part 1

3.7K 463 346
                                    

"Milo!"

Teriakan ketiga temannya tadi membuat cowo yang sedang berdiri di dekat gerbang berhenti dan melihat kearah ketiga temannya yang masih berada di dalam mobil.

"Astaga kaget gue," ucap Milo sambil memegang dadanya, mendramatiskan keadaan.

"Gak usah lebay lo," ucap Alva sambil menjitak kepala Milo.

Setelah memarkirkan mobilnya, Lardo dan Elvin segera menyusul kedua temannya itu. Mereka berempat melewati gerbang sekolah dengan percaya diri, ketika melewati pak satpam mereka berhenti sebentar untuk menyapa pak satpam itu.

"Pagi pak."

"Pagi... tumben gak telat nih."

"Bapak harusnya senang dong kami enggak telat lagi."

"Iya nih."

"Bapak lebih senang kalian berdiri di sana daripada duduk manis di kelas," cerocos pak satpam tadi sambil menunjuk kearah lapangan.

"Berarti bapak lebih suka banyak yang telat daripada banyak yang rajin dong."

"Bisa dibilang begitu," sahut pak satpam sambil menyisir kumisnya.

"Perlu dikasih tau Pak kepala sekolah nih," ancam Milo lalu mengeluarkan handphone nya.

"Eh jangan... bercanda aja tadi jangan dianggap serius."

"Kalo mau serius sama aku aja Mil" canda Lardo sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Sudah-sudah sana masuk ke kelas sebentar lagi bel masuk berbunyi!" usir pak satpam sambil mengipas-ngipaskan tangannya, terlalu geli melihat candaan mereka berempat.

Mereka berempat memasuki ruangan yang bakal menjadi rumah kedua mereka, bahkan lebih lama di sini daripada di rumah sendiri. Milo mengambil tempat di sebelah Lardo sedangkan Alva dan Elvin duduk di belakang mereka. Milo mulai menyapu habis setiap sudut kelasnya, menyenangkan juga menghabiskan waktu bersama ketiga sahabatnya dan pastinya teman cewe dikelasnya mempunyai wajah yang cantik dan manis.

Berasa disurga aja dikelilingi bidadari.

Hening mulai menyelimuti mereka yang sedang asyik dengan dunianya masing-masing. Milo dengan kata-kata sok romantis mencoba merayu teman satu kelasnya, memang yah playboy dimana aja tetaplah menjadi playboy. Sedangkan Alva sedang bergulat dengan berkas perusahaan maklum dia sedang beradaptasi dengan pekerjaan yang bakal dia tekuni setelah lulus dari sini yaitu menggantikan posisi Papahnya sebagai CEO. Lardo, dia sedang asyik memainkan handphonenya dan sedang mengechat para pacarnya yang sedang ngambek secara berjamaah dan Elvin sedang asyik melihat kearah jendela yang menghadap langsung ke lapangan basket.

"Kesal gue!" teriak Lardo mengagetkan temannya yang sedang asyik dengan dunianya.

"Kenapa lagi sih?" tanya Milo yang mulai terganggu dengan suara Lardo.

"Biasa paling juga cewe lagi," celetuk Alva tanpa memalingkan wajahnya dari laptop miliknya.

"Maaf... ini gue kesel kenapa mereka ngambek barengan sih? Kan bingung bujuknya, telat satu menit aja jawabnya tambah deh ngambeknya," ucap Lardo mulai puyeng.

"Makanya putusin salah banyak dari mereka," usul Elvin yang mendapat jitakan keras di kepalanya.

"Enak lo bilang... mereka itu aset yang sangat berharga, kalo yang satu minta putus masih ada yang lain. Kalo diputusin sebagian dari mereka terus mereka semua minta putus yang ada Lardo akan menjadi JOMBLO, gak ada dikamus LARDO SEORANG JOMBLO," ucap Lardo seolah sedang mengumbar janji kepada rakyat.

"Tau ah serah lo aja, kena karma mampus lo," sindir Elvin tak berprikemanusiaan.

"Amin," sahut Milo dan Alva berbarengan.

Escape (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang