Lo tau cinta ini terlalu dalam, dan gue enggak bisa berenang.
-Adira Azzahra🙊🙊🙊
Dira menyusuri lorong menuju kelasnya. Sudah tiga hari ini Dira berhasil menghindari Milo sejak terakhir mereka bertemu dihalte depan gerbang sekolah. Entahlah keberuntungan lagi memihak padanya, semoga saja seterusnya seperti itu sampai dirinya benar-benar sanggup kembali menampakkan wajahnya dihadapan Milo.
Sambil bersenandung kecil, Dira menyanyikan beberapa lagu yang lagi viral belakangan ini. Sebuah tepukan dipundaknya membuat Dira terpaksa berhenti. Dengan gerakan pelan Dira menoleh kebelakang menatap siapa tersangka tersebut. Dira menaikkan sebelah alisnya saat dilihatnya Tiara yang berdiri dibelakangnya. Iya, orang yang menepuk pundaknya tadi adalah TIARA.
"Hai Kak!" sapa Tiara dengan hangat.
"Hai. Kenapa ya?" tanya Dira sambil tersenyum simpul.
"Boleh minta waktunya sebentar?" tanya Tiara dengan wajah memelas, mau tidak mau Dira mengiyakan keinginan Tiara. "Gimana kalau kita ngobrolnya disana saja? Lebih enak kalau ngobrolnya sambil duduk," ucap Tiara lagi sambil menunjuk bangku kosong didekat mereka berdiri.
Merekapun duduk dikursi yang tadi ditunjuk Tiara. Tiara tersenyum kepada Dira lalu menarik tangan Dira, Dira yang tangannya ditarik menatap Tiara heran. Saat Dira ingin bertanya, Tiara lebih dulu menyela pembicaraan Dira.
"Menurut gue ini sangat penting makanya gue ngajak Kak Dira buat ngobrolin masalah ini. Kakak maukan dengarin cerita gue terus bantu gue menyelesaikan masalah ini? gue yakin Kak Dira bisa bantu gue."
"Tergantung," jawab Dira tidak yakin. Membantu soal apa? Kalau membantu supaya Milo dan Tiara jadian sih dia enggak mau.
"Oke. Kakak cukup diam saat gue lagi bicara, bisakan?" tanya Tiara yang dibalas anggukan kepala dari Dira. "Jadi, gue merasa nggak enak sama Kak Milo sama Kak Dira apalagi sama pacar gue sendiri. Karena guelah penyebab Vero dan Kak Milo bertengkar hanya untuk memperebutkan gue," ucap Tiara menjeda pembicaraannya. "Kakak taukan kalau Kak Milo sama Vero lagi perang dingin?"
"Iya tau. Loh bukannya Milo pacar lo yah?" tanya Dira terkejut lalu memotong pembicaraan Tiara membuat Tiara mendengus sebal.
"Tadikan gue bilang Kakak cukup diam. Oke, jadi gue sama Kak Milo itu hanya TEMAN bukan PACAR. Pacar gue itu namanya Vero, adiknya Kak Milo. Pahamkan sekarang?" tanya Tiara sambil menekan kata teman dan pacar.
"Oh. Paham. Lanjut!"
"Harusnya dari awal gue bisa tegas sama Kak Milo kalau gue suka sama adiknya bukan sama dia walaupun gue nggak yakin kalau dia beneran suka sama gue. Harusnya dia itu sadar kalau ada seseorang yang sayang sama dia dan Kakak tahu seseorang itu siapa?" tanya Tiara membuat Dira menggelengkan kepalanya. "Seseorang itu Kakak, Kak Dira. Gue tau Kak Dira sukakan sama Kak Milo. Enggak usah bohong gue tau mana yang tatapan buat teman biasa dan mana tatapan buat orang yang dia suka. Bodoh kalau Kak Milo sampai menyia-nyiakan Kak Dira yang bisa dibilang sempurna."
"Jadi maksud kamu bicara ini ke gue apa?" tanya Dira yang tidak paham maksud pembicaraan Tiara.
"Gue mau minta maaf sama lo, Kak. Karena gue, Kak Milo jadi nggak bisa melihat ketulusan lo. Tujuan gue ngomong gini supaya Kakak bisa buat Kak Milo sadar kalau sebenarnya yang dia suka itu Kakak bukan gue. Gue yakin Kak Milo itu suka sama Kakak, cuman dianya aja yang nggak sadar. Please Kak, bantu gue. Gue merasa bersalah banget sama keluarga dia, gara-gara gue anak mereka jadi perang dingin. Bantu gue supaya mereka akur lagi ya Kak," ucap Tiara sambil memohon kepada Dira. Dira bingung harus menjawab apa.
"Gue masih bingung sama maksud pembicaraan ini. Tapi yang perlu lo tahu kalau gue enggak suka sama Milo. Gue bakal bantu lo supaya Milo sama-" ucap Dira terhenti karena dia lupa nama adiknya Milo padahal baru saja disebut sama Tiara tadi.
"Vero."
"Iya sama Vero bisa baikan lagi. Tapi untuk masalah membuat Milo suka sama gue, gue nggak bisa. Pahamkan?"
"Iya Kak. Gue paham. Makasih banyak ya Kak," seru Tiara sambil memeluk Dira tiba-tiba. "Masalah Kak Milo itu jangan diambil pusing. Sebagai balasan atas perbuatan baik Kakak, gue bakal buat Kak Milo sadar kalau sebenarnya yang dia suka itu bukan gue tapi Kak Dira."
"Apaan sih. Enggak mungkinlah. Sudahan napa pelukannya, dilihatin orang tuh!"
"Hehe makasih ya Kak."
"Jangan makasih dulu. Belum juga gue buat mereka baikan. Nanti aja kalau sudah akur baru bilang makasih."
"Engak papa bilang duluan anggap aja DP hehe. Yasudah gue masuk kelas ya Kak, bye."
Dira pun berlalu pergi menaiki anak tangga menuju kelasnya. Disepanjang jalan Dira memikirkan maksud ucapan Tiara tadi. Rasanya tidak mungkin kalau Milo suka padanya. Mungkin hanya anggapan Tiara saja. Dengan acuh Dira membuang jauh jauh pikiran yang tadi sempat mengganggunya dan memasuki kelasnya.
****
21 November 2018
Love❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape (Completed)
Teen FictionSakit ... Sakit itu kalau kita di sia-siakan oleh orang terdekat kita yang paling kita sayangi padahal kita sudah terlalu percaya dengan mereka tapi mereka malah menjadikan kita sebuah pelarian.