Dira menatap langit-langit kamarnya. Terlintas kejadian di mall tadi saat bersama dengan Milo. Entah mengapa saat mengingat kejadian tadi membuatnya tidak sadar tersenyum kecil. Diambilnya handphone yang berada di atas meja di sebelah kasurnya. Digesernya layar handphone miliknya, Dira membuka album dan muncullah foto Milo. Dira kembali melihat foto yang memperlihatkan hidung Milo lagi-lagi Dira tertawa melihatnya.
"Kalo gue upload keren nih haha... eh jangan deh kasian."
Digesernya lagi layar handphonenya, kini yang muncul adalah wajah Milo yang terkejut.
Lagi aib aja gantenglo.
Dira tidak menampik fakta kalau Milo memanglah terlihat sempurna. Mata hazelnya membuat siapa saja yang melihat seakan terhipnotis, wajahnya yang terlihat seperti orang luar negeri membuat siapa saja jadi menyukainya tapi tidak dengan Dira sekarang, dia malah kesal dengan Milo karena sikapnya yang menyebalkan.
Dilihatnya jam dinding yang sudah menujukkan pukul sepuluh malam. Dira memutuskan untuk tidur, dimatikannya lampu kamarnya lalu dinyalakannya lampu tidur sedangkan handphonenya dia matikan daya.
"Good night the world."
***
Dira terus mengayuh sepedanya, sedikit lagi dia sampai didepan gerbang sekolahnya.
"Pagi pak!" Teriak Dira membuat pak satpam terkejut. Dira yang melihat itu malah tertawa.
Di parkirnya sepedanya di tempat biasanya dia memarkirkan sepeda miliknya. Saat membalikkan badannya, matanya melihat mobil milik Milo yang memasuki gerbang sekolah. Segera Dira melepas helm yang terpasang di kepalanya dan segera mungkin berlari menuju kelasnya jangan sampai dia tertangkap Milo habislah riwayatnya.
Sedangkan di dalam mobil Milo melihat aksi Dira yang melarikan diri darinya. Cepat atau lambat mereka pasti ketemu karena mereka satu sekolah. Ketika hendak memarkirkan mobilnya di sebelah mobil Lardo, Milo melihat sepeda Dira yang menghalangi mobilnya. Dengan kesal Milo mengalihkan sepeda milik Dira untuk di pindahkan ke parkiran khusus sepeda motor yang terletak terpisah. Sedangkan di dalam mobil Lardo dan Elvin ternyata belum turun dari mobilnya, mereka melihat Milo yang memindahkan sepeda pink entah milik siapa sambil tertawa. Setelah puas tertawa mereka turun untuk menggoda sahabatnya itu.
"Ternyata sahabat gue pinky boy ya..." ejek Lardo.
"Iya nih mukanya doang maco eh hatinya hello kitty," sambung Elvin menimpali.
"Bukan hello kitty tapi monokurobo," sahut Milo kesal lalu menarik standar sepeda Dira.
"Haha... babi dong," ucap Lardo dan Elvin sembari tertawa.
Milo meninggalkan kedua sahabatnya yang sedang tertawa terpingkal-pingkal. Di lepasnya jaket yang melekat di badannya lalu menaruh jaket tersebut kepunggungnya. Di sepanjang jalan banyak cewe dari adek kelas sampai yang seangkatan dengannya menyapanya yang sedang lewat didepan kelas mereka, Milo hanya membalas sapaan mereka dengan tersenyum kecil tapi namanya cewe disenyumin dikit sudah menjerit-jerit.
Dari belakang Lardo dan Elvin mengikuti Milo yang sedang kesal dengan mereka berdua. Lardo dengan muka playboynya dan Elvin dengan muka sok coolnya melambaikan tangannya seperti mengikuti ajang fashion show kepada para cewe yang sedang memandang mereka.
"Gue berasa jadi artis Vin."
"Lah gue merasa jadi buronan. Jalan kesini di teriakin jalan kesana di teriakin seolah gue ini maling aja."
"Mereka fans lo bodoh, wajar saja mereka menjerit saat melihat elo gimana sih."
"Gitu ya?"
"Iya," ucap Lardo ketus. Ini Elvin sok polos atau lagi sedeng entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape (Completed)
Teen FictionSakit ... Sakit itu kalau kita di sia-siakan oleh orang terdekat kita yang paling kita sayangi padahal kita sudah terlalu percaya dengan mereka tapi mereka malah menjadikan kita sebuah pelarian.