Waktu pulang sekolah adalah waktu yang paling ditunggu para siswa disetiap sekolah. Begitu juga dengan Dira, dirinya akan merasa senang luar biasa seperti beban yang dipikulnya seakan terlepas entah kemana.
Hari kamis adalah hari dimana terkadang Dira akan berkumpul dengan siswa seangkatannya untuk melihat kegiatan ekskul jurnalistik.
"Hai, Lex." Sapa Dira ketika bertemu Alex. Mereka pernah mengikuti ekskul yang sama, dan jabatan Alex di jurnalistik adalah mantan ketua jurnalis. Karena mereka sudah kelas dua belas maka mereka tidak bisa lagi mengikuti kegiatan semua ekskul yang ada disekolah ini.
"Lama enggak liat mereka latihan."
"Iya nih, gue tadi mau ketempat mereka kumpul eh malah ketemu elo disini."
"Kalo gitu bareng aja."
"Lo mau lihat mereka latihan juga?"
"Iya, makanya sekalian aja."
Alex dan Dira berjalan beriringan menuju taman dimana anak-anak jurnalis sering berkumpul. Di sini biasanya mereka cuma melihat adek kelasnya latihan atau di kasih materi sama pelatih, sekaliankan bisa dapat materi baru lagi.
Dira dan Alex duduk dibelakang adek kelasnya. Mereka asyik menyimak materi tentang cara menjadi reporter sampai ada siswa yang baru saja sampai disini dan meminta izin pelatih agar boleh mengikuti ekskul ini.
"Maaf ka, saya terlambat."
"Iya, langsung duduk aja!"
"Makasih ka."
Siswa tadi langsung duduk di bangku taman. Dira menengok siapa siswa yang tadi terlambat, ternyata dia adalah Tiara. Dira mendengarkan materi yang sudah dia ketahui walaupun ada beberapa materi yang baru kali ini dia tahu. Setelah selesai dengan materinya, Ka Ilham nama panggilannya, membagi mereka menjadi beberapa kelompok.
"Sekarang kalian bisa mencoba mewawancarai siswa yang ada di sini, materinya bebas pokoknya setelah balik kesini para redaktur di setiap kelompok akan membuat berita dari hasil wawancara kalian. Kalian siap?!"
"Siap!"
Mereka langsung menyebar mencari siswa yang belum pulang dan bisa di wawancarai.
"Lex, ikut mereka yuk!"
"Males ah, lo aja."
"Payah lo! Yasudah bye."
Dira kemudian meminta izin dengan Ka Ilham untuk ikut melihat adek kelasnya melakukan wawancara. Setelah mendapat izin, Dira mengikuti adek kelas yang dijumpainya.
"Dek, kaka ikut ya."
"Owhh... boleh ka," jawab Tiara, salah satu dari keempat siswa yang sedang mencari sumber yang akan diwawancarainya.
"Makasih ya."
"Iya kak."
"Ngomong-ngomong mau wawancara tentang apa nih?"
"Kami mau wawancara tentang kebijakan pemerintah mengenai fullday, ka."
"Bagus tuh materinya," puji Dira membuat mereka tersenyum bangga.
Setelah mengelilingi sekolah, mereka akhirnya ketemu siswa yang belum pulang kerumah walaupun agak tidak menyakinkan untuk mewawancarai mereka, mau diapain lagi orang cuma tinggal mereka aja.
"Kak Milo."
"Kak Lardo."
"Kak Elvin."
"Kak Alva."
Mendengar nama mereka disebut, sontak menoleh kebelakang yang sudah berdiri lima orang cewe dengan membawa buku dan handphone kecuali Dira pastinya karena dia cuma melihat saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape (Completed)
Teen FictionSakit ... Sakit itu kalau kita di sia-siakan oleh orang terdekat kita yang paling kita sayangi padahal kita sudah terlalu percaya dengan mereka tapi mereka malah menjadikan kita sebuah pelarian.