina dengan lantang.

"Iya, apa saja ancaman itu?"

"Ancaman itu bisa dilihat dari bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan bidang pertahanan dan keamanan," jawab Axel setelah di persilahkan Ibu Mely untuk menjawab.

"Ada yang bisa mencontohkan apa saja ancaman disetiap bidang yang sudah disebutkan Axel?"

Sontak setengah dari jumlah murid yang ada di kelas mengacungkan tangannya. Ibu Mely kemudian menunjuk cewe berambut hitam legam yang duduk di pojok sebelah kanan, Salwa nama cewe itu.

"Di bidang ekonomi contohnya Indonesia yang kedatangan barang-barang dari luar, perekonomian negara yang dikuasai oleh pihak asing dan persaingan bebas menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang," jawab Salwa dengan lancar.

"Di bidang sosial budaya contohnya munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang dari luar negeri, munculnya gejala westernisasi dan semakin lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat," jawab Bintang si wakil ketua kelas.

"Betul sekali, ada lagi?"

Dira segera mengangkat tangannya, bukan untuk menjawab tapi untuk bertanya.

"Berarti menyukai barang luar negeri salah satu pemicu ancaman keutuhan NKRI bu?"

"Iya karena bisa menimbulkan daya saing antara barang dalam negeri dengan barang luar negeri."

"Owhh berarti Vita salah satu orang yang bisa menyebabkan keretakan NKRI."

"Kok jadi gue sih?" Sahut Vita setelah mendengar ucapan Dira, apa salahnya coba.

"Karena elo kan sukanya sama bule enggak mau sama yang lokal, nah bule kan produksi luar negeri. Secara tidak langsung sama saja lho menciptakan daya saing antara cowo dalam negeri dan cowo luar negeri, itu salah satu pemicu ancaman keutuhan negara." Jelas Dira membuat Ibu Mely, Violet, Kira dan teman satu kelasnya tertawa.

Escape (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang