Yang lebih menyakitkan daripada sakit hati adalah kehilanganmu disaat aku sudah nyaman
-Milo🐳🐳🐳
Suara bising terdengar keras ditelinga Milo yang sedang berlari kesana kemari mencari Dira. Milo berhenti untuk melihat jadwal keberangkatan menuju London. Dalam hati dia masih belum percaya kisah cintanya akan terhenti disini. Di bandara ini. Itupun kalau mereka bertemu. Rasanya mustahil bisa ketemu Dira ditengah lautan manusia yang memadati bandara.
Shit.
Umpatan kasar itu keluar begitu saja dari mulutnya ketika melihat benda yang melingkar ditangannya. Sekarang harusnya Dira sudah berada didalam pesawat menuju London. Milo meremas paperbag yang sedari tadi dipegangnya. Berharap dengan adanya isi yang ada di paperbag ini bisa membuat hubungan mereka membaik. Namun nasib berkata lain.
Milo duduk di kursi tunggu sambil meremas rambutnya kesal. Diletakkannya paperbag tadi di kursi kosong disebelahnya. Senyum terpatri diwajahnya ketika dia melihat dua anak kecil yang saling melepas rindu. Betapa romantisnya mereka.
"Kaka hati-hati disana ya," ucap gadis yang kira-kira berumur tujuh tahun itu kepada kaka lelakinya.
"Iya. Jagain bunda ya. Jangan nakal!" balas anak lelaki itu sambil mengusap rambut gadis manis tersebut.
Milo menghembuskan napas kasar. Memijit dahinya pelan. Rasanya nyeri. Milo menutup matanya mencoba melupakan masalahnya sebentar. Dengan lesu, Milo mengambil kunci mobilnya dan berniat pulang. Toh Dira pasti sudah di dalam pesawat.
Karena terlalu fokus menatap kunci mobilnya dan sedikit melamun, Milo tidak melihat ada seseorang yang sedang terburu-buru dari arah berlawanan. Dan terjadilah aksi tabrakan.
Bruk.
Aww.
"Maaf gue gak lihat," ucap Milo menjulurkan tangannya berniat membantu orang yang tidak sengaja ditabraknya.
"Iya, gue juga lagi buru-buru makanya gak lihat ada lo."
Milo sontak saja melotot melihat sosok yang baru saja ditabraknya. Dia adalah alasan Milo ngebut ngebutan menuju bandara. Dira. Dira ada didepannya. Dira masih belum sadar kalau orang yang menabraknya adalah Milo. Dia berdiri sambil menarik kopernya lalu menatap Milo dengan terkejut.
"MILO!" teriak Dira.
Milo langsung memeluk Dira erat dan segera melepasnya setelah sadar. Milo langsung meminta maaf atas sikap lancangnya kepada Dira.
"Maaf."
"Eh iya."
"Dir, ada yang harus gue jelaskan sama lo. Tolong kasih gue waktu sebentar aja," mohon Milo kepada Dira.
"Bukannya gak mau Mil. Tapi jam keberangkatan gue sebentar lagi. Yang ada gue bisa ketinggalan pesawat," balas Dira takut menyinggung perasaan Milo. Sebenarnya cuman alibinya saja. Karena keberangkatannya masih satu jam lagi. Biasalah, harus ditunda karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan untuk melakukan penerbangan.
"Please, Dir. Anggap aja sebagai obrolan terakhir kita sebelum pisah untuk waktu yang tidak pasti," bujuk Milo tanpa henti. Dia harus menjelaskannya sekarang. Agar perasaannya tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape (Completed)
Teen FictionSakit ... Sakit itu kalau kita di sia-siakan oleh orang terdekat kita yang paling kita sayangi padahal kita sudah terlalu percaya dengan mereka tapi mereka malah menjadikan kita sebuah pelarian.